Identitas pengemudi Honda Jazz silver yang mengaku sebagai anak Jenderal terkuak. Ternyata dia anak seorang petani karet di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sang sopir 'jagoan' tersebut ialah Febri Suhartoni, pria berusia 18 tahun yang masih aktif sebagai mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Ibukota.

Hal tersebut diutarakan Devi Suhartoni, yang merupakan ayahanda Febri di Mapolda Metro Jaya.

Suhartoni membantah dengan tegas pengakuan Febri saat memaksa petugas bus Transjakarta untuk membuka portal.

"Anak jenderal itu tidak ada sama sekali. Itu anak saya Febri Suhartoni usianya 18 tahun," tegas Suhartoni

Suhartoni menjelaskan, memang mobil tersebut atas nama Herman, namun Herman merupakan pemilik lama mobil tersebut.

"Mobil Herman saya beli Januari kemarin dan untuk pake kuliah. Saya tidak tahu masalah ini," paparnya.

Suhartoni kembali menegaskan bahwa Febri bukanlah anak seorang Jenderal. "Saya memastikan kalau Febri mengklarifikasi kalau Febri itu bukan anak jenderal," tegasnya.

"Nanti saya hukum enam bulan tidak boleh bawa mobil," kata Devi saat mendatangi Mapolda Metro Jaya, Rabu (31/7).

Devi memastikan putranya memegang Surat Izin Mengemudi (SIM). Sebagai buktinya, Devi menyebut usia Febri sudah 18 tahun.

Dia juga mempersilakan Febri diberi sanksi sosial. Devi juga siap bertanggung jawab atas perbuatan anaknya.

"Harusnya dia disiksa bersihkan busway sepanjang jalan. Kalau saya diperintahkan untuk bersihkan busway bersama anak saya siap, SIM ditilang juga silakan tidak masalah," tambahnya.

Devi berjanji tak akan membela anaknya. "Saya malu karena ini institusi negara Polri, kita sebagai warga negara Indonesia, kalau hormati ortu, guru, raja, negara makmur. Raja itu ya semua institusi negara. Kalau kita mau langgar mau jadi apa saya, makanya saat anak saya salah, melanggar, saya datang," jelas Devi.