Selamat idul fitri ya agan agan
Malem ini ane tertarik bgt bikin trit ttg ini, Ane lagi buka situs berita ane langsung tertarik ma hal ini.
Tentang kedua pemimpin di Indonesia yang sangat bertolak belakang
(menurut pribadi ane yah )
Buat agan agan bisa dinilai sendiri
OPEN HOUSE ISTANA PRESIDEN TAK SALAMI SEMUA TUNA NETRA
Quote:
"Saya mau salaman sama Pak Presiden," ucap Yunus (42) saat ditemui di Gedung Sekretariat Kabinet yang berada di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (8/8/2013) sore.
Yunus adalah seorang tuna netra. Ia datang bersama 11 rekannya yang juga tuna netra untuk bersilatuhrahim dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga di Hari Raya Idul Fitri 1434 H.
Dari rumah mereka di kawasan Ciledug, Jakarta Selatan, mereka dan ratusan tuna netra lain terlebih dulu berkumpul di Monas. Dari sana, mereka dibawa dengan belasan bus ke Gedung Setkab.
Bukan hanya penyandang tuna netra. Ada ribuan warga Jakarta dan kota sekitar yang juga datang untuk bersilatuhrahim. Siapa cepat datang bisa bersalaman dengan keluarga RI 1. Pasalnya, Sekretariat Negara hanya menyediakan 5.000 kupon.
Jika semua warga yang datang lebih dulu bisa mengantre untuk bersalaman dengan Presiden, tidak bagi para tuna netra. Saat tiba, mereka dikumpulkan di lobi Gedung Setkab. Hanya belasan orang yang bisa masuk kediamanan Presiden dan bersalaman dengan keluarga SBY.
Mereka yang bisa masuk Istana Negara disebut sebagai perwakilan. Mereka harus dituntun petugas Dinas Sosial untuk bertemu Presiden sekitar pukul 15.30 WIB. Ratusan tuna netra lain hanya lesehan di lantai lobi Setkab.
Sekitar pukul 16.00 WIB, Kompas.com menanyakan kepada Yunus dan rekannya lain apakah tahu bahwa hanya perwakilan yang diizinkan masuk ke Istana Negara? Mereka mengaku belum tahu. Rombongan dari daerah lain ada yang sudah mendapat informasi itu.
"Kalau enggak bisa ketemu, yah sudah, enggak kecewa. Sudah takdir," kata Yunus.
Sebenarnya, ketika Idul Fitri tahun 2012 , Yunus dan rekannya lain juga datang ke Istana. Namun, ketika itu mereka tidak bisa bertemu Presiden. Saat pulang, para pemijat tuna netra itu mengaku diberi uang Rp 200 ribu. Tahun lalu, katanya Pak SBY titip salam saja, ucap Yunus.
Para tuna netra itu lalu dibawa kembali ke Monas setelah perwakilan mereka selesai bersilatuhrahim. Dua orang tuna netra sempat kehilangan anak mereka yang menjadi pendamping. Pasalnya, ketika dikumpulkan di Gedung Setkab, mereka dipisahkan dengan pendamping. Keduanya hanya berharap bantuan orang lain untuk mencari. Akhirnya keduanya ditemukan.
Berapa sebenarnya jumlah tuna netra yang hadir? Sayangnya, meski hanya sekedar data jumlah tuna netra, salah satu pegawai Setneg yang mengkoordinasi tuna netra tak mau mengungkapkannya. "Tanya pimpinan saya saja," ucap dia.
Ketika dikonfirmasi mengapa tidak semua tuna netra bisa bertemu keluarga Presiden, pihak Setneg beralasan mereka terlalu banyak. Di sana (Setkab) disediakan tempat. "Kan kasihan mereka tertatih-tatih di jalan, enggak manusiawi," kata Kepala Biro Pers dan Media Rumah Tangga Kepresidenan DJ Nachrowi
sumber
WHATT !!! salaman sama preseiden harus pake kupon?! emang siy mungkin biar teratur, tapi para kaum difabel tidak semua diperbolehkan masuk hanya perwakilan.....
Nah sekarang sama berita yang satu ini, bandingin ya gan......
Jokowi: Pemimpin Banyak Salah Harus Minta Maaf Langsung, Bukan Sebaliknya
Quote:
Seusai menggelar halalbihalal bersama staf Balaikota dan jajarannya di satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Gubernur DKI Jakarta Jokowi akan menyambangi warga Ibu Kota di lima kawasan di Jakarta, di antaranya Tanah Tinggi dan Daan Mogot. Jokowi mengatakan, pemimpin sebagai pelayan masyarakat memiliki banyak kesalahan.
Oleh karena itu, menurutnya, bukan rakyat yang seharusnya berduyun-duyun mendatangi pemimpin dalam momen Idul Fitri. Justru pemimpin yang harus datang untuk meminta maaf.
"Karena yang banyak salah pemimpin, jadi yang mestinya ke kampung ya pemimpinnya, bukan rakyatnya yang ke kita," ujar pemilik nama lengkap Joko Widodo itu, di Balaikota, Jakarta, Kamis (8/8/2013).
Mantan Wali Kota Surakarta itu lalu menjabarkan bahwa dalam membuat kebijakan dan mengambil keputusan, pemimpin acap kali keliru. Pasalnya, pemimpin yang dimaksud adalah pelayan masyarakat. Oleh karena itu, momen Lebaran juga ingin dirayakannya bersama masyarakat.
"Saya kan bilang mau lebaran bersama warga di kampung," kelakarnya. "Ini mungkin ke Tanah Tinggi, yang dekat aja, dulu," tambahnya
sumber
Nah ane setuju ma pak gubernur kita, harusnya pemimpin yang harus menyalami rakyatnya tanpa BATASAN PROTOKOLER tanpa kupon..
Ane minta pendapat agan agan yah......