Baju luar angkasa (space suit) diciptakan pertama kali 80 tahun yang lalu. Baju tersebut sebenarnya diciptakan untuk pilot pesawat agar dapat terbang lebih tinggi dari sebelumnya. Semakin tinggi pilot terbang dengan pesawatnya, maka udara dan oksigen pun semakin tipis, jadi mereka memerlukan oksigen untuk bernafas guna menunjang tubuh mereka. Baju generasi pertama ini terbuat dari bahan karet dan kain sehingga pemakainya akan merasa kaku atau sulit bergerak ini diperburuk dengan ukuran baju tersebut yang cukup besarnya sizenya.
Pada tahun 1950 dan 1960an, Rusia dan Amerika memasuki era di mana kedua negara tersebut bersaing untuk menjadi yang pertama kali keluar angkasa. Meskipun pada awalnya astronot hanya berada di dalam pesawat luar angkasa selama mereka menjelajahi antariksa, para ilmuan tetap bersikeras bahwa para astronot memerlukan perlindungan selama mereka berada di atas sana. Jadi para ilmuan pun mulai mengembangkan baju astronot dari baju pilot yang sudah ada tersebut.
Baju astronot pertama kali hadir dibuat dalam warna perak (silver), karena para ilmuan mengetahui pasti warna tersebut dapat memantulkan panas sinar matahari. Baju tersebut terikat dengan selang yang mengalirkan oksigen dan air dingin.
Gambar di atas menunjukan 7 astronot NASA pertama yang menjalankan misi ke planet merkurius. Ini menjadikan Amerika sebagai negara yang pertama kali mengirimkan astronotnya ke Luar angkasa.




Sejak era 1950 pesawat mulai di desain untuk terbang lebih tinggi dan lebih cepat dari sebelumnya. Seperti gambar pesawat yang ada di atas, pesawat tersebut merupakan pesawat mata-mata yang terbang sangat tinggi bahkan hampir di luar angkasa.
Baju luar angkasa modern yang sekarang di pakai para astronot di stasiun luar angkasa awal mulanya merupakan baju yang sebenarnya di peruntukan untuk pilot pesawat mata-mata tersebut atau yang lebih dikenal dengan nama Blackbird spyplane.
Blackbird dapat terbang sangat cepat bahkan melebihi kecepatan peluru, dan dapat terbang menembus kecepatan suara, saking cepatnya, kaca (windscreen) pada pesawat dapat memanas hingga melebihi 200 derajat celsius karena bergesekan dengan udara. Tidak heran para pilotnya memerlukan baju dengan bahan khusus untuk dapat beradaptasi dan bertahan dengan lingkungan yang keras tersebut.




Semenjak persaingan keluar angkasa semakin menjadi ambisi dari negara adidaya, baju luar angkasa nya pun mengalami perkembangan signifikan. Pada saat misi Gemini NASA, baju luar angkasa ditingkatkan kinerjanya agar dapat membuat astronot berjalan keluar dari pesawatnya. Baju tersebut tersambung dengan sebuah kabel tabung yang mengalirkan udara dan air.
Pada saat misi Apollo, baju luar angkasa di desain ulang, agar dapat keluar dari pesawat ulang alik, dan dapat berjalan di bulan tanpa harus terhubung dengan pesawatnya.
Baju luar angkasa yang kita lihat di gambar merupakan baju dari misi Apollo. Baju tersebut memiliki ransel khusus yang di taruh dipunggung baju luar angkasa untuk menyimpan cukup udara, air dan energi listrik selama 8 jam agar dapat memudahkan astronot untuk mengeksplorasi permukaan bulan, tanpa harus terhubung dengan pesawat luar angkasa dengan bantuan selang khusus.
Baju tersebut juga memiliki semacam tabung khusus yang berguna sebagai toilet portable, ini di desain sedemikian rupa agar astronot tidak perlu kembali ke pesawat apabila ingin buang air. Dan lagi mereka tidak akan mungkin melepaskan bajunya di luar angkasa. (bukan karna UU pornografi lho)




Baju ini dapat membuat pemakainya dapat bergerak bebas di ruang hampa udara karena diaplikasikannya beberapa roket dalam tas punggung (ransel) yang menempel pada baju luar angkasa. Perangkat ini dinamakan Manned Maneuvering Unit(MMU).
Baju ini memiliki 24 roket kecil, yang memungkinkan astronot untuk terbang bebas ke segala arah di kehampaan luar angkasa tanpa harus terhubung dengan Pesawat Luar Angkasa. Kamera juga ditanamkan di atas helm astronot agar ilmuwan di bumi dapat memantau apa yang dilihat oleh astronot bersangkutan. Kontrol bergeraknya MMU pun dibuat praktis berada tepat di ujung tangan sehingga mudah untuk dikendalikan.




Astronot saat ini tidak perlu lagi terlalu sering memakai baju luar angkasa. Ketika mereka dalam pesawat luar angkasa pada sebuah misi perjalanan atau pun hanya berkunjung ke stasiun luar angkasa internasional, para astronot umumnya memakai pakaian biru untuk keseluruhan baik baju mau pun celananya atau bahkan memakai baju keseharian mereka di bumi.

Tetapi yang paling sering ditemukan pada masa sekarang ini adalah baju berwarna orange (ESS space shuttle suit). Baju ini dipakai astronot ketika akan lepas landas dan mendarat, berguna untuk melindungi para awak pesawat apabila terjadi masalah dalam pesawat luar angkasa (pesawat ulang alik) bersangkutan. Warnanya orange karena untuk antisipasi apabila terjadi situasi emergency yang memaksa para awak untuk meninggalkan pesawat,sehingga waktu mereka mendarat dengan parasut mereka di antah berantah mereka akan lebih mudah ditemukan .





Di masa yang akan datang manusia mungkin dapat mengadakan tour ke luar angkasa. Para ahli pun sedang membuat baju luar angkasa yang lebih kecil, lebih ringan, nyaman dipakai, dan juga mudah pada saat mengenakan dan melepas baju tersebut. Karena baju luar angkasa yang sekarang memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk memakainya.
Baju ini akan didominasi dengan bahan kain, dibandingkan dengan bahan karet dan metal yang sebelumnya menjadi masalah pada baju luar angkasa saat ini. baju tersebut harus dapat membuat pemakainya nyaman untuk bergerak.