Obink08Avatar border
TS
Obink08
Satu Orang yang paling bertanggung jawab Perang Dunia 2 (kaget ga gan?)
Trims Agan MemphisRaines for emoticon-Blue Guy Cendol (L)



Sebelumnya :
Semacam no repost

atau
Semacam repost dikit dr kamar sebelah

Sebelumnya ane ga suka sama Perang, tapi lama kelamaan ngeliat Perang ini sesuatu yang menarik disimak, terutama perang dunia ke 2 (PD 2).
Karena sangat ekstrimnya perang ini dari jumlah korban, dan dengan waktu yang pendek (hanya sekitar 12 tahun) bangsa Jerman by Nazi sudah menguasai seluruh Eropa bahkan sudah mulai ekspansi ke Afrika (aje gile)
Tapi tau kah agan??

Perang yang sangat mengerikan gan...




Sebenarnya perang tersebut bisa tidak terjadi apabila orang ini
Henry Tandey


menembak seorang prajurit yang sudah terluka yang berjalan sempoyongan di depan Tandey pada sebuah pertempuran pada PD 1 dan membatalkan PD 2 dan segala korban dan kerugian yg bisa terjadi.
dan prajurit yang terluka itu adalah :


Yes gan, its Mr. Adlof Hitler... the Fuhrer

SINOPSIS TRIT :
Intinya kalo saja saat PD1 itu, si Henry nembak prajurit yang udah berdarah itu (aka Hitler), maka Hitler akan mati dan ga akan bentuk partai Nazi dan ga akan memicu PD 2 berikut semua kerugiannya dan cerita sejarah dunia tidak akan sama seperti yang ada sekarang. Tapi sejarah berkata lain gan.
cmiiw


Begini cerita selengkapnya gan

Perjalanan sejarah selalu dipenuhi oleh momen-momen menentukan yang oleh para cendekiawan disebut sebagai “what if’s” (bagaimana bila), dimana bila saja peristiwa tersebut berakhir sedikit berbeda, maka perjalanan hidup umat manusia secara keseluruhan akan berubah secara dramatis. Peristiwa semacam itu terjadi di babakan akhir Perang Dunia Pertama di sebuah desa Prancis bernama Marcoing, yang melibatkan seorang prajurit Inggris berusia 27 tahun bernama Henry Tandey dari Warwickshire, dan seorang kopral Jerman berusia 29 tahun dari Braunau, Austria, bernama... Adolf Hitler.


Henry Tandey dilahirkan di Leamington, Warwickshire, tanggal 30 Agustus 1891, merupakan anak dari mantan tentara bernama James Tandey. Setelah mengalami masa anak-anak yang penuh kesulitan, sebagian karena sempat menghabiskan hidupnya di rumah yatim piatu, Tandey bekerja sebagai pelayan ketel di sebuah hotel di Leamington sebelum mendaftarkan diri di Angkatan Darat Inggris, bergabung dengan the Green Howards Regiment bulan Agustus 1910, dengan harapan untuk menjalani hidup yang penuh petualangan seperti impian masa kecilnya.

Prajurit Tandey bertugas bersama batalion kedua di Afrika Selatan dan Guernsey sebelum pecahnya perang tahun 1914. Dalam perang akbar ini, dia ikut berjibaku dalam pertempuran Ypres yang pertama bulan Oktober 1914. Dua tahun kemudian kakinya terluka dalam Pertempuran Somme.

Tandey merangkak maju untuk mencari tahu lokasi dari sarang senapan mesin yang telah menimbulkan neraka pada pasukannya. Tak lama sarang tersebut telah dinetralisir oleh prajurit ini. Ketika tiba di tempat persimpangan, dengan berani dia menantang peluru untuk meletakkan sebuah papan kayu sebagai penutup lubang yang terbuka yang memungkinkan pasukannya tetap maju dan meladeni pasukan Jerman. Tapi hari belumlah berakhir, dan sekali lagi Tandey menunjukkan keperwiraannya. Dia memimpin serangan bayonet terhadap musuh yang kini telah kalah jumlah, dan berhasil memaksakan pasukan Jerman berpikir ulang apakah mereka akan meneruskan perlawanan kalau memang situasinya sudah sangat tidak memungkinkan bagi mereka. Setelah pertempuran seru tersebut hampir berakhir dan pasukan Jerman mulai menyerah atau bergerak mundur, seorang prajurit Jerman yang terluka berjalan dengan terpincang-pincang dan tepat berada dalam sasaran bidikan prajurit Tandey. Tentara musuh dengan seragam yang telah lusuh dan muka acak-adut tersebut tak pernah mengangkat senapannya dan hanya menatap Tandey, seakan meminta belas kasihan. “Aku telah siap untuk membidiknya tapi tak mampu menggerakkan pelatuk untuk menembak prajurit yang terluka itu, jadi aku biarkan ia pergi,” kata Tandey.


Prajurit Jerman itu lalu menganggukkan kepalanya seakan berterimakasih, dan kemudian kedua orang tersebut berpisah jalan, di hari itu dan juga di dalam sejarah kemudian. Hitler mundur bersama pasukan Jerman yang masih tersisa dan berhasil sampai dengan selamat di Jerman.. Sementara bagi Tandey sendiri, tak lama dia telah melupakan peristiwa bersama prajurit Jerman tersebut dan bergabung kembali dengan resimennya, tak mengetahui bahwa dia telah dianugerahi oleh medali keberanian tertinggi yang bisa diberikan Inggris bagi para ksatrianya, Victoria Cross! Berita itu diumumkan di London Gazette terbitan 14 Desember 1918 dan yang menyematkan medali itu pada Tandey di Buckingham Palace tanggal 17 Desember 1919, tidak lain tidak bukan adalah raja George V langsung! Dalam berita-berita koran yang terbit kemudian terdapat sebuah foto yang memperlihatkan Tandey sedang memanggul prajurit yang terluka dalam Pertempuran Ypres, suatu gambar dramatis yang mensimbolisasikan bahwa seharusnyalah perang ini dapat mengakhiri perang-perang yang akan muncul kemudian.

Foto tersebut menjadi begitu terkenalnya, sehingga diabadikan ke dalam kanvas oleh pelukis Italia Fortunino Matania.

ini dia fotonya gan


zoom dikit :

Di tahun 1938 Perdana Menteri konservatif Inggris Neville Chamberlain (1869-1940), yang menjabat dari tahun 1937-1940, berangkat dengan muram ke Münich untuk bertemu dengan Kanselir Hitler dalam usaha terakhir untuk mencegah perang, yang kemudian berujung ke sesuatu yang lebih dikenal sebagai “Perjanjian Münich”. Dalam kunjungan tersebut Hitler mengundangnya untuk mengunjungi tempat peristirahatannya yang baru selesai dibangun di Berchtesgaden, Bavaria, yang merupakan hadiah ulang tahun dari Martin Bormann dan Partai Nazi. Bangunan tersebut berdiri setinggi 6017 kaki di atas gunung Kehlstein, dan disitu orang dapat melihat ke semua arah sampai sejauh 200 kilometer! Ketika disana sang Perdana Menteri menjelajahi bagian puncak dari bangunan dan menemukan sebuah reproduksi dari lukisan terkenal hasil karya Matania tentang pertempuran di Marcoing. Chamberlain langsung puyeng atas pilihan karya seni Hitler ini, yang menempatkan lukisan seorang pasukan Sekutu di bagian paling utama bangunan tempat peristirahatannya! Hitler tahu akan kebingungan seterunya, lalu menjelaskan, “kalau saja orang itu membunuhku dalam pertempuran tersebut, maka aku tak akan pernah melihat Jerman kembali, kuasa Tuhan telah menyelamatkanku dari tembakan-tembakan akurat yang diarahkan anak-anak Inggris itu pada kami.”


Tak pernah diketahui bagaimana tanggapan Chamberlain atas keterangan mengejutkan ini, karena tak lama Perang Dunia II yang sangat ditakutkannya pecah juga dan Chamberlain pun digantikan oleh Winston Churchill, untuk kemudian meninggal beberapa bulan setelah lengser disebabkan oleh kanker perut. Kalau dilihat dari gelagatnya sih, saya berkeyakinan bahwa Chamberlain pastinya berharap bahwa Tandey seharusnya menarik pelatuknya dan bukan melepaskannya, sehingga menghindarkan dunia (dan dirinya) dari berhadapan dengan Hitler di kemudian hari! Sebelum berpisah, tak lupa Hitler memanfaatkan waktu yang sedikit untuk meminta Chamberlain agar menyampaikan salam persahabatan dan terimakasih kepada Tandey, yang lalu berjanji akan menelepon si mantan prajurit sekembalinya ke London. Sampai pada saat itu Tandey tak pernah mengetahui sedikitpun bahwa orang yang berada dalam bidikan tembakannya 20 tahun lalu adalah sang diktator yang terkenal Adolf Hitler. Ketika diberitahu, yang ada adalah keterkejutan yang sangat, apalagi bila kita tahu bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang dia bangga-banggakan sebelumnya.

Salah satu dari aspek penting dari peristiwa ini yang menjadi perhatian utama para sejarawan adalah fakta bahwa Adolf Hitler dan Henry Tandey sama-sama berjibaku dalam Pertempuran Ypres tahun 1914, suatu peristiwa penting dalam hidup Hitler.

Di perang tersebut, Adolf Hitler (1889-1945) bergabung dengan Resimen Infanteri Bavaria ke-16 dan menjadi pengantar berita dari dan ke front. Dia percaya bahwa apa yang telah dilakukan oleh Tandey terhadap dirinya adalah bagian dari takdir lain yang lebih besar yang diamanatkan padanya,. Yang jelas, Hitler tidak pernah melupakan saat-saat mudanya dimana dia hampir saja bertemu dengan malaikat maut, dan juga wajah orang yang “memberinya” kehidupan.

Selama hidupnya, Tandey dihantui oleh kenangan akan perbuatan “baik” yang telah dilakukannya di masa perang, dimana satu tarikan pelatuk sederhana akan menyelamatkan dunia dari bencana yang menelan puluhan juta jiwa manusia. Dia tinggal di Coventry ketika Luftwaffe membombardir kota tersebut di tahun 1940. Tandey hanya mampu berlindung di tempat penampungan sementara di luar api menggila dimana-mana bagaikan inferno dalam deskripsi Dante. “Bila saja aku tahu apa dia akan menjadi apa. Ketika aku melihat semua orang, anak-anak dan wanita yang terbunuh juga terluka, aku begitu menyesal aku telah melepaskannya.”


Penampakan Tandey saat sudah veteran


Beberapa pict gan :

Ada bukunya juga


For saya ambil sumber dari :

Demikian trit ane gan
Tidak menolak semua komeng, Junkiest, paman es dll emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Please no offence no SARA
Karena ini semata2 untuk pengetahuan bersamaemoticon-Kissemoticon-Kiss

maaf klo ada aromaemoticon-Blue Repost dikiiittemoticon-Ngakakemoticon-Sorry

Semoga pertamax bukan milik Tukang picidi, obat ato panci
smoga aja milik babang cendolemoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)

:
Diubah oleh Obink08 23-08-2013 10:33
0
22.7K
233
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan