- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pantaskah Kita berbuat dosa ?


TS
blank001
Pantaskah Kita berbuat dosa ?
Spoiler for CORETAN TS:
Pada suatu hari, Ibrahim bin Adham, seorang sufi terkemuka didatangi seorang lelaki yang gemar melakukan maksiat. Ia meminta nasehat kepada dirinya agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya. Ia berkata, “Ya Aba Ishak, aku ini seorang yang suka melakukan perbuatan maksiat. Tolong berikan aku cara yang ampuh untuk menghentikannya.”
Setelah merenung sejenak, Ibrahim berkata, “jika kau mampu melaksanakan lima syarat yang kuajukan, maka aku tidak keberatan kau berbuat dosa.”
Tentu saja dengan penuh rasa ingin tahu yang besar, Jahdar beratanya, “apa saja syarat-syarat ini, ya Aba Ishak?”
“Syarat pertama, jika kau melaksanakan perbuatan maksiat, maka janganlah kau memakan rizki Allah”, ucap Ibrahim.
Lelaki itu mengernyitkan dahinya lalu berkata, “lalu aku makan dari mana? Bukankah segala sesuatu yang berada di bumi ini adalah rizki Allah?”
“Benar”, jawab Ibrahim tegas. “Bila kau telah mengetahuinya, masih pantaskah kau memakan rizki-Nya sementara kau terus melakukan maksiat dan melanggar perintah-perintah-Nya?”
“Baiklah…”, jawab lelaki itu tampak menyerah. “kemudian apa syarat yang kedua?”
“kalau kau bermaksiat kepada Allah, janganlah kau tinggal di bumi-Nya”, kata Ibrahim lebih tegas lagi.
Syarat kedua ini membuat Jahdar lebih kaget lagi. “Apa? Syarat ini lebih hebat lagi. Lalu aku harus tinggal di mana? Bukankah bumi dengan segala isinya ini milik Allah?”
“Benar. Karena itu pikirkanlah baik-baik. Apakah kau masih pantas memakan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya sementara kau terus berbuat maksiat?”, tanya Ibrahim.
“Kau benar Aba Ishak”, ucapnya kemudian. “Lalu apa syarat ketiga?”, tanyanya dengan penasaran.
“Kalau kau masih juga bermaksiat kepada Allah tetapi masih ingin memakan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat yang tersembunyi agar tidak terlihat oleh-Nya.”
Syarat ini membuat lelaki itu terkesima. “Ya Aba Ishak, nasehat macam apakah semua ini? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?”
“Bagus! Kalau kau yakin Allah selalu melihat kita, tetapi kau masih terus memakan rizki-Nya, tinggal di buminya, dan terus melakukan maksiat kepada-Nya. Pantaskah kau melakukan semua itu?”, Tanya Ibrahim kepada lelaki yang masih tampak bingung itu. Semua ucapan itu membuat dia tidak berkutik dan membenarkannya.
“Baiklah, ya Aba Ishak, lalu katakana apa syarat yang keempat?”
“Jika malaikatul maut hendak mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya bahwa engkau belum mau mati sebelum bertaubat dan melakukan amal shaleh.”
Dia termenung, Tampaknya ia mulai menyadari semua perbuatan yang dilakukan selama ini. Ia kemudian berkata, “tidak mungkin…tidak mungkin semua itu kulakukan.”
“Ya abdallah, bila kau tidak sanggup mengundurkan hari kematianmu, lalu dengan cara apa kau dapat menghindari murka Allah?”
Tanpa banyak komentar lagi, ia bertanya sayarat yang kelima, yang merupakan syarat terakhir. Ibrahim bin Adham untuk kesekian kalinya memberi nasehat kepada lelaki itu.
“Yang terakhir, bila malaikat Zabaniyah hendak menggiringmu ke neraka di hari kiamat, janganlah kamu mau ikut bersamanya!”
Perkataan tersebut membuat lelaki itu tersadar. Dia berkata, "Wahai aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya." dia tidak tahan lagi mendengar perkataan ibrahim. Air matanya bercucuran. "mulai saat ini aku bertobat kepada allah," katanya sambil terisak.
maka, jika kita tidak bisa memenuhi kelima syarat tersebut, dan pastinya tak mungkin bisa, tak pantas bagi kita untuk melakukan kemaksiatan dan durhaka kepada allah swt. Bahkan bukan hanya tidak pantas kita kita melakukan dosa, tapi memang tak ada celah dan tak ada alasan untuk itu.Dan jika kita renungkan lebih dalam, maka yang berani melakukan maksiat adalah orang-orang bodoh yang tak mengerti apa sesungguhnya hakikat kehidupan ini, dan kemana akan pergi setelah meninggalkan dunia.
Di ambil dari buku : Dosa bikin Hidup menderita
muhammad syukron maksum
Madina Press
TS mengucapkan terima kasih atas waktu agan buat baca cerita ini.
serta TS ingin mengucapkan,
Minal ‘Aidin wal Faizin ( من العائدين والفائزين ), Mohon Maaf Lahir Batin.
Maklum, TS nya mau mudik gan, di desa gak kayak dikota yang bisa internetan, ada sinyal aja udah sesuatu.

Diubah oleh blank001 01-08-2013 10:16
0
1.5K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan