Cukup menggelitik ketika melihat pendemo Ahok melakukan protes ke Balaikota dengan mengaku mewakili rakyat Jakarta :
Spoiler for Pendemo Ahok:
Ini Protes Pendemo akan Gaya Ahok yang Blak-blakan
Nograhany Widhi K - detikNews
(Foto: Youtube Pemprov DKI-detikcom)
Ironi di Trotoar Jakarta
Jakarta - Pendemo yang mengatasnamakan PKL Tanah Abang tak cuma meminta penjelasan atas pernyataan Wagub DKI Basuki T Purnama (Ahok) yang dinilai menyinggung Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana alias Haji Lulung. Gaya Ahok yang tegas dan blak-blakan pun disoal. Pendemo meminta Ahok sedikit santun.
Pendemo yang menyampaikan hal ini memperkenalkan diri bernama Rahmat, sebagai Ketua Umum Forum Pemuda.
"Yang saya akan sikapi bersama teman-teman bukan hanya persoalan PKL atau Haji Lulung secara an sich, tapi masalah gaya Bapak memimpin Jakarta. Ini maaf ya, walaupun Bapak mempunyai karakter sendiri, sebagai saudara, sesama anak Jakarta saya wajib memberitahukan," kata Rahmat dalam video yang diunggah Pemprov DKI pada 29 Juli kemarin ini.
"Gaya bapak ini terus terang saja sangat menyakiti perasaan anak Jakarta. Statemen Bapak ini tidak menunjukkan bahwa bapak ini seorang pejabat publik. Statemen yang menurut saya tidak layak dilakukan di media terbuka. Kan kita memantau terus. Saya sangat cinta dengan Pemda DKI. Nah oleh karena itu keberatan-keberatan kita datang ke sini," kata Rahmat dalam video berdurasi 39 menit 6 detik ini.
Rahmat memprotes Ahok pernah mengeluarkan istilah 'komunis', 'preman', 'mafia', 'pemberontak' yang dinilai tidak berdasar dalam menghadapi persoalan di Tanah Abang dan Fatmawati. Ahok seharusnya bisa lebih santun berbicara.
"Pak, apa sih salahnya Bapak tidak mengeluarkan kata-kata itu, walaupun tidak diarahkan ke Haji Lulung, maksudnya kata-kata tolol, kata-kata komunis, kata-kata pemberontak, mafia, preman segala macem yang dasarnya belum kuat, belum jelas. Ini yang mengusik karena bapak itu panutan," pinta pria yang berpeci hitam dan berkemeja putih lengan pendek ini.
"Sekarang gini ya kalau kita berdebat soal tata bahasa itu repot Pak. Karena kami punya bukti. Lapak-lapak itu sudah disewakan. Kalau bapak menyewakan sesuatu tanpa masuk kas daerah dan mau di atas hukum itu bahasa Indonesianya itu premanisme Pak, nggak ada yang salah. Kalau Bapak tersinggung, lain soal, Pak," tukas Ahok.
"Saya bukan bilang semua orang miskin komunis, yang saya ngomong itu LSM. Dia datang nuntut minta bagi tanah. Nggak bisa itu. Bapak harus tahu konteksnya, nggak bisa tanah dibagi di waduk," potong Ahok.
"Paham-paham Pak, tapi kenapa harus ada kata-kata komunis gitu lo," timpal Rahmat.
Rahmat meminta Ahok menyadari kekeliruannya dan jangan membuat pernyataan yang kontroversial.
"Kita siap menyelesaikan ini semua, nggak ada masalah. Hari ini kita datang ke sini, kekeliruan Bapak sadari. Mari kita bangun Jakarta sama-sama, tidak ada lagi kebencian di antara kita. Jangan ada lagi statemen-statemen menyakitkan di antara kita," jelas Rahmat.
Ahok lantas mengucapkan terima kasih atas masukan-masukan yang disampaikan.
"Terima kasih masukan-masukannya. Karakter saya mau seperti apa, prinsip saya sesungguhnya itu, saya hanya mengatakan taat pada konstitusi bukan konstituen, saya siap mati untuk konstitusi. Saya nggak mau cari musuh ke sini, jujur saja," respons Ahok.
[YOUTUBE]
Inilah kondisi Tanah Abang : "Lepas dari mulut Buaya (Hercules) masuk mulut Harimau (Preman yang sekarang)
Spoiler for :
Tiap PKL di Tanah Abang 'Setor' Rp 10 ribu kepada Preman
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Meski hanya pemalak, para preman di Tanah Abang cukup tertib administrasi dengan selalu mencatat pendapatannya. Ini terbukti dari secarik kertas berisi catatan keuangan sederhana dalam saku seorang preman di Tanah Abang yang ditangkap polisi.
Polisi menangkap puluhan preman yang diduga sering memalak para pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta Pusat, siang tadi. Dari seorang preman bernama Kusnanto, polisi menyita kertas catatan hasil memalak.
Di situ tersera sejumlah nama pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Pasar Tasik dan Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat. Seorang PKL menyetor sebesar Rp 10 ribu kepada preman tersebut.
"Saya nggak malakin Pak. Ini saya minta sumbangan buat saudara saya yang meninggal," kilah Kusnanto kepada petugas.
Kusnanto mencatat setiap orang yang menyetor kepadanya. Total setoran saat itu, sudah mencapai Rp 400 ribu lebih.
Operasi yang berkaitan dengan Operasi Cipta Kondisi 2013, dilakukan pada Kamis 1 Agustus 2013, siang tadi. Preman-preman ini diangkut dari lima titik rawan, yakni di dekat Masjid At-Taqwa, stasiun hingga ke Pasar Tasik, di depan Pasar Tasik, di depan Blok B dan Blok G.
Para preman ini ditangkap saat melakukan kegiatan seperti memungut uang pungutan dari pedagang kaki lima (PKL), juru parkir liar dan Pak Ogah serta timer. Operasi ini dilakukan aparat gabungan dari Subdit Ranmor dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Sementara itu, Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ari Ardian mengatakan, pihaknya akan mendalami soal setoran tersebut.
"Kita masih akan mendalami. Nanti dalam pemeriksaan akan kita gali lagi mereka setor ke siapa," ujar Ari yang memimpin operasi tersebut.
Spoiler for :
Polisi: Preman Jadikan Jalan di Tanah Abang Berbayar
E Mei Amelia R - detikNews
PKL di Tanah Abang (detikcom)
Jakarta - Aksi premanisme di kawasan Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat, kian menggurita. Para preman yang menjaga kawasan itu bahkan menjadikan jalan umum tidak ubahnya seperti jalan berbayar.
"Lewat jalur situ sudah seolah-olah seperti jalan tol, karena harus bayar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (2/8/2013).
Pemalakan yang dilakukan preman itu tidak hanya kepada angkutan umum yang ngetem, tetapi juga mobil-mobil pribadi yang sekadar lewat.
"Timer-timer itu baru setengah hari saja sudah dapat Rp 1,6 juta. Apalagi kalau seharian penuh," kata Rikwanto.
Belum lagi harga sewa parkir liar yang tidak sesuai dengan tarif. Hal ini sudah dijadikan lahan bagi preman untuk mencari keuntungan.
"Harga parkir dari Rp2 ribu jadi Rp 10 ribu," kata Rikwanto.
Sebelumnya, Kamis (1/8) kemarin, aparat Subdit Jatanras dan Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya menciduk 48 preman di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Preman-preman itu diciduk di depan Masjid At-Taqwa, di depan Blok G, depan Blok B, dan Pasar Tasik.
Preman-preman ini ada yang melakukan kegiatan timer, juru parkir liar, Pak Ogah, dan juru tagih. Dari mereka, petugas menyita sejumlah uang recehan senilai jutaan rupiah, kertas rekapan hasil pemalakan ke sejumlah lapak, dan 3 butir pil methadone.
Barusan ternyata diketahui siapa yang menjadi salah satu kelompok Preman Tanah Abang :
Spoiler for :
Setengah Hari Memalak, Preman di Tanah Abang Kantongi Rp 1,6 Juta
E Mei Amelia R - detikNews
Foto Doni Firmansyah mengenakan seragam ormas.
Jakarta - Perputaran uang di pusat grosir Tanah Abang memang sangat dahsyat. Sedemikian dahsyatnya hingga dalam setengah hari seorang pemalak yang merangkap juru parkir liar bisa mengantongi Rp 1,6 juta.
Setidaknya demikian pengakuan Doni Firmansyah (31) yang merupakan satu dari puluhan orang preman di Tanah Abang yang ditangkap polisi, Kamis (1/8/2013). Pemuda yang tinggal di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini mengaku sebagai timer Kopaja.
"Saya juru parkir, timer juga. Sehari minta Rp 2 ribu ke sopir Kopaja," kata Doni
Sebagai timer, Doni mangkal di kolong jembatan Jatibaru, Tanah Abang. Di 'pos jaga' itu ditanganinya bergantian bersama dua temannya.
"Saya nggak maksa minta Pak! Benar Pak!" aku Doni kepada petugas yang menggeledahnya dan menemukan uang recehan sebesar Rp 1.650.000.
Doni mengaku juga sebagai petugas keamanan dari sebuah organisasi kepemudaan. "Saya tanggung jawab ke Ketua PPM (Pemuda Panca Marga)," kata Doni.
Operasi yang berkaitan dengan Operasi Cipta Kondisi 2013, dilakukan pada Kamis 1 Agustus 2013, siang tadi. Preman-preman ini diangkut dari lima titik rawan, yakni di dekat Masjid At-Taqwa, stasiun hingga ke Pasar Tasik, di depan Pasar Tasik, di depan Blok B dan Blok G.
Para preman ini ditangkap saat melakukan kegiatan seperti memungut uang pungutan dari pedagang kaki lima (PKL), juru parkir liar dan Pak Ogah serta timer. Operasi ini dilakukan oleh Subdit Jatanras dan Subdir Ranmor Ditreskrimum Polda Metrob Jaya.
Anggota Premannya :
[URL=""]http://images.detik..com/customthumb/2013/08/01/10/premantanahabang.jpg?w=460[/URL]
Indonesia butuh pemimpin-pemimpin yang cinta warganya.
Doakan Jokowi - Ahok agar tidak tergoda oleh korupsi dan begundal-begundalnya nepotisme, kolusi, demen cewek...
dan akan tetap eksis memimpin Jakarta dan kalau mendapatkan kesempatan memimpin negara Indonesia tercinta ini menjadi NEGARA MAJU mengalahkan Amerika, Eropa dan Australia ...
Bagi yang berkenan mohon diberi
hehehehe....
Diubah oleh ooo0ooo 02-08-2013 06:35
0
4.2K
Kutip
17
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru