Jelang Lebaran, Angka Kejahatan Naik di Jakarta

TEMPO.CO, Jakarta -Tingkat tindakan kriminal melonjak di Jakarta menjelang lebaran tahun ini. Dalam tiga hari terakhir saja lima kasus perampokan terjadi di ibu kota. Polisi menyatakan di daerah tertentu, terutama Jakarta Timur, aksi kriminalitas meningkat tajam.

"Jakarta Timur paling rawan, terutama kasus pencurian kendaraan bermotor," ujar Juru Bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Rabu, 31 Juli 2013.

Menurut data yang masuk ke Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, kelima kasus perampokan terjadi di wilayah Jakarta Timur. Yaitu, dua kasus di Jatinegara, dan sisanya di Pulogadung, Kampung Makasar, dan Matraman.

Salah satu pelaku bernama Feri Ferdian, 22 tahun, dilaporkan tewas dikeroyok massa usai mencoba menjarah motor di wilayah Jatinegara. Dalam kasus lain, seorang pelaku bersenjata api juga mencoba melarikan motor milik korban di Cipinang Utara, Jatinegara. Polisi yang berhasil memergoki pelaku, terpaksa melumpuhkan pelaku dengan menembaknya. Polisi juga berhasil membekuk tiga pelaku lain di Matraman, Makasar, dan Pulogadung. "Sudah diamankan di polsek masing-masing," ujarnya.

Polisi meminta masyarakat lebih waspada mengenai maraknya pencurian menjelang lebaran. "Perlu upaya pencegahan dari masyarakat sendiri," ujarnya. Polda Metro Jaya juga meminta seluruh jajaran di bawahnya untuk meningkatkan pengamanan dan patroli. "Sudah diinstruksikan di jam-jam tertentu patroli dua sampai tiga kali," ujar Rikwanto.

Pengamanan Hari Raya l Biang Kemacetan, Terminal Bayangan Ditertibkan
Kejahatan Marak Jelang Lebaran

JAKARTA – Polda Metro Jaya memperkirakan tingkat kejahatan cenderung meningkat saat musim arus mudik karena penghuni rumah di wilayah Jakarta kebanyakan mudik ke kota lain. Dalam rangka mengantisipasi tindak kejahatan, Polda mulai besok menggelar Operasi Ketupat 2013 yang melibatkan 3.200 personel.

"Seluruh pasukan yang apel ini jumlahnya 3.200 terdiri atas gabungan TNI-Polri, Damkar, kesehatan, dan beberapa elemen lainnya yang nanti akan membantu Operasi Ketupat Jaya 2013," kata Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, di sela-sela Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat dalam rangka Pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1434 H di Monumen Nasional (Monas), Senin (30/7).

Rikwanto menjelaskan seluruh personel gabungan dan Satpol PP yang akan disiagakan di seluruh Indonesia untuk pengamanan arus mudik Lebaran mencapai lebih dari 150 ribu petugas.

Menurut dia, para personel akan langsung menempati pos pengamanannya masing-masing pada 1 Agustus 2013 karena Operasi Ketupat akan dimulai pada 2 Agustus hingga 16 Agustus 2013.

Dikatakannya, Polda Metro Jaya menyiapkan 14 posko di berbagai polres dan 111 pos pengamanan yang ditempatkan di terminal, bandara, stasiun kereta api, dan di perbatasan Polda Banten serta Polda Jawa Barat untuk pengamanan selama arus mudik.

"Polda Metro Jaya berbeda dengan polda lainnya karena kita akan ditinggalkan penghuninya yang pulang ke kampung masing-masing, kami menjaga rumah kosong yang ditinggalkan," katanya.


Sementara itu, jumlah personel Polda Metro Jaya yang dikerahkan untuk membantu pengamanan dan mengatasi kemacetan di wilayah jalur Pantura yakni sebanyak 250 personel yang dikoordinasikan oleh pihak Mabes Polri.


Terminal Bayangan

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan penindakan terhadap terminal bayangan yang diduga akan bermunculan mulai 1 Agustus. DKI Jakarta akan memberikan sanksi pencabutan izin kendaraan jika ditemukan adanya operator angkutan umum yang sembarangan mengangkut penumpang mudik.

"Nanti sanksi disiapkan sama Dishub, sesuai dengan aturan yang ada, bisa saja mencabut izin trayek kendaraan," ujar Kepala Kantor Satpol PP Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kukuh Hadi Santoso.

Kukuh menyebutkan tim gabungan yang dipersiapkan untuk melakukan penertiban terminal bayangan, yakni Satpol PP, Dinas Perhubungan, Garnisun, TNI, dan Polri. Jumlah personel gabungan itu mencapai 250 orang.

Tim gabungan itu akan mulai bekerja sejak 1 Agustus atau H-7 hingga H 7. Penertiban ini akan dilakukan di lima wilayah dan sasarannya adalah angkutan umum liar dan terminal bayangan di Ibu Kota serta memantau kenaikan tarif angkutan umum yang semena-mena.

"Ciri-ciri terminal bayangan itu, antara lain berada di lokasi strategis dan dekat dengan jalur ke arah terminal atau jalan tol. Dasar hukum kami Perda. Jadi payung hukum kami jelas untuk bertindak," tegasnya.

Kepala Bidang Pengendali Operasi Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sunardi Sinaga, menjelaskan adanya terminal bayangan melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. "Mereka biasa menggunakan badan jalan untuk naik dan turun penumpang. Ini jelas melanggar aturan dan menimbulkan kemacetan," tegasnya.

Ia menyarankan kepada penumpang untuk mudik melalui terminal yang sudah ditentukan. Langkah itu akan membantu berkurangnnya terminal bayangan dan permainan tarif yang dilakukan oknum pengemudi