- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
(inspiring) menggenggam cinta sejati
TS
diserta
(inspiring) menggenggam cinta sejati

Nana adalah seorang gadis perantau di kota besar. Ia
berasal dari keluarga sederhana di sebuah kota kecil
yang cukup jauh dari tempatnya bekerja. Ia
merantau untuk mendapatkan penghasilan yang layak
dan membantu keluarganya.
Nana sudah memiliki kekasih di kampung yang bernama
Agus. Pria tersebut juga merantau, namun di kota
yang berbeda. Setiap hari mereka berhubungan via
SMS untuk menghemat uang. Kadang mereka saling
telepon seminggu sekali. Nana dan Agus sudah sejak
SMA menjalin cinta dan dengan meniti karir ini, mereka
sudah memiliki gambaran untuk menikah.
Namun dalam seminggu ini, ada yang membuat Nana
sedikit berubah. Gadis cantik itu bertemu dengan
seseorang di kantornya yang benar-benar bak pria
metropolis. Dani namanya. Tubuhnya selalu wangi,
saat membantu Nana yang tengah mengalami kesulitan
kadang Dani begitu dekat di samping Nana, suaranya
juga enak didengar.
Keberadaan Dani sedikitnya menggoyahkan hati Nana.
Gadis itu mulai jarang menghubungi Agus dengan
alasan sibuk. Agus pun tak berpikiran negatif karena
berpikir bahwa tak mudah bagi wanita bekerja di
kota besar. "Yang penting jangan lupa makan ya, Dik.
Jangan sampai sakit juga," pesan Agus pada Nana.
Seiring waktu berlalu, Nana dan Dani mulai dekat.
Seringkali pria itu mengajaknya makan siang bersama.
Diam-diam Nana sangat senang dengan semua yang
dialaminya. Dani terlihat tampan dan modern. Ia juga
tak pernah nampak bersama wanita lain, jadi Nana
merasa jadi putri bagi Dani. Tapi, bagaimana dengan
Agus? Seringkali pertanyaan itu muncul, namun Nana
segera menepisnya. Ia sedang menikmati masa-masa
indah ini.
Agus mulai merasa tidak enak. Kekasihnya mulai ogah-
ogahan saat diajak SMS atau telepon. Nana juga
sering membatalkan kepulangannya ke kampung.
Hingga yang paling mencengangkan, di bulan keenam
mereka sama-sama merantau, Nana minta putus.
"Aku nggak tahan hubungan jarak jauh begini, Mas,"
ujarnya.
"Nggak tahan atau ada orang lain, Dik?" tanya Agus
di ujung telepon.
Nana terdiam. Sejak saat itu hubungan mereka
menggantung. Nana tak bisa menjelaskan alasannya
minta putus, sehingga Agus masih sering
menghubunginya untuk mempertahankan kisah cinta
mereka.
Tak berapa lama, Nana mulai merasakan perubahan
dari Dani. Tumben dia jarang menghampiri Nana ke
ruangannya lagi. Ketika berpapasan pun reaksinya
tak seantusias dulu. Meski Nana mencoba untuk lebih
atraktif, namun Dani seolah sudah menggelar jarak
yang jauh di antara mereka.
Suatu siang ketika sedang makan siang dengan senior,
Nana melihat Dani nampak akrab dengan seorang
wanita di kantin. Setengah cemburu, ia bertanya
pada teman makan siangnya, "Yang sedang bersama
Mas Dani siapa ya, Mbak?"
"Oh itu pacarnya. Anak kantor sebelah. Awet lho
mereka sudah lima tahun ini," jawab sang senior polos.
Petir bagai menyambar hati Nana. Ia tak percaya
dengan apa yang ia dengar, "Pacar? Kok jarang
kelihatan bareng-bareng, Mbak?" Nana bertanya
lagi sambil pura-pura tenang.
"Kalau nggak salah, pacarnya itu barusan kembali
dari kantor cabang di kota lain. Beberapa tahun lalu
sempat kerja di kantor sebelah kok. Sejak itu mereka
jadian. Nggak tahan LDR mungkin, makanya balik lagi.
Hihihihi..." celetuk senior Nana.
Nana makin terpekur dalam kekecewaan. Celetukan
seniornya seolah menjadi petir kedua. Ia ingat
alasannya minta putus dari Agus adalah karena
tidak tahan dengan hubungan jarak jauh. Padahal
dia sedang kasmaran dengan orang yang... yang
bahkan sudah lima tahun punya pacar.
Di satu sisi Nana kecewa dan marah. Ia seperti
dipermainkan, namun juga malu karena yang
mempermainkannya sama-sama punya hubungan jarak
jauh dan masih bisa kembali kepada pacarnya.
Sementara Nana? Ia telah menelantarkan perasaan
Agus yang setiap hari tak pernah menyerah
menghubunginya dan berusaha mempertahankan kisah
cinta mereka.
Malam harinya, ketika Agus kembali menghubunginya,
Nana merasa sangat senang. Ia seperti sudah menanti
telepon itu sejak bertahun-tahun lamanya. Agus
sedikit heran dengan Nana yang menahannya menutup
telepon.
"Kamu nggak apa-apa, Dik? Kok kayanya betah
banget mas ajak telepon." tanya Agus.
Nana terdiam sejenak. Tak lama ia menjawab,
"Maafkan aku ya, Mas. Aku menyesal sudah
menelantarkan hubungan kita. Aku terlena dengan
kota besar, tapi Mas masih mau menghubungiku."
Agus mengerti makna di balik jawaban Nana. Ia
terdengar tersenyum dan menukas, "Aku mungkin
nggak sempurna, Dik. Tapi aku punya cinta yang
sempurna buat kamu. Aku selalu ingat pada cita-
cita kita untuk menikah. Sambil berjuang menuju ke
sana, aku juga harus memperjuangkanmu, to?" Agus
bertanya dengan logat Jawa yang kental.
Air mata Nana menetes di pipi. Ia bahkan hampir lupa
dengan tekad mereka untuk menikah. Ia hampir
menukar pria yang baik dengan pria yang hanya
menggunakan dirinya sebagai pengisi kekosongan
semata.
Cinta adalah perjalanan penuh liku dan godaan.
Kadang kita menemukan sosok yang nampak lebih
sempurna, namun bukan berarti perasaan kagum kita
padanya adalah cinta sejati. Cinta yang sejati, tak
akan lekang pada jarak dan waktu.
maaf gan kalo threadnya acak acakan
ane bikin via kaskus for android
tapi please hargai ane dengan cara comment give me
and
jika thread ane dirasa bermanfaat

0
1.2K
10
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan