- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Dunia Kutuk Aksi Pembunuhan Massal di Mesir


TS
jajang100
Dunia Kutuk Aksi Pembunuhan Massal di Mesir
Metrotvnews.com, Kairo: Aksi kepolisian Mesir yang menyerbu perkemahan para pengunjuk rasa pendukung Presiden terguling Mohamed Mursi memancing komentar keras dari para pemimpin dunia.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyatakan, "Saya sungguh prihatin dengan tingkat kekerasan di Mesir. Saya mengecam penggunaan kekerasan untuk mengatasi unjuk rasa. Seharusnya pihak militer bisa lebih menahan diri."
Menlu Amerika Serikat John Kerry mendesak Mesir untuk segera melakukan pemilu ulang guna menghindari kekerasan lebih lanjut.
Ia menyerukan Mesir untuk melaksanakan penyelesaian yang demokratis dan damai. Semua partai, menurutnya, haruslah bertanggung jawan dan berusaha menghindari aksi kekerasan untuk mencapai solusi praktis.
Di sisi lain, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak komunitas internasional untuk segera memberikan bantuan.
"Komunitas internasional, khususnya PBB dan Liga Arab semestinya mampu bertindak lebih cepat untuk menghentikan pembantaian bersa-besaran ini," katanya.
Sekjen PBB Ban Ki-moon pun menanggapi masukan dan saran tersebut.
"Dengan adanya aksi kekerasan di Mesir hari ini, Sekjen PBB meminta agar semua warga Mesir bersedia untuk lebih tenang dan memfokuskan diri untuk mencapai rekonsiliasi," kata jubir PBB, Martin Nesirky.
Nesirky menjelaskan Ban menyesalkan bahwa pemerintah Mesir malah memilih untuk menggunakan kekuatan untuk menanggapi demonstrasi. Ia pun menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang tewas.
Sementara itu, Qatar, pendukung utama Ikhwanul Muslimin, turut mengecam adanya tindak kekerasan untuk menyelesaikan masalah di Mesir.
"Qatar sangat mengecam dan kecewa atas aksi kekerasan guna mengatasi unjuk rasa di kamp Rabaa al-Adawiya dan Al-Nahda. Hingga, menyebabkan ratusan warga tidak bersenjata dan tidak berdosa terbunuh," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri Qatar.
Iran pun tidak sungkan-sungkan menyebut tindakan militer Mesir sebagai pembantaian.
"Pemerintah Iran selama ini terus memantau perkembangan di Mesir. Pemerintah Iran sangat ridak menyetujui adanya tindakan kekerasan, mengutuk pembantaian penduduk. dan memperingatkan akan adanya konsekuensi yang serius," kata Kemenlu Iran.
Adapun Prancis dan Jerman sama-sama menyeru agar baik pihak militer maupun sipil untuk lebih tenang.
"Aksi kekerasan ini harus segera dihentikan dan kedua pihak sebaiknya lebih tenang," kata pernyataan kementerian luar negeri Prancis.
"Prancis menyerukan kepada semua pihak untuk mengendalikan dan menahan diri terbesar. Kami juga memperingatkan adanya penggunaan kekuatan yang tidak proporsional. Krisis ini hanya dapat diselesaikan melalui solusi politik dengan melibatkan dialog dan mencari kompromi."
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan, "Kami menyeru kepada semua kekuatan politik untuk segera melakukan perundingan dan mencegah eskalasi kekerasan. Semua potensi pertumpahan darah lebih lanjut harus dicegah."
Uni Eropa juga menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan, "Konfrontasi dan kekerasan bukanlah sebuah penyelesaian." (Reuters)
http://www.metrotvnews.com/metronews...assal-di-Mesir
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyatakan, "Saya sungguh prihatin dengan tingkat kekerasan di Mesir. Saya mengecam penggunaan kekerasan untuk mengatasi unjuk rasa. Seharusnya pihak militer bisa lebih menahan diri."
Menlu Amerika Serikat John Kerry mendesak Mesir untuk segera melakukan pemilu ulang guna menghindari kekerasan lebih lanjut.
Ia menyerukan Mesir untuk melaksanakan penyelesaian yang demokratis dan damai. Semua partai, menurutnya, haruslah bertanggung jawan dan berusaha menghindari aksi kekerasan untuk mencapai solusi praktis.
Di sisi lain, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak komunitas internasional untuk segera memberikan bantuan.
"Komunitas internasional, khususnya PBB dan Liga Arab semestinya mampu bertindak lebih cepat untuk menghentikan pembantaian bersa-besaran ini," katanya.
Sekjen PBB Ban Ki-moon pun menanggapi masukan dan saran tersebut.
"Dengan adanya aksi kekerasan di Mesir hari ini, Sekjen PBB meminta agar semua warga Mesir bersedia untuk lebih tenang dan memfokuskan diri untuk mencapai rekonsiliasi," kata jubir PBB, Martin Nesirky.
Nesirky menjelaskan Ban menyesalkan bahwa pemerintah Mesir malah memilih untuk menggunakan kekuatan untuk menanggapi demonstrasi. Ia pun menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang tewas.
Sementara itu, Qatar, pendukung utama Ikhwanul Muslimin, turut mengecam adanya tindak kekerasan untuk menyelesaikan masalah di Mesir.
"Qatar sangat mengecam dan kecewa atas aksi kekerasan guna mengatasi unjuk rasa di kamp Rabaa al-Adawiya dan Al-Nahda. Hingga, menyebabkan ratusan warga tidak bersenjata dan tidak berdosa terbunuh," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri Qatar.
Iran pun tidak sungkan-sungkan menyebut tindakan militer Mesir sebagai pembantaian.
"Pemerintah Iran selama ini terus memantau perkembangan di Mesir. Pemerintah Iran sangat ridak menyetujui adanya tindakan kekerasan, mengutuk pembantaian penduduk. dan memperingatkan akan adanya konsekuensi yang serius," kata Kemenlu Iran.
Adapun Prancis dan Jerman sama-sama menyeru agar baik pihak militer maupun sipil untuk lebih tenang.
"Aksi kekerasan ini harus segera dihentikan dan kedua pihak sebaiknya lebih tenang," kata pernyataan kementerian luar negeri Prancis.
"Prancis menyerukan kepada semua pihak untuk mengendalikan dan menahan diri terbesar. Kami juga memperingatkan adanya penggunaan kekuatan yang tidak proporsional. Krisis ini hanya dapat diselesaikan melalui solusi politik dengan melibatkan dialog dan mencari kompromi."
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan, "Kami menyeru kepada semua kekuatan politik untuk segera melakukan perundingan dan mencegah eskalasi kekerasan. Semua potensi pertumpahan darah lebih lanjut harus dicegah."
Uni Eropa juga menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan, "Konfrontasi dan kekerasan bukanlah sebuah penyelesaian." (Reuters)
http://www.metrotvnews.com/metronews...assal-di-Mesir
0
853
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan