Sebanyak 75,9 kilogram bakso berbahan daging celeng diamankan aparat Polsek Citeureup. Juga diamankan daging celeng yang dicampur dengan daging kepala ayam dan ikan yang sudah digiling dan siap dibentuk menjadi bakso.

Daging-daging itu diamankan dari 2 pedagang bakso yang membuka lapaknya di Pasar Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Hingga saat ini, kedua pedagang itu masih diminta keterangan.

"Dari pedagang berinisial A dan S," kata Kapolsek Citeureup AKP Imron Ermawan, Kamis (1/8/2013).

Peredaran bakso daging celeng tersebut berawal dari sidak yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor ke Pasar Citeureup, 16 Juli 2013 lalu. Ada 4 jenis bakso dari pedagang di Pasar Citereup yang dijadikan sampel untuk kemudian diuji di laboratorium di Bandung. Lima hari kemudian, hasil uji lab membuktikan bahwa 3 dari 4 sampel terbukti mengandung atau berbahan daging celeng.

"Sebenarnya bakso yang dibawa untuk diuji tidak hanya dari Pasar Citeureup, tapi dari 7 pasar di Kabupaten Bogor. Tapi yang mengandung daging celeng ya cuma yang dari Pasar Citeureup ini," tambahnya.

Setelah melakukan penyidikan, polisi menangkap A (34) dan (28). Satu pedagang belum tertangkap. "Mungkin sudah kabur. Lapaknya nggak pernah buka, karena jam berdagangnya beda sama dua pedagang lainnya. A dan S berdagang ketika Subuh, kalau pedagang yang satu ini berdagang agak siang," kata Imron.

Kedua pedagang bakso berbahan daging celeng ini dijerat dengan Undang-undang 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.

(Jumat : 02/08/2013) Inilah sebagian daging celeng untuk bahan bakso dan makanan chilok yang disita Polsek Citeureup, Bogor dari dua pedagang berinisial A dan S, dua warga asal Jawa Timur. Dugaan bahwa bakso dan chilok ini dicampur daging babi atau celeng, diperkuat oleh hasil uji lab bahwa bakso dan cilok ini mengandung daging babi yang dioplos dengan daging sapi.

Dari bukti itulah polisi kemudian menangkap A dan S di Pasar Citeureup saat keduanya sedang menjajakan bakso dan cilok oplosan daging celeng itu. Kedua tersangka juga mengakui, telah mengoplos daging sapi dengan daging celeng, karena daging celeng lebih murah.

Kini petugas masih mengembangkan penyidikan terhadap pemasok ke para pedagang oplosan ini. Keduanya dijerat Undang-undang Perlindungan Konsumen, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.