- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
SBY disadap pada Pertemuan G20 - Bagian dari Tempora kah (Program Rahasia GCHQ)?


TS
r00t9
SBY disadap pada Pertemuan G20 - Bagian dari Tempora kah (Program Rahasia GCHQ)?
Dari kemarin hingga saat ini, kita semua tentu dikejutkan dengan kabar mencengangkan terkait Presiden kita yang disadap pada tahun 2009 lalu di London...
Kebetulan atau tidak, (walaupun sumber informasi ini diperoleh dari seorang anonim yang bekerja untuk intelijen dan kementrian luar negeri Australia), Edward Snowden pernah mengungkapkan bahwa Inggris melalui GCHQ mempunyai program serupa PRISM yang ditujukan untuk memata-matai pengguna...
Berikut ini berita terkait dengan Presiden SBY:

Sumber: inhere..
Dan ini berita terkait Tempora yang dibocorkan oleh Edward Snowden:

Sumber berita (Indonesia): inhere...
Sumber berita (luar) : Guardian...
Gimana menurut agan-agan? (kalau kata mbah Yahoo di portal beritanya, berkomentarlah dengan bijak tanpa harus memprovokasi pihak manapun)...
Kebetulan atau tidak, (walaupun sumber informasi ini diperoleh dari seorang anonim yang bekerja untuk intelijen dan kementrian luar negeri Australia), Edward Snowden pernah mengungkapkan bahwa Inggris melalui GCHQ mempunyai program serupa PRISM yang ditujukan untuk memata-matai pengguna...
Berikut ini berita terkait dengan Presiden SBY:

Quote:
Suatu kejutan diberikan oleh Media Australia ke Negara Indonesia. Fairfax Media yang membawahi The Age dan The Sydney, memberitakan bahwa rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah disadap saat menghadiri KTT G20 di London, Inggris, pada april 2009 lalu. Media ini mendapat berita dari sumber anonim yang bekerja di Intelijen dan kementrian Luar Negeri Australia.
Sumber itu menyatakan bahwa sebenarnya Australia hanya menerima hasil sadapan dari Intelijen AS dan Inggris. Hasil penyadapan akan digunakan untuk mendukung tujuan diplomatik Australia dan untuk mendapatkan dukungan memenangkan kursi Dewan keamanan. Sumber itu juga menjelaskan bahwa Perdana Menteri Australia, Kevin RUD, memiliki keinginan besar terhadap informasi intelejen, khususnya pemimpin asia pasifik, Yudhoyono, Manmohan Singh (PM India) dan Hu Jintao (mantan Presiden China)
Fairfax Media juga mengeluarkan suatu dokumen yang menuliskan bahwa mantan PM Australia, Julia Gillard, telah diberitahu tentang adanya kebocoran dokumen intelijen yang dilakukan oleh Edward Snowden. Edward Snowden memang pernah menyinggung tentang dokumen yang menjadi masalah ini. Dia mengatakan bahwa saat itu intelijen Inggris dan AS mentargetkan para pemimpin asing yang yang menghadiri KTT KTT G20 di London.
Kepala Divisi Pertahanan, Intelijen dan Berbagi Informasi dari Australia, Richard Sadleir, pada 17 Juni 2013, memang bertemu dengan Gillard untuk melaporkan dokumen yang dibocorkan Snowden melalui The Guardian. Dalam dokumen itu diungkapkan bahwa Kantor Pusat Komunikasi Pemerintah’ (Government Communication Headquarters/GCHQ) di inggris telah mempekerjakan intelijen yang mampu menerobos, menyadap komunikasi.
Sang Intelijen memiliki kemampuan untuk menyusup ke jaringan Blackberry atau ponsel pintar untuk menyadap email dan panggilan para delegasi. Penyadapan juga dilakukan di berbagai kafe internet untuk menyadap para delegasi yang membuka e-mail di tempat itu. Walaupun dokumen itu berfokus pada pengumpulan informasi di Turki dan Afsel, namun sumber anonim mengatakan bahwa Indonesia mendapat prioritas penyadapan.
Sumber itu menyatakan bahwa sebenarnya Australia hanya menerima hasil sadapan dari Intelijen AS dan Inggris. Hasil penyadapan akan digunakan untuk mendukung tujuan diplomatik Australia dan untuk mendapatkan dukungan memenangkan kursi Dewan keamanan. Sumber itu juga menjelaskan bahwa Perdana Menteri Australia, Kevin RUD, memiliki keinginan besar terhadap informasi intelejen, khususnya pemimpin asia pasifik, Yudhoyono, Manmohan Singh (PM India) dan Hu Jintao (mantan Presiden China)
Fairfax Media juga mengeluarkan suatu dokumen yang menuliskan bahwa mantan PM Australia, Julia Gillard, telah diberitahu tentang adanya kebocoran dokumen intelijen yang dilakukan oleh Edward Snowden. Edward Snowden memang pernah menyinggung tentang dokumen yang menjadi masalah ini. Dia mengatakan bahwa saat itu intelijen Inggris dan AS mentargetkan para pemimpin asing yang yang menghadiri KTT KTT G20 di London.
Kepala Divisi Pertahanan, Intelijen dan Berbagi Informasi dari Australia, Richard Sadleir, pada 17 Juni 2013, memang bertemu dengan Gillard untuk melaporkan dokumen yang dibocorkan Snowden melalui The Guardian. Dalam dokumen itu diungkapkan bahwa Kantor Pusat Komunikasi Pemerintah’ (Government Communication Headquarters/GCHQ) di inggris telah mempekerjakan intelijen yang mampu menerobos, menyadap komunikasi.
Sang Intelijen memiliki kemampuan untuk menyusup ke jaringan Blackberry atau ponsel pintar untuk menyadap email dan panggilan para delegasi. Penyadapan juga dilakukan di berbagai kafe internet untuk menyadap para delegasi yang membuka e-mail di tempat itu. Walaupun dokumen itu berfokus pada pengumpulan informasi di Turki dan Afsel, namun sumber anonim mengatakan bahwa Indonesia mendapat prioritas penyadapan.
Sumber: inhere..
Dan ini berita terkait Tempora yang dibocorkan oleh Edward Snowden:

Quote:
Belum saja program PRISM lenyap dari peredaran berita dunia, namun sekarang muncul lagi program serupa yang lebih mengejutkan, yaitu Tempora.
Pertanyaan menarik yang diajukan oleh program ini untuk PRISM mungkin adalah:
Mengapa Anda harus mengambil data ke perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Microsoft, Facebook ataupun Apple bila Anda dapat melakukan intercept (pencegatan) terhadap keseluruhan lalu lintas data pada jaringan dunia melalui kabel FO (serat optik) untuk mempermudah penyadapan?
Hal inilah yang langsung dilakukan oleh mata-mata Inggris (GCHQ – Government Communications Headquarters) berdasarkan informasi terbaru yang dikeluarkan oleh Edward Snowden ke pihak Guardian beberapa waktu lalu. Menurut dokumen yang kembali diungkapkan oleh Snowden ini, GCHQ telah melakukan penyadapan data pada jaringan dunia melalui 200 kabel serat optik yang ada. Hal ini pun disinyalir telah melibatkan lebih dari 600 juta aktivitas telepon sehari-hari, aktivitas e-mail, aktivitas pengguna InterNet dalam mengakses suatu situs dan bahkan dapat melihat hal yang di-posting oleh seseorang pada akun Facebook nya.
Program bernama Tempora ini diklaim telah berbagi data dengan total 850.000 karyawan NSA berikut kontraktor swasta yang bekerja sama dengan mereka.
Masih berdasarkan informasi pada dokumen terkait, Inggris diklaim mempunyai kemampuan yang jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan mata-mata AS dan hal ini pun membuat Inggris menjadi pemimpin dari komunitas “Five Eyes” yang merupakan komunitas intelijen yang terdiri dari Amerika, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru.
Diketahui pula bahwa GCHQ telah membangun program ini lebih dari 5 tahun dengan menandatangani perjanjian rahasia dengan perusahaan transmisi data. Hal yang dilakukan oleh GCHQ yaitu menambahkan probe pada kabel serat optik yang ada dengan tujuan untuk melakukan penyadapan data. Sama seperti program PRISM, pada program ini, perusahaan yang terlibat pun tidak diizinkan untuk menolak berpartisipasi dalam mensukseskan program mata-mata ini.
“As is the case with PRISM in the U.S., the companies are forbidden by law to either decline to participate or to reveal the spying to their customers or the general public.” demikian kutipan yang Kami lansir dari VentureBeat.
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa data yang diperoleh dari proses penyadapan ini pastilah sulit untuk dimengerti dan sulit untuk digunakan. Hal ini tidak lain dikarenakan sebagian besar data yang melaju ini telah terenkripsi. Secara teori, data yang diperoleh per harinya berjumlah sekitar 21 Petabytes dan tentu hampir tidak mungkin untuk mendekripsi nya dengan cepat.
Namun, ternyata kenyataannya berbicara lain. Dari Keseluruhan data ini, banyak dari data ini yang terkirim secara plaintext (tidak terenkripsi). Contohnya yaitu data mengenai aktivitas telepon ataupun data mengenai kunjungan pengguna terhadap suatu situs. Bahkan akvitivas Facebook pun terkirim secara plaintext bila pengguna tidak mengatur untuk memaksakan koneksi ke jalur HTTPS. Namun, bila dilakukan survey dari 100 pengguna, dapatkah Anda hitung, berapa banyak orang yang mengatur koneksi pada pengaturan akun facebook nya supaya selalu berjalan di HTTPS?
Pada saat dipertanyakan lebih lanjut mengenai jumlah orang yang sudah menjadi target dari program Tempora ini, badan hukum dari agency ini hanya berpendapat bahwa hal ini sulit untuk dikatakan. Hal ini dikarenakan mereka memperoleh daftar yang tidak terbatas yang mereka sendiri pun sulit untuk mengelolalnya.
Pertanyaan menarik yang diajukan oleh program ini untuk PRISM mungkin adalah:
Mengapa Anda harus mengambil data ke perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Microsoft, Facebook ataupun Apple bila Anda dapat melakukan intercept (pencegatan) terhadap keseluruhan lalu lintas data pada jaringan dunia melalui kabel FO (serat optik) untuk mempermudah penyadapan?
Hal inilah yang langsung dilakukan oleh mata-mata Inggris (GCHQ – Government Communications Headquarters) berdasarkan informasi terbaru yang dikeluarkan oleh Edward Snowden ke pihak Guardian beberapa waktu lalu. Menurut dokumen yang kembali diungkapkan oleh Snowden ini, GCHQ telah melakukan penyadapan data pada jaringan dunia melalui 200 kabel serat optik yang ada. Hal ini pun disinyalir telah melibatkan lebih dari 600 juta aktivitas telepon sehari-hari, aktivitas e-mail, aktivitas pengguna InterNet dalam mengakses suatu situs dan bahkan dapat melihat hal yang di-posting oleh seseorang pada akun Facebook nya.
Program bernama Tempora ini diklaim telah berbagi data dengan total 850.000 karyawan NSA berikut kontraktor swasta yang bekerja sama dengan mereka.
Masih berdasarkan informasi pada dokumen terkait, Inggris diklaim mempunyai kemampuan yang jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan mata-mata AS dan hal ini pun membuat Inggris menjadi pemimpin dari komunitas “Five Eyes” yang merupakan komunitas intelijen yang terdiri dari Amerika, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru.
Diketahui pula bahwa GCHQ telah membangun program ini lebih dari 5 tahun dengan menandatangani perjanjian rahasia dengan perusahaan transmisi data. Hal yang dilakukan oleh GCHQ yaitu menambahkan probe pada kabel serat optik yang ada dengan tujuan untuk melakukan penyadapan data. Sama seperti program PRISM, pada program ini, perusahaan yang terlibat pun tidak diizinkan untuk menolak berpartisipasi dalam mensukseskan program mata-mata ini.
“As is the case with PRISM in the U.S., the companies are forbidden by law to either decline to participate or to reveal the spying to their customers or the general public.” demikian kutipan yang Kami lansir dari VentureBeat.
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa data yang diperoleh dari proses penyadapan ini pastilah sulit untuk dimengerti dan sulit untuk digunakan. Hal ini tidak lain dikarenakan sebagian besar data yang melaju ini telah terenkripsi. Secara teori, data yang diperoleh per harinya berjumlah sekitar 21 Petabytes dan tentu hampir tidak mungkin untuk mendekripsi nya dengan cepat.
Namun, ternyata kenyataannya berbicara lain. Dari Keseluruhan data ini, banyak dari data ini yang terkirim secara plaintext (tidak terenkripsi). Contohnya yaitu data mengenai aktivitas telepon ataupun data mengenai kunjungan pengguna terhadap suatu situs. Bahkan akvitivas Facebook pun terkirim secara plaintext bila pengguna tidak mengatur untuk memaksakan koneksi ke jalur HTTPS. Namun, bila dilakukan survey dari 100 pengguna, dapatkah Anda hitung, berapa banyak orang yang mengatur koneksi pada pengaturan akun facebook nya supaya selalu berjalan di HTTPS?
Pada saat dipertanyakan lebih lanjut mengenai jumlah orang yang sudah menjadi target dari program Tempora ini, badan hukum dari agency ini hanya berpendapat bahwa hal ini sulit untuk dikatakan. Hal ini dikarenakan mereka memperoleh daftar yang tidak terbatas yang mereka sendiri pun sulit untuk mengelolalnya.
Sumber berita (Indonesia): inhere...
Sumber berita (luar) : Guardian...
Gimana menurut agan-agan? (kalau kata mbah Yahoo di portal beritanya, berkomentarlah dengan bijak tanpa harus memprovokasi pihak manapun)...

Quote:
Berita lainnya (source : Kaskus) :
27 Mei 2013 : Akun Twitter ITV News London diretas...
27 Mei 2013 : Pentingkah Cyber Command Center menurut Anda? di India, CCC akan segera terwujud...
28 Mei 2013 : Blueprint Markas Baru Top Spy Agent Australia dicuri Gan...
28 Mei 2013 : Desain Senjata Terbaru milik Amerika diakses Peretas - Rudal berikut Pesawat Tempur...
29 Mei 2913 : Industri Hiburan di Amerika - Memerangi Pembajakan dengan Malware - Setujukah Anda bila diterapkan di Indonesia?
1 Juni 2013 : (Lagi - di negara lain) - Taiwan Buka Unit CyberWar yang ke-4 Gan...
1 Juni 2013 : Serangan DrDoS 167Gbps dilancarkan ke Industri Keuangan...
2 Juni 2013 : Google menentukan standar waktu pengungkapan celah keamanan - maksimal 7 hari
4 Juni 2013 : Meretas iPhone (dan iOS Device lainnya) dengan Charger
18 Juni 2013 : Tanggapan Microsoft, Facebook dan Apple terhadap Program Rahasia NSA - PRISM (1 thread)
22 Juni 2013 : Edward Snowden Meminta Perlindungan Suaka di 3 Negara
22 Juni 2013 : Amerika dan Rusia menjalin Kerja Sama dalam Menangani Cyber Crime
23 Juni 2013 : Program Rahasia serupa PRISM, Tempora – memata-matai pengguna melalui Jaringan Dunia
9 Juli 2013 : Satuan Militer Korea Selatan diserang Malware
11 Juli 2013 : Setelah Nintendo, Giliran Layanan Online Konami yang diretas
22 Juli 2013 : Official Ubuntu Forums diretas, 1.82 juta Data Pengguna pun Berhasil Dicuri
25 Juli 2013 : Setelah Operator TrueCaller dan Sistem TangoMe, Giliran Viber yang kena retas
27 Juli 2013 : Masaaki Kagawa - Juara Poker Jepang yang ditangkap karena tuduhan menyebarkan malware
27 Mei 2013 : Akun Twitter ITV News London diretas...
27 Mei 2013 : Pentingkah Cyber Command Center menurut Anda? di India, CCC akan segera terwujud...
28 Mei 2013 : Blueprint Markas Baru Top Spy Agent Australia dicuri Gan...
28 Mei 2013 : Desain Senjata Terbaru milik Amerika diakses Peretas - Rudal berikut Pesawat Tempur...
29 Mei 2913 : Industri Hiburan di Amerika - Memerangi Pembajakan dengan Malware - Setujukah Anda bila diterapkan di Indonesia?
1 Juni 2013 : (Lagi - di negara lain) - Taiwan Buka Unit CyberWar yang ke-4 Gan...
1 Juni 2013 : Serangan DrDoS 167Gbps dilancarkan ke Industri Keuangan...
2 Juni 2013 : Google menentukan standar waktu pengungkapan celah keamanan - maksimal 7 hari
4 Juni 2013 : Meretas iPhone (dan iOS Device lainnya) dengan Charger
18 Juni 2013 : Tanggapan Microsoft, Facebook dan Apple terhadap Program Rahasia NSA - PRISM (1 thread)
22 Juni 2013 : Edward Snowden Meminta Perlindungan Suaka di 3 Negara
22 Juni 2013 : Amerika dan Rusia menjalin Kerja Sama dalam Menangani Cyber Crime
23 Juni 2013 : Program Rahasia serupa PRISM, Tempora – memata-matai pengguna melalui Jaringan Dunia
9 Juli 2013 : Satuan Militer Korea Selatan diserang Malware
11 Juli 2013 : Setelah Nintendo, Giliran Layanan Online Konami yang diretas
22 Juli 2013 : Official Ubuntu Forums diretas, 1.82 juta Data Pengguna pun Berhasil Dicuri
25 Juli 2013 : Setelah Operator TrueCaller dan Sistem TangoMe, Giliran Viber yang kena retas
27 Juli 2013 : Masaaki Kagawa - Juara Poker Jepang yang ditangkap karena tuduhan menyebarkan malware
0
2.4K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan