- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sumpah-Sumpah yang Menginspirasi


TS
Lights.
Sumpah-Sumpah yang Menginspirasi
Welcome to My Thread



"He who cheats with an oath acknowledges that he is afraid of his enemy, but that he thinks little of God. Plutarch Parallel Lives,'Lysander', ch.8."
Sumpah-sumpah yang TS rangkum, adalah sumpah-sumpah yang terkenal dan dipegang teguh oleh orang yang melontarkan sumpah tersebut, sekaligus menjadi inspirasi bagi orang-orang. Semoga menjadi inspirasi buat yang baca.


Sekian dan Terima Gaji
Quote:






Kaskuser Yang Baik Budayakan Chit Chat Bermatabat
dan jika berkenantolong di beri rate
dan jika berkenantolong di beri rate

Quote:
"He who cheats with an oath acknowledges that he is afraid of his enemy, but that he thinks little of God. Plutarch Parallel Lives,'Lysander', ch.8."
Sumpah-sumpah yang TS rangkum, adalah sumpah-sumpah yang terkenal dan dipegang teguh oleh orang yang melontarkan sumpah tersebut, sekaligus menjadi inspirasi bagi orang-orang. Semoga menjadi inspirasi buat yang baca.




Spoiler for Sumpah Pertama::
1. Sumpah Bishma

Nama Bhishma dalam bahasa Sanskerta berarti "Dia yang sumpahnya dahsyat (hebat)", karena ia bersumpah akan hidup membujang selamanya dan tidak mewarisi tahta kerajaannya. Nama Dewabrata diganti menjadi Bisma karena ia melakukan bhishan pratigya, yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya. Hal itu dikarenakan Bisma tidak ingin dia dan keturunannya berselisih dengan keturunan Satyawati, ibu tirinya.
Hingga menjelang kematiannya Bishma tetap memegang teguh sumpahnya dan membujang.
Quote:

Nama Bhishma dalam bahasa Sanskerta berarti "Dia yang sumpahnya dahsyat (hebat)", karena ia bersumpah akan hidup membujang selamanya dan tidak mewarisi tahta kerajaannya. Nama Dewabrata diganti menjadi Bisma karena ia melakukan bhishan pratigya, yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya. Hal itu dikarenakan Bisma tidak ingin dia dan keturunannya berselisih dengan keturunan Satyawati, ibu tirinya.
Hingga menjelang kematiannya Bishma tetap memegang teguh sumpahnya dan membujang.
Spoiler for Sumpah Kedua::
2. Sumpah Palapa
.png)
Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M).
Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi,
Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
Terjemahannya,
Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit.
Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Dimulai dengan penaklukan ke daerah Swarnnabhumi (Sumatera) tahun 1339, pulau Bintan, Tumasik (sekarang Singapura), Semenanjung Malaya, kemudian pada tahun 1343 bersama dengan Arya Damar menaklukan Bedahulu (di Bali) dan kemudian penaklukan Lombok, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.
Quote:
.png)
Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M).
Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi,
Quote:
Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
Terjemahannya,
Quote:
Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit.
Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Dimulai dengan penaklukan ke daerah Swarnnabhumi (Sumatera) tahun 1339, pulau Bintan, Tumasik (sekarang Singapura), Semenanjung Malaya, kemudian pada tahun 1343 bersama dengan Arya Damar menaklukan Bedahulu (di Bali) dan kemudian penaklukan Lombok, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.
Spoiler for Sumpah Ketiga::
3. Sumpah Pandawa

Pandawa atau lima putra pandu, yang dipimpin oleh yudistira pernah melakukan sumpah 2 kali dan keduanya ditepati.
A. Sumpah untuk meninggalkan kerajaan selama 13 tahun.
Berawal dari perselisihan perebutan kekuasaan di kisah mahabrata antara kurawa dan pandawa, dikisahkan bahwa Korawa memutuskan untuk menipu para Pandawa dengan cara mengajak mereka bermain dadu, dengan syarat yang kalah harus meninggalkan istana selama tiga belas tahun. Permainan dadu yang sudah disetel dengan licik mengakibatkan Pandawa kalah, sehingga mereka harus meninggalkan kerajaan selama tiga belas tahun dan terpaksa mengasingkan diri ke hutan. Sebelum Pandawa dibuang, Dretarastra berjanji akan menyerahkan takhta kerajaan Kuru kepada Yudistira sebab ia merupakan putra mahkota Dinasti Kuru yang sulung.
Setelah masa pengasingan selama tiga belas tahun berakhir, sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak meminta kembali kerajaannya. Namun Duryodana menolak mentah-mentah untuk menyerahkan kembali kerajaannya. Meskipun mendapatkan tanggapan seperti itu, Yudistira dan adik-adiknya masih mampu bersabar. Sebagai seorang pangeran, Pandawa merasa wajib dan berhak turut serta dalam administrasi pemerintahan, maka mereka meminta lima buah desa saja. Tetapi Duryodana sombong dan berkata bahwa ia tidak bersedia memberikan tanah kepada para Pandawa, bahkan yang seluas ujung jarum pun. Jawaban itu membuat para Pandawa tidak bisa bersabar lagi dan perang tak bisa dihindari. Di pihak lain, Duryodana pun sudah mengharapkan peperangan.
B. Sumpah Mahaprasthanam
Sumpah ini dilakukan dalam rangka penyucian jiwa, Pandawa bersaudara berpegang teguh pada sumpah mahaprasthanam. Dalam ikrar itu mereka tidak boleh makan atau minum apa pun di sepanjang jalan, tidak boleh beristirahat, dan harus berjalan terus lurus ke Utara hingga ajal tiba. Inilah nazar yang mereka lakukan, demikian tegar dan mengagumkan. Kisah sumpah ini terdapat di bagian akhir dari kisah pandawa.
Quote:

Pandawa atau lima putra pandu, yang dipimpin oleh yudistira pernah melakukan sumpah 2 kali dan keduanya ditepati.
A. Sumpah untuk meninggalkan kerajaan selama 13 tahun.
Berawal dari perselisihan perebutan kekuasaan di kisah mahabrata antara kurawa dan pandawa, dikisahkan bahwa Korawa memutuskan untuk menipu para Pandawa dengan cara mengajak mereka bermain dadu, dengan syarat yang kalah harus meninggalkan istana selama tiga belas tahun. Permainan dadu yang sudah disetel dengan licik mengakibatkan Pandawa kalah, sehingga mereka harus meninggalkan kerajaan selama tiga belas tahun dan terpaksa mengasingkan diri ke hutan. Sebelum Pandawa dibuang, Dretarastra berjanji akan menyerahkan takhta kerajaan Kuru kepada Yudistira sebab ia merupakan putra mahkota Dinasti Kuru yang sulung.
Setelah masa pengasingan selama tiga belas tahun berakhir, sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak meminta kembali kerajaannya. Namun Duryodana menolak mentah-mentah untuk menyerahkan kembali kerajaannya. Meskipun mendapatkan tanggapan seperti itu, Yudistira dan adik-adiknya masih mampu bersabar. Sebagai seorang pangeran, Pandawa merasa wajib dan berhak turut serta dalam administrasi pemerintahan, maka mereka meminta lima buah desa saja. Tetapi Duryodana sombong dan berkata bahwa ia tidak bersedia memberikan tanah kepada para Pandawa, bahkan yang seluas ujung jarum pun. Jawaban itu membuat para Pandawa tidak bisa bersabar lagi dan perang tak bisa dihindari. Di pihak lain, Duryodana pun sudah mengharapkan peperangan.
B. Sumpah Mahaprasthanam
Sumpah ini dilakukan dalam rangka penyucian jiwa, Pandawa bersaudara berpegang teguh pada sumpah mahaprasthanam. Dalam ikrar itu mereka tidak boleh makan atau minum apa pun di sepanjang jalan, tidak boleh beristirahat, dan harus berjalan terus lurus ke Utara hingga ajal tiba. Inilah nazar yang mereka lakukan, demikian tegar dan mengagumkan. Kisah sumpah ini terdapat di bagian akhir dari kisah pandawa.
Spoiler for Sumpah Ke-Empat::
4. Sumpah Hippocrates

Hippocrates (460-370 SM) adalah seorang dokter dan bapak kedokteran. Corpus Hippocrates merupakan kumpulan 70 karya pada topik medis yang berbeda. Sebagian besar karya itu merupakan hasil dari studi kasus. Karyanya yang paling terkenal adalah Sumpah Hippocrates yang berisi etika kedokteran. Turunan dari sumpah ini masih dipakai oleh para dokter saat ini. Hippocrates juga telah membuat kontribusi langsung dalam dunia pengobatan karena ia adalah orang pertama yang menjelaskan sejumlah penyakit. Apakah Hippocrates adalah penulis sebenarnya Corpus Hippocrates masih diperdebatkan, dan tampaknya sebagian besar para ahli setuju bahwa setidaknya sebagian dari buku itu ditulis juga oleh murid dan pengikutnya.
Terjemahan Isi sumpahnya :
"Saya bersumpah demi Appolo sang penyem buh dan Asclepios, Segala Kesem buhan, seluruh Dewa-Dewi, bahwa sesuai dengan kemam puan dan penilaian,
Saya akan menaati sumpah dan perjan jian ini dengan menghor mati orang-orang yang mengajarkan Seni ini pada saya selayak nya orang tua saya, ber bagi pengetahuan dengan nya, dan meringankan beban nya bila diperlukan; meman dang anak-anaknya seperti saudara-saudara saya sen diri, dan meng ajarkan mereka Seni ini, bila mereka ingin mempelajarinya, tanpa biaya atau imbalan, dan melalui bim bingan, ceramah dan cara-cara pem belajaran yang lain nya, saya akan meng ajarkan pengetahuan Seni ini kepada anak-anak saya, dan anak-anak guru saya dan kepada siswa-siswa yang ter kait per jan jian atau sum pah sesuai dengan hukum dunia kedok teran, namun tidak kepada pihak-pihak lain.
Saya akan menaati sistem prosedur kesehatan yang sesuai dengan kemam puan dan penilaian saya, saya akan mem perhatikan kepen tingan pasien saya, dan tidak akan melakukan hal-hal yang membahayakan baik secara lang sung maupun tidak langsung.
Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapa pun bila diminta, atau tidak akan mem berikan saran untuk itu; dalam ben tuk apapun.
Saya tidak akan memberikan obat untuk melakukan aborsi kepada wanita, dan dengan ketulusan dan kesucian, saya akan men jalani hidup saya dan memp raktekkan Seni ini.
Saya tidak akan membedah orang tetapi akan mem berikan hal ini dikerjakan oleh orang yang dapat mengajar kan nya. Di rumah mana pun yang saya kun jungi, saya akan mendatanginya untuk kepentingan si sakit, dan akan menjauhi tindakan penyelewengan dan korupsi dengan sengaja; dan selan jut nya men jauhkan diri dari rayuan wanita dan pria baik dari golongan orang merdeka maupun budak.
Apa pun, yang berhubungan dengan praktek profesional atau tidak ber hubungan dengan nya, yang saya lihat atau dengar selama saya hidup, yang tidak boleh disebarluaskan, saya tidak akan menyebarluaskan hal-hal yang harus dirahasiakan itu. Selama saya memegang teguh sumpah ini, semoga saya dikarunia kebahagiaan hidup, dan prak tek Seni ini dihor mati oleh semua orang selamanya. Tapi bila saya melang gar sumpah ini, semoga kebalikan nya yang terjadi pada saya.
Quote:

Hippocrates (460-370 SM) adalah seorang dokter dan bapak kedokteran. Corpus Hippocrates merupakan kumpulan 70 karya pada topik medis yang berbeda. Sebagian besar karya itu merupakan hasil dari studi kasus. Karyanya yang paling terkenal adalah Sumpah Hippocrates yang berisi etika kedokteran. Turunan dari sumpah ini masih dipakai oleh para dokter saat ini. Hippocrates juga telah membuat kontribusi langsung dalam dunia pengobatan karena ia adalah orang pertama yang menjelaskan sejumlah penyakit. Apakah Hippocrates adalah penulis sebenarnya Corpus Hippocrates masih diperdebatkan, dan tampaknya sebagian besar para ahli setuju bahwa setidaknya sebagian dari buku itu ditulis juga oleh murid dan pengikutnya.
Terjemahan Isi sumpahnya :
Quote:
"Saya bersumpah demi Appolo sang penyem buh dan Asclepios, Segala Kesem buhan, seluruh Dewa-Dewi, bahwa sesuai dengan kemam puan dan penilaian,
Saya akan menaati sumpah dan perjan jian ini dengan menghor mati orang-orang yang mengajarkan Seni ini pada saya selayak nya orang tua saya, ber bagi pengetahuan dengan nya, dan meringankan beban nya bila diperlukan; meman dang anak-anaknya seperti saudara-saudara saya sen diri, dan meng ajarkan mereka Seni ini, bila mereka ingin mempelajarinya, tanpa biaya atau imbalan, dan melalui bim bingan, ceramah dan cara-cara pem belajaran yang lain nya, saya akan meng ajarkan pengetahuan Seni ini kepada anak-anak saya, dan anak-anak guru saya dan kepada siswa-siswa yang ter kait per jan jian atau sum pah sesuai dengan hukum dunia kedok teran, namun tidak kepada pihak-pihak lain.
Saya akan menaati sistem prosedur kesehatan yang sesuai dengan kemam puan dan penilaian saya, saya akan mem perhatikan kepen tingan pasien saya, dan tidak akan melakukan hal-hal yang membahayakan baik secara lang sung maupun tidak langsung.
Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapa pun bila diminta, atau tidak akan mem berikan saran untuk itu; dalam ben tuk apapun.
Saya tidak akan memberikan obat untuk melakukan aborsi kepada wanita, dan dengan ketulusan dan kesucian, saya akan men jalani hidup saya dan memp raktekkan Seni ini.
Saya tidak akan membedah orang tetapi akan mem berikan hal ini dikerjakan oleh orang yang dapat mengajar kan nya. Di rumah mana pun yang saya kun jungi, saya akan mendatanginya untuk kepentingan si sakit, dan akan menjauhi tindakan penyelewengan dan korupsi dengan sengaja; dan selan jut nya men jauhkan diri dari rayuan wanita dan pria baik dari golongan orang merdeka maupun budak.
Apa pun, yang berhubungan dengan praktek profesional atau tidak ber hubungan dengan nya, yang saya lihat atau dengar selama saya hidup, yang tidak boleh disebarluaskan, saya tidak akan menyebarluaskan hal-hal yang harus dirahasiakan itu. Selama saya memegang teguh sumpah ini, semoga saya dikarunia kebahagiaan hidup, dan prak tek Seni ini dihor mati oleh semua orang selamanya. Tapi bila saya melang gar sumpah ini, semoga kebalikan nya yang terjadi pada saya.
Sekian dan Terima Gaji

JANGAN LUPA 

ANE JANGAN DIKASIH


Quote:
ANE JANGAN DIKASIH
Quote:
jangan lupa loh gan








Quote:
Sumber: [url]wikipedia.com[/url]
0
3.8K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan