Nemu tulisan ini di salah satu tabloid otomotif, rasanya ga patut aja club motor minta perlakuan kayak VVIP di jalanan, sekedar buat share opini aja kalau bikers seharusnya bisa berbagi pakai jalanan umum, bukan jadi penguasa jalanan yang meminta semua orang minggir kalau 'rombongan' mereka lewat...



apa masih jaman kayak gini...ngakunya bikers..lah kok jalan touring sendiri2 aja masih takut ..jadi harus pake acara konvoi2 kayak pawai 17an...

aturannya udah jelas..
UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UULLAJ”) yaitu: diberikan priorotas kepada kendaraan bermotor petugas Kepolisian RI, kendaraan bermotor tahanan, pengawalan Tentara Nasional Indonesia, pemadam kebakaran, ambulans, palang merah, rescue, dan mobil jenazah.

buat pengurus club yang tercantum disana, ga ada tendensi thread ini untuk memberikan informasi yang salah, mungkin sekedar koreksi bahwa kita sebagai bikers apapun benderanya...dengan segala kemampuannya udah waktunya kita 'bersahabat' dengan pengguna jalan lainnya, mungkin dengan cara membantu petugas lantas di perempatan saat ada kemacetan, mengawal ambulance yang perlu akses jalan ditengah kemacetan, dan lainnya yang gak merugikan pemakai jalan umum meski hanya beberapa menit.

Ada beberapa poin yang menurut saya memang memang menjadikan perlu edukasi ataupun les singkat kepada klub motor, dari pemerintah maupun atpm dalam hal kewajiban menghormati tata tertib dan hak hak pengguna jalan lainnya…

poin pertama, polisi patwal kalo bawa rombongan (rombongan apapun) masak mau disamakan dengan rombongan tanpa pengawalan resmi pemerintah, coba dua rombongan itu sama sama ngotot pake jalan yang sama, bisa jadi headline koran lokal itu pasti…

poin kedua, anggapan bahwa rombongan turing tidak setiap hari melewati jalan yang sama itu tentunya adalah anggapan yang subjektif. Di beberapa tempat utamanya waktu ada jambore motor, rombongan motor akan membanjiri tempat dan jalan yang sama, bahkan bisa memakan waktu hingga seminggu, tidak setiap hari memang, akan tetapi pasti akan mengganggu aktivitas lingkungan setempat, Semoga saja panitianya sudah minta izin atas gangguan tersebut, begitu juga anda yang merasa menjadi rombongan biker yang mengirim mail diatas…

poin ketiga, dengan memakai nama klub, dengan mengirimkan opini ke media cetak yang mewakili nama klub, maka setiap orang yang membacanya akan membuat penilaian seperti apa klub dan orang orang didalamnya, tentunya hanya dengan membaca dan mendengar opini tersebut, peduli amat dengan orang yang sebenarnya. Kalau opini dan sikap yang anda jelaskan mampu diterima dan didukung oleh banyak orang, pastilah klub anda akan dipuji baik, begitu sebaliknya…

Poin terakhir, tidak semua orang dapat menerima bagaimana haknya memakai jalan diambil rombongan bikers dan “mohon dimaklumkan”, walau hanya 5 menit. beberapa yang ngotot biasanya kereta api, patwal itu sendiri, rombongan pengiring jenazah, ambulans, n rombongan suporter bola. Lima menit atau dua menit tiada bedanya, you bikers minggir dulu ya…

sisanya terserah anda, ini hanya reminder aja..kalau bikers tidak boleh arogan.