Mungkin bagi sebagian orang yang sudah mengerti, catatan ini agak sedikit berbau filsafat. Karena memang dasar penulisannya diletakkan pada pengetahuan manusia secara umum dan bersifat mendasar. Penting sekali mengetahui hal yang dasar, sebelum beranjak pada pengetahuan yang lebih kompleks. Manusia secara umum memang terbagi menjadi dua, dengan jenis kelamin laki-laki dan wanita-begitu pula dengan fungsi struktur otaknya. Secara umum sama, tetapi karena laki-laki kuat di logika sedangkan wanita kuat di intuisinya, hal itu memungkinkan pola berpikir yang sama namun tak serupa. Sudah banyak referensi atau sumber-sumber yang beredar dimana-mana terkait pola pikir manusia. Seperti penjelasan mengenai “anak yang konsen belajar jika mendengarkan musik” & “anak yang suka keheningan saat belajar, hingga membuat ia konsen” dan sebagainya. Hadirnya banyak referensi, semakin menambah ranah pengetahuan menjadi “lebat”. Layaknya hutan, jika berisi banyak tumbuhan akan terasa segar bukan? ya memang tidak indah, tapi hutannya masih bisa “dicukur” biar terlihat cantik. Empat jenis pengetahuan manusia, mendasarkan sesuatu pada hal-hal yang bersifat “merasa”, kemudian mengirimkan fungsi “rasa” tadi kepada otak, sehingga otak akan memprosesnya menjadi sebuah “finishing” atau penentuan akhir bahwa sesuatu itu terdapat di jenis yang mana. Dimulai dari yang pertama :
1. Orang yang tahu di tahunya
Quote:
Orang yang berjenis ini biasanya ia mampu mengetahui hal kompleks apa yang ia miliki di dalam dirinya. Contohnya ada seorang anak SMA yang “galau” karena bingung mau melanjutkan kemana setelah lulus nanti. Kebetulan ia ingat saat dulu awal-awal masuk SMA, ia merasa sangat suka menolong orang yang terluka, sakit perut (bukan pup ya), dsb. Dari perasaan senang itu, ia memutuskan untuk mengikuti ekstrakulikuler PMR & saat kelas 2 ia masuk di jurusan IPA. Saat kelulusan tiba, ia ingin meneruskan study_nya di bidang kedokteran karena IA TAHU kalau ia senang di bidang itu & MERASA nyaman melakukannya tanpa beban. Jika di ranking, jenis pengetahuan ini berada di bagian paling puncak dari jenis-jenis yang lain. Namun bukan berarti karena berada di posisi puncak, orang yang berada di jenis ini lantas tahu semuanya tentang apapun bakat yang ada di dalam dirinya. Karena kodrat manusia yang tidak sempurna & perlu banyak belajar, maka sejatinya manusia memang harus mencari tahu :-). Bagaimana caranya berada di posisi ini? dengan melihat-memahami-mencermati apa potensi yang berada di dalam diri. Tidak mudah memang, & saat proses mencari berlangsung, ia akan merasakan kebingungan yang sangat luar biasa. Tapi setidaknya sudah tahu cara mencarinya bukan?
2. Orang yang tidak tahu di tahunya
Quote:
Pernah berkonsultasi kepada guru BK atau ke orang tua, guru, maupun teman? saat ditanya “kamu sukanya apa?” anda menjawab “aku suka musik” atau “aku suka ngitung-ngitung” dan lain-lain. Maka sang guru BK akan menjawab “oh.. karena km suka ngitung duit, lbih baik km msuk di jurusan akuntansi aja”. Orang yang berada di jenis ini memang butuh diarahkan kepada hal-hal yang disukai, dan fungsi mediator seperti guru BK sangat penting. Tapi bukan yang Bau Kencur (BK) ya
3. Orang yang tahu ditidak tahunya
Quote:
Jenis yang ini kebalikan dari jenis yang pertama tadi. Anda bisa mengartikannya dengan bahasa anda sendiri. Kata-kata seperti “aku tahu kalau jadi lawyer itu (kalo sukses) enak. Tapi karena aku gak suka ngafalin undang-undang, jdinya q gk minat ke sana”.
4. Orang yang tidak tahu ditidaktahunya
Quote:
Jenis ini adalah jenis paling buruk diantara 4 jenis pengetahuan manusia. Ada kemungkinan orang yang berada di jenis ini tidak mau berfikir sedikitpun untuk mencari tahu potensi apa yang berada di dalam dirinya. Namun kadangkala, orang yang berjenis ini adalah yang paling aman diantara yang lain. Kenapa? jika mengibaratkan dengan sholat-anggap saja anda orangnya. Saat anda tersesat di suatu hutan pada waktu malam hari, anda ingin melakukan sholat. Karena anda tidak membawa kompas atau alat apapun, apalagi di hutan tersebut tidak ditemukan tanda-tanda khusus yang mengarahkan kepada suatu arah, maka dengan niat yang mantap insyaAllah menghadap kemanapun sholatnya tetap sah karena tidak tahu tadi (anggap saja waktu maghrib).[/FONT]