anth0ny.wijayaAvatar border
TS
anth0ny.wijaya
Apakah Tuhan menciptakan setan? Menjawab Asal usul sang pangeran kegelapan
Apakah Tuhan menciptakan setan? Menjawab Asal usul sang pangeran kegelapan (My Lecturer Review)



Apakah Tuhan menciptakan setan? Ini merupakan pertanyaan yang bagi sebagian besar orang Kristen akan menjawab tentu tidak! Namun jika kita ingin mencari tau bagaimana setan itu bisa ada, kita nantinya akan menemukan jawaban dari dua sudut pandang yang berbeda.

“Di dalam Kitab Perjanjian Lama, ada berapa kali tokoh setan atau iblis disebutkan? ternyata jawaban yang tepat adalah; tokoh setan atau Iblis hanya 15 kali disebutkan di dalam kitab Perjanjian Lama. Bahkan dari 39 buku Perjanjian Lama, tokoh iblis atau setan hanya disebutkan di dalam 3 buku, yaitu: 1Tawarik, Ayub, dan Zakharia. Kemudian dari audience ada yang protes, katanya “bagaimana dengan cerita yang ada di Kejadian pasal 3 tentang kejatuhan manusia”. Saya jawab coba baca baik-baik apakah ada disebutkan setan atau iblis dalam pasal itu?. Saya menjawab, tidak pernah ada disebutkan Iblis atau setan dalam teks Kejadian Pasal 3, yang ada hanyalah di sebutkan ular.

Asal usul kata Setan (שטָן)

Dalam bahasa Ibrani, kata Setan (שטָן) originalnya berarti musuh, lawan, dan pendakwa. Contohnya kita bisa lihat dari Kitab Bilangan pasal 22:22; 22:32 (dimana kata setan שטָן pertama kali disebutkan) kata setan disebutkan sebagai lawan.

Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia pergi, dan berdirilah Malaikat TUHAN di jalan sebagai LAWANNYA(לְשטָן – le’ Satan). Bileam mengendarai keledainya yang betina dan dua orang bujangnya ada bersama-sama dengan dia. – Bilangan 22:22

Kemudian, sebagai contoh berikut kata setan digunakan dalam artian sebagai dakwaan.

Biarlah orang-orang yang MENDAKWA (שׂוֹטְנַי - sotnay) aku berpakaikan noda, dan berselimutkan malunya sebagai jubah. - Mazmur 109:29

Dari contoh-contoh ayat diatas, (dan masih banyak lagi) kita temukan disana bahwa, kata שטָן (STN) pada awalnya belum merupakan suatu bentuk wujud pribadi atau tokoh yang selama ini kita kenal sebagai setan atau iblis.

Evolusi Setan (asal usul munculnya tokoh Setan dalam kitab Perjanjian Lama)

Pada zaman Israel kuno, sekitar abad ke 10 SM, umat yang kemudian dikenal dengan sebutan Israel, percaya kepada satu Tuhan yang universal. Bagi masyarat Israel pada masa itu, mereka percaya kepada Tuhan yang memiliki kuasa absolute (omnipotent) yang mana, semua fenomena yang terjadi di muka bumi ini, baik itu musim hujan, musim kemarau, badai, musim panen, musim kering, ataupun segala sesuatu yang baik, bahkan yang buruk, semuanya itu datang dari Tuhan. Adakah contoh dari kitab Perjanjian Lama, yang menyatakan bahwa sesuatu yang buruk atau yang jahat itu juga berasal dari Tuhan?

Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN. - 1 Samuel 16:14

yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang (רָע וּבוֹרֵא create evil) ; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini. - Yesaya 45:7

Bagi bangsa Israel kuno, Tuhan memiliki kuasa yang mutlak. Bahkan Ia juga bertanggung jawab atas segala yang buruk yang terjadi dalam kehidupan manusia, yang skarang ini kita anggap dilakukan oleh setan.

Tradisi keluar dari Mesir

Dalam perjalanan sejarah bangsa Israel, cerita tentang bebasnya mereka dari perbudakan di Mesir, dianggap sebagai suatu perbuatan tangan Tuhan yang dasyat. Atas kerpercayaan inilah mereka percaya Tuhan akan senantiasa melindungi mereka dengan kekuatanNya yang ajaib, sebagaimana Ia tunjukan ketika membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir.

Tapi pada kenyataannya, mereka mengalami suatu malapetaka yang besar dikemudian hari. Mereka di invasi oleh Asyur dan Babilon. Hidup dalam pembuangan membuat para pemikir-pemikir Yahudi pada saat itu berkesimpulan, bahwa semua malapetaka yang Tuhan datangkan ini (Amos 4) adalah akibat dari pelanggaran (seperti menyembah berhala) yang dilakukan oleh bangsa Israel (Ratapan 1:4-5) . Karena itu sebagai solusi, untuk menghilangkan semua malapetaka itu, mereka harus membuat suatu reformasi keaagamaan. Dan itulah yang dilakukan oleh mereka ketika mereka kembali dari pembuangan (Nehemia 8:2-4)

Lahirnya paham Apokaliptik

Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah setelah mereka kembali menduduki tanah air mereka, setelah dari pembuangan, dan telah mengadakan reformasi keagamaan, dengan kembali menuruti akan segala hukum-hukum dan ketetapan Tuhan, mereka untuk selamanya akan terbebas dari malapetaka-malapetaka?

Ternyata fakta sejarah berbicara lain. Kerajaan Yunani kemudian datang untuk berkuasa. Terlebih ketika wilayah palestina di kuasai oleh Anthiokus Ephipanes. Orang-orang Yahudi kembali mengalami penderitaan yang hebat. Bahkan kaabah yang mereka dirikian sebagai tanda reformasi keaagamaan mereka, di “najiskan” semasa pemerintahan Anthiokus Ephipanes. Apa yang salah skarang ini? Bukankah mereka telah melakukan reformasi keaagamaan? Bukankah mereka telah kembali menuruti segala ketetapan –ketetapan dan hukum Tuhan, yang mana mereka dulu percaya bahwa karena melanggar ini semua bencana-bencana itu muncul?.

Mencermati keadaan seperti ini, kembali para pemikir Yahudi ingin mencari dan mendapatkan suatu penjelasan, mengapa ini semua bisa terjadi. Hasilnya adalah, lahirnya suatu paham yang disebut “Apokaliptik” (dari bahasa Yunani yang berarti pengungkapan) mereka menemukan bahwa, ternyata ada peperangan yang terjadi dalalam kosmik ini, yaitu antara kuasa yang baik dan kuasa yang jahat dan ini semua terjadi diluar dari pemahaman manusia. Jika kuasa yang baik itu direpresentasikan dengan (tokoh) Tuhan demikian juga lawannya, yaitu kuasa kejahatan harus direpresentasikan juga dengan suatu sosok.

Saat inilah setan atau iblis sebagai suatu sosok atau tokoh muncul ke dalam permukaan. Mereka akhiryna mengerti bahwa penderitaan yang mereka alami adalah akibat dari pengaruh kuasa yang jahat, yang saat itu (present age) atas persetujuan Tuhan menguasai bumi ini yang suatu saat nanti (age to come) Tuhan akan secara tiba-tiba menghancurkan kerajaan jahat itu dan akan menggantikan dengan kerajaanNya dan memerintah untuk selamanya.

Pada zaman (Sekitar abad ke 3 SM) inilah, munculnya tulisan-tulisan apokaliptik yang coba menerangkan bahwa ternyata ada kuasa kegelapan yang sebenarnya adalah sumber dari semua malapetaka-malapetaka yang terjadi. Kitab-kitab seperti Henokh, Wisdom, Sirach, dan lain-lain bahkan kitab-kitab seperti Tawarik (sebagian?) Ayub, Zakaria, (termasuk juga Daniel) juga diproduksi pada masa ini, yang menjadikan tokoh Iblis sebagai biang keladi dari semua penderitaan yang menimpa orang benar. Dalam buku Slavonic Book of Enoch, xxix. 4, Setan disebutkan, (sebagaimana yang kita tau sekarang) mulanya adalah seorang pemimpin dari para Malaikat yang kemudian jatuh. Juga disitu disebutkan bagimana Hawa tertipu oleh tipu muslihat dari Iblis yang berwujud sebagai ular.


Kesimpulan

Dari sudut pandang theologi Setan adalah sumber dari segala kekacauan yang terjadi di dunia ini. Ia yang dulunya adalah pemimpin dari pada malaikat, oleh karena kesombongan dan keangkuhannya ia kemudian jatuh dan memimpin pemberontakan melawan Tuhan. Namun dilihat dari sudut pandang sejarah (“historical”) dari bukti temuan literature kuno yang kita miliki saat ini, tokoh setan sebenarnya baru muncul mulai dari abad ke 3, hasil dari suatu revolusi berpikir, yang mencoba mencermati suatu keadaan yang sulit dari suatu pertanyaan mengapa orang benar tetap menderita.

Gambaran Ini bahkan bisa terlihat dari 2 ayat dari 2 kitab yang berbeda
1 Tawarik 21:1
• Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.

2 Samuel 24:1
• Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda."

Jika diperhatikan baik-baik , kedua ayat dari kedua kitab ini menceritakan hal yang sama. Namun perbedaannya adalah Kitab Tawarik adalah hasil produksi sekitar abad ke-3 SM yang dipengaruhi oleh paham Apokaliptik . Sehingga, jika dalam 2 Samuel 24:1 disebutkan, Tuhan yang menghasut Daud, dalam 1 Tawarik 21:1 yang membujuk Daud adalah Iblis. Artinya, dari bukti literatur yang ada, adalah suatu kemungkinan yang besar bahwa, pada zamam Daud (10 SM)orang-orang Israel belum mengenal serta mengetahui adanya tokoh setan itu.


Pertanyaan Jika Setan pada saat ini dibinasakan oleh Tuhan, apakah manusia akan berhenti berbuat dosa?
Diubah oleh anth0ny.wijaya 22-07-2013 17:54
0
4.8K
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan