★★ Mengintip Rumah Pengasingan Ir. Soekarno di Rengasdengklok ★★
TS
ilhamilmu
★★ Mengintip Rumah Pengasingan Ir. Soekarno di Rengasdengklok ★★
Quote:
Dijamin no repsol
Spoiler for bukti:
Selamat malam agan agan sekalian! agan tau tanggal 16 Agustus itu hari apa? yap benar sekali hari Jum'at hari itu adalah hari dimana 68 tahun lalu terjadinya peristiwa yang paling berpengaruh untuk kemerdekaan Indonesia yaitu peristiwa Rengasdengklok .
Peristiwa Rengasdengklok
Oke ane jelasin dulu peristiwa Rengasdengklok. Dikutip dari Wikipedia:
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l.) Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
Quote:
Rengasdengklok, nama kota yang tidak asing lagi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Nama satu lokasi yang harus dihafal terkait dengan asal mula peristiwa proklamasi kemerdekaan negeri ini. Menurut cerita, sebelum terjadi proklamasi kemerdekaan didahului dengan peristiwa penculikan terhadap Soekarno dan Hatta.
Suasana rumah yang adem ini dipenuhi oleh foto banyak persitiwa masa lalu, dan ditempatkan pada satu sisi dinding. Saat kaki melangkah masuk maka kita langsung melihat banyaknya pajangan foto dan poster yang lebih kurang menggambarkan banyak momen masa lalu. Cicit dari Djiaw Kie Siong yang dengan setia meladeni pertanyaan mengenai sejarah masa lalu yang dialami keluarga ini semasa penculikan terjadi.
Ternyata, lokasi rumah ini adalah bukanlah lokasi asli tempat penculikan. Lokasi aslinya adalah sekitar 200 meter dari rumah ini, di tepi sungai Tarum (Ci Tarum). Kondisi erosi oleh arus sungai yang dialami rumah ini mengakibatkan diputuskan untuk memindahkan rumah ke lokasi yang aman pada tahun 1957. Pemindahan ini dilakukan dengan mempertahankan bentuk dan juga material bangunan.
Ukuran rumah 9 x 6 memanjang ke samping dengan atap berbentuk limasan berbahan genting. Dinding bercat putih dan tiang bercat hijau muda terbuat dari bahan kayu, lantai berupa ubin terakota. Bagian depan rumah merupakan serambi terbuka. Pintu masuk berada di tengah di apit dua jendela. Pintu dan jendela juga bercat warna hijau muda.
Di dalam rumah yang berbentuk segiempat ini terdapat dua kamar utama, yaitu masing-masing satu di sisi kanan dan sisi kiri. Pada kamar tersebut terdapat tempat tidur yang berornamen masa lalu.
Ruang dalam terbagi tiga bagian yaitu bagian tengah, kamar samping kanan (barat), dan kamar samping kiri (timur). Ruang dalam bagian tengah merupakan semacam ruang pertemuan keluarga atau ruang tamu. Pada saat sekarang di bagian utara ruangan ini terdapat altar persembahyangan. Pada dinding di atas altar persembahyangan terpajang foto Bung Karno dan foto Djiau Kie Song.
Dari ruang tengah ke kamar samping kanan melalui pintu yang berada di tengah. Di dalam kamar ini tersimpan tempat tidur (ranjang) yang dahulu merupakan tempat peristirahatan Bung Hatta. Ke kamar samping kiri juga melalui pintu yang berada di tengah. Kamar samping kiri ini merupakan tempat peristirahatan Bung Karno, Ibu Fatmawati, dan Guntur Soekarno Putra. Tempat tidur yang dahulu dipakai beliau juga masih tersimpan.
Rumah singgah Bung Karno dan Bung Hatta saat menjelang proklamasi kemerdekaan RI ini sekarang masih merupakan milik keluarga Djiau Kie Song. Sebagai rumah tinggal, rumah ini sarat dengan nilai-nilai luhur perjuangan pemuda ketika itu untuk mewujudkan kemerdekaan RI. Nilai-nilai luhur di balik peristiwa bersejarah itulah yang hingga sekarang sering dikaji melalui peninggalan ini. Di samping itu, generasi muda sekarang yang mengunjungi rumah ini akan tergugah untuk lebih memahami perjuangan pada waktu itu.