Taipan Aburizal Bakrie makin jor-joran menjual aset-aset miliknya untuk menutup utang korporasi. Awan hitam masih menggelayut bisnis yang dijalankan Bakrie and Brothers (BNBR). Di saat bisnis sektor pertambangan yang selama ini menjadi andalan Bakrie tengah terpuruk, seolah tidak ada jalan lain selain menggadaikan atau menjual aset ke pihak lain.

Langkah Bakrie menjual aset-asetnya sejauh ini cukup ampuh menekan utang perseroan. Terbukti, utang Bakrie and Brother yang semula Rp 10 triliun bisa ditekan hingga Rp 6 triliun setelah beberapa asetnya beralih ke pihak lain.

Presiden Direktur BNBR, Bobby Gofur Umar pernah mengungkapkan, strategi penyelamatan perusahaan adalah dengan fokus pada sektor tertentu dan melepas sisanya. Sektor yang akan tetap dipertahankan adalah sumber daya alam (SDA) dan infrastruktur.

Jika memang harus melepas saham, maka perseroan tidak akan menjual keseluruhannya. Hal ini dinilai lebih menguntungkan dari pada harus kehilangan seluruhnya.

Di sisi lain, taipan media Hary Tanoesoedibjo tengah gencar-gencarnya berekspansi bisnis. Di bawah bendera MNC grup, Hary Tanoe berambisi melebarkan sayap bisnisnya. Caranya dengan membeli hingga mengakuisisi bisnis Bakrie. Dengan percaya diri, Hary Tanoe menegaskan bahwa bisnisnya semakin bersinar. "Saya seorang pengusaha. Mohon maaf bisnis saya sedang tumbuh dengan pesat," tegas Hary Tanoe awal bulan ini.

Aksi ekspansi yang dilakukan Hary Tanoe didasarkan pada potensi ekonomi yang luar biasa. "Lihat potensi Indonesia sangat luar biasa besarnya, kita dapat jadi negara yang lebih maju dari negara lain. Sumber tambang, mineral, perkebungan sangat luar biasa," ujar Hary Tanoe yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura ini.

Meski secara politik Hary Tanoe dan Aburizal Bakrie tidak dalam satu kekuatan, tapi dalam hal bisnis, keduanya saling berkaitan. Beberapa aset Bakrie dibeli oleh Hary Tanoe. Apa saja aset-aset tersebut? Merdeka.com mencoba merangkumnya.TKP