Menurut Swiss, lagu kebangsaan mereka terlalu kuno hingga perlu diadakan kompetisi untuk memilih lagu yang baru.

Prioritas utama mereka adalah memperbarui teks, tetapi para kontestan juga boleh mengkomposisikan nada-nada baru, kata pemimpin proyek ini, Lukas Niederberger, kepada BBC News.

Teks yang ada sekarang dibuat tahun 1841 berisi hal-hal tentang Tuhan, doa, pegunungan dan sinar matahari.

Sementara Swiss ingin teks baru yang memuat nilai-nilai seperti demokrasi dan solidaritas.

Kompetisi ini akan dimulai dari Januari 2014 hingga Juni 2014 dengan hadiah utama senilai US$10.745. Hadiah akan diberikan tahun in 2015.

Selain itu juga tersedia hadiah uang bagi tiga juara runner-up. Kompetisi ini terbuka bagi seluruh warga negara Swiss dan orang asing yang tinggal di Swiss.

Lagu kebangsaan yang menang akan dibawakan di depan pemerintah dan Dewan Federal untuk pengesahan.
Teks bermasalah

Dewan juri untuk perlombaan ini sudah dipilih dan terdiri dari 25 orang yang menguasai berbagai keahlian termasuk sepakbola, musik, sastra dan penyanyi yodel.

Diantara mereka dipilih empat orang presiden juri yaitu Christine Beerli, Patrizia Pesenti, Pierre Kohler dan Oscar Knapp yang mewakili empat bahasa resmi yang dipakai di Swiss: Jerman, Itali, Prancis dan Roman.

Lagu kebangsaan saat ini disebut Swiss Psalm. Hingga tahun 1981 lagu ini diatur sebagai lagu yang sama dengan lagu kebangsaan Inggris - God Save The Queen.

"Masalah sebenarnya ada pada teks," kata Niederberger.

"Secara resmi lagu kebangsaan adalah mazmur, doa, tapi tentu saja kami memiliki masyarakat yang terbuka, netral terhadap agama. Ada yang ateis, ada yang percaya Tuhan tunggal, sehingga lagu ini sulit," jelasnya melalui telepon kepada Laurence Peter dari BBC News.

Pada 2011 lalu, negara tetangga Swiss, Austria, juga telah mengubah kata-kata pada lagu kebangsaan mereka dengan menambahkan "putri-putri yang hebat" disamping "putra-putra hebat."