- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dari "Copet" Hingga "Tukang Buah" Ingin Ikut ke Indonesia


TS
Caverim
Dari "Copet" Hingga "Tukang Buah" Ingin Ikut ke Indonesia
Quote:
Para pemain timnas Indonesia yang berlaga pada Homeless World Cup (HWC) 2013 di Polandia menyimpan banyak cerita menarik. Salah satunya adalah membuat Jack, kiper Afrika Selatan, ingin 'diadopsi' dan ikut ke Indonesia bersama para pemain Indonesia.
Mifta Sano Sudrajat (31), salah seorang pemain timnas, mengaku baru kali ini mengenal karakter orang Afrika. Awalnya ia punya pandangan jika orang Afrika tertutup dan menyeramkan. Tapi pandangan itu berubah ketika ia berada di Polandia dan berinteraksi langsung dengan pemain Afrika.
"Ternyata mereka welcome dan enak diajak ngobrol walaupun kita bahasa Inggrisnya terbata-bata," ucap Mifta kepada Okezone, Jumat (23/8/2013).
Selama di Polandia, timnas Indonesia cukup sering didatangi oleh pemain timnas Afrika Selatan. Yang paling dekat adalah Jack, kiper Afrika Selatan. "Dia cerita kalau di negaranya dia tuh copet," ungkap Mifta.
Intensitas pertemuan Jack dengan pemain Indonesia cukup banyak. Kedekatan Jack dan para pemainnya pun sangat erat meski baru mengenal para pemain Indonesia.
Di mata Jack, para pemain Indonesia sangat menyenangkan karena punya rasa kekeluargaan yang kuat. "Malah akhirnya Jack ini ingin ikut ke Indonesia, dia minta 'diadopsi'," tuturnya.
Mifta mengatakan, Jack bahkan menangis karena ingin ikut ke Indonesia bersama para pemain Indonesia. Tapi keinginan Jack belum terwujud. Jack harus kembali ke negaranya, begitu juga dengan pemain Indonesia.
Selain Jack, ada juga yang ingin ikut ke Indonesia. Ia adalah salah seorang panitia HWC yang bertugas menyediakan buah-buahan bagi para pemain sehabis berlaga. "Saya lupa namanya, tapi dia orang Polandia," kata Mifta.
Soal sosok orang Polandia, Mifta sempat diberitahu panitia bahwa orang Polandia terbilang tertutup, terlebih pada orang asing dengan kulit berwarna. Karena sikap tertutup itu, orang Polandia sulit untuk akrab dengan orang asing. Tapi hal itu runtuh oleh para pemain Indonesia.
Selama berada di sana, para pemain Indonesia sering berinteraksi dengan orang Polandia. Salah satu yang paling sering adalah yang pemain Indonesia sebut sebagai tukang buah-buahan.
"Dia senang sama para pemain Indonesia karena sering nyanyi bareng-bareng, bercanda, ketawa-ketawa," ujar pria asal DKI Jakarta ini.
Kedekatan para pemain Indonesia dengan si tukang buah ternyata cukup berkesan meski selama di sana lebih sering berkomunikasi dengan bahasa Tarzan alias bahasa tubuh.
"Dia juga nangis waktu pemain Indonesia mau pulang. Dia meluk kita satu per satu," paparnya.
Karena kedekatan itu, si tukang buah bahkan berencana ingin ke Indonesia. "Dia katanya mau ngumpulin uang. Kalau sudah cukup uangnya, dia mau ke Indonesia," kata Mifta.
Selain tukang buah, banyak orang Polandia yang cukup dekat dengan pemain Indonesia. "Ada tukang kunci, bahkan wakil wali Kota di sana juga ikut mendukung kita, dia sempat minta foto bareng juga sama kita," tandas Mifta.
Mifta Sano Sudrajat (31), salah seorang pemain timnas, mengaku baru kali ini mengenal karakter orang Afrika. Awalnya ia punya pandangan jika orang Afrika tertutup dan menyeramkan. Tapi pandangan itu berubah ketika ia berada di Polandia dan berinteraksi langsung dengan pemain Afrika.
"Ternyata mereka welcome dan enak diajak ngobrol walaupun kita bahasa Inggrisnya terbata-bata," ucap Mifta kepada Okezone, Jumat (23/8/2013).
Selama di Polandia, timnas Indonesia cukup sering didatangi oleh pemain timnas Afrika Selatan. Yang paling dekat adalah Jack, kiper Afrika Selatan. "Dia cerita kalau di negaranya dia tuh copet," ungkap Mifta.
Intensitas pertemuan Jack dengan pemain Indonesia cukup banyak. Kedekatan Jack dan para pemainnya pun sangat erat meski baru mengenal para pemain Indonesia.
Di mata Jack, para pemain Indonesia sangat menyenangkan karena punya rasa kekeluargaan yang kuat. "Malah akhirnya Jack ini ingin ikut ke Indonesia, dia minta 'diadopsi'," tuturnya.
Mifta mengatakan, Jack bahkan menangis karena ingin ikut ke Indonesia bersama para pemain Indonesia. Tapi keinginan Jack belum terwujud. Jack harus kembali ke negaranya, begitu juga dengan pemain Indonesia.
Selain Jack, ada juga yang ingin ikut ke Indonesia. Ia adalah salah seorang panitia HWC yang bertugas menyediakan buah-buahan bagi para pemain sehabis berlaga. "Saya lupa namanya, tapi dia orang Polandia," kata Mifta.
Soal sosok orang Polandia, Mifta sempat diberitahu panitia bahwa orang Polandia terbilang tertutup, terlebih pada orang asing dengan kulit berwarna. Karena sikap tertutup itu, orang Polandia sulit untuk akrab dengan orang asing. Tapi hal itu runtuh oleh para pemain Indonesia.
Selama berada di sana, para pemain Indonesia sering berinteraksi dengan orang Polandia. Salah satu yang paling sering adalah yang pemain Indonesia sebut sebagai tukang buah-buahan.
"Dia senang sama para pemain Indonesia karena sering nyanyi bareng-bareng, bercanda, ketawa-ketawa," ujar pria asal DKI Jakarta ini.
Kedekatan para pemain Indonesia dengan si tukang buah ternyata cukup berkesan meski selama di sana lebih sering berkomunikasi dengan bahasa Tarzan alias bahasa tubuh.
"Dia juga nangis waktu pemain Indonesia mau pulang. Dia meluk kita satu per satu," paparnya.
Karena kedekatan itu, si tukang buah bahkan berencana ingin ke Indonesia. "Dia katanya mau ngumpulin uang. Kalau sudah cukup uangnya, dia mau ke Indonesia," kata Mifta.
Selain tukang buah, banyak orang Polandia yang cukup dekat dengan pemain Indonesia. "Ada tukang kunci, bahkan wakil wali Kota di sana juga ikut mendukung kita, dia sempat minta foto bareng juga sama kita," tandas Mifta.
http://bola.okezone.com/read/2013/08...t-ke-indonesia
Keramahan orang Indonesia tidak luntur meski zaman terus berubah.


0
2.4K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan