- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Setelah Yakuza, mafia HongKong juga berkeliaran di Jakarta


TS
sfu
Setelah Yakuza, mafia HongKong juga berkeliaran di Jakarta
Quote:
Original Posted By .
MERDEKA.COM. Indonesia rupanya menjadi negara sasaran para mafia internasional. Setelah Yakuza, kini mafia Hongkong 'Triad' beraksi di ibu kota negara.
Berawal dari masalah utang piutang judi bola, seorang Warga Negara Asing (WNA), China tega memutilasi temannya sendiri menjadi belasan bagian. Alanshia alias A Liong yang mempunyai tato naga di punggungnya kerap dihubungkan dengan keanggotaan Triad dari Cina daratan atau biasa disebut Hongkong.
Di Indonesia, Alanshia kerap dihubung-hubungkan dengan kepemilikan sejumlah narkoba yang ditemukan di apartemennya. Narkoba itu jenis Key 656 gram, pil 140 butir, sabu 32,35 gram, dan serbuk putih yang belum disebutkan jenisnya.
Namun, polisi tak mau ambil pusing. Untuk kepemilikan narkoba dilimpahkan kepada korban mutilasi yang juga rekan bisnis Alanshia sendiri, Tonny Arifin Djoomin.
Rekam jejak Alanshia juga sempat dikirim dari negara asalnya melalui surat catatan merah (red notice) kepada pemerintah Indonesia perihal tindakan kriminalitas warga China tersebut.
Dalam red notice yang diperlihatkan kepada wartawan, tertulis dalam bahasa Inggris, "Ringkasan fakta kasus penemuan tubuh wanita dalam kondisi rusak di pipa saluran di Desa Dao, He Zi, Kota Pingquan Chaoyang, Provinsi Heibei. Korban bernama Liu Juan, dengan nama tersangka Liu Jun alias Alanshia.' Liu Jun dijerat dengan hukuman seumur hidup.
Kini, Alanshia yang pertama kali masuk Indonesia pada tahun 2009 ini, harus menyudahi jejak Triad-nya di Indonesia. Kasusnya sudah sampai di meja hijau. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Alanshia dijerat dengan pasal pembunuhan yang ancaman hukumannya seumur hidup.
Kalau pun Pengadilan Negeri Jakarta Utara memvonis Alanshia dengan hukuman lebih ringan, di Negeri 'Tirai Bambu', pria yang menjadi buronan internasional itu, sudah siap menunggu hukuman seumur hidup.
Berawal dari masalah utang piutang judi bola, seorang Warga Negara Asing (WNA), China tega memutilasi temannya sendiri menjadi belasan bagian. Alanshia alias A Liong yang mempunyai tato naga di punggungnya kerap dihubungkan dengan keanggotaan Triad dari Cina daratan atau biasa disebut Hongkong.
Di Indonesia, Alanshia kerap dihubung-hubungkan dengan kepemilikan sejumlah narkoba yang ditemukan di apartemennya. Narkoba itu jenis Key 656 gram, pil 140 butir, sabu 32,35 gram, dan serbuk putih yang belum disebutkan jenisnya.
Namun, polisi tak mau ambil pusing. Untuk kepemilikan narkoba dilimpahkan kepada korban mutilasi yang juga rekan bisnis Alanshia sendiri, Tonny Arifin Djoomin.
Rekam jejak Alanshia juga sempat dikirim dari negara asalnya melalui surat catatan merah (red notice) kepada pemerintah Indonesia perihal tindakan kriminalitas warga China tersebut.
Dalam red notice yang diperlihatkan kepada wartawan, tertulis dalam bahasa Inggris, "Ringkasan fakta kasus penemuan tubuh wanita dalam kondisi rusak di pipa saluran di Desa Dao, He Zi, Kota Pingquan Chaoyang, Provinsi Heibei. Korban bernama Liu Juan, dengan nama tersangka Liu Jun alias Alanshia.' Liu Jun dijerat dengan hukuman seumur hidup.
Kini, Alanshia yang pertama kali masuk Indonesia pada tahun 2009 ini, harus menyudahi jejak Triad-nya di Indonesia. Kasusnya sudah sampai di meja hijau. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Alanshia dijerat dengan pasal pembunuhan yang ancaman hukumannya seumur hidup.
Kalau pun Pengadilan Negeri Jakarta Utara memvonis Alanshia dengan hukuman lebih ringan, di Negeri 'Tirai Bambu', pria yang menjadi buronan internasional itu, sudah siap menunggu hukuman seumur hidup.
Updet Yang Di Bali Gan
Quote:
Original Posted By .Sejumlah kejahatan akrab dengan Antonio Messicati Vitale (40), gembong mafia asal Italia. Keluar masuk penjara merupakan hal yang biasa. Namun, dia melarikan diri karena terlibat penganiayaan yang menewaskan seseorang pada 2011 lalu.
Sejak kejadian itu, Antonino masuk dalam daftar mafia kakap yang diburu polisi. Sebelum vonis dijatuhkan, Antonino yang diancam 24 tahun penjara kabur ke luar negeri pada 16 April silam. Salah satu tempay yang disinggahi adalah Bali.
Tempat persembunyian Antonino di Bali diketahui setelah kepolisian Italia berhasil melacak komunikasi dengan menyadap laptopnya dan komunikasi Antonio dengan keluarganya. Setelah itu pihak kepolisian di Negeri Pizza mengirim red notice ke Polri pada November lalu.
Titik terang pencarian terbuka ketika polisi menggerebek rumah Antonino di Portella di Mare, Palermo, pada 17 April 2012. Dari rumah ini polisi menyita barang bukti, berupa rekaman video dan sejumlah foto.
Dalam video itu, pria kelahiran 1972 itu tengah merayakan pesta ulang tahun ke-40, bersama sejumlah koleganya dengan diiringi lagu yang dimainkan pemain biola dan gitar. Polisi juga menemukan sejumlah foto Antonio yang berpose di kolam renang, dengan latar tempat yang eksotik.
Akhirnya, pada 7 Desember 2012, petugas gabungan dari Kepolisian Italia, Mabes Polri dan Polda Bali, menggerebek Vila Puri-Puri Kecil di Legian, Kuta. Pria berkacamata itu tak berkutik, tidak ada perlawanan saat diringkus.
"Dia sudah sekitar enam bulan bersembunyi di Bali," kata Kanit Jatanras Polda Bali Komisaris Pande Putu Sugiarta, Jumat (7/12).
Director Special Agent dari kepolisian Italia Kolonel Andrea Vitalone mengatakan, Antonino merupakan pentolan mafia paling dicari di Italia. "Dia mafia narkoba, perdagangan manusia, penjualan senjata ilegal, serta masih banyak kasus lain yang membelitnya," kata Andrea yang ikut penyergapan itu.
Sepak terjang Antonino dalam dunia hitam tak lepas dari darah yang mengalir dalam tubuhnya. Dia merupakan putra dari Pietro Messicati Vitale, godfather Klan Villabate. Di zamannya, Pietro merupakan mafia yang paling ditakuti.
Pada tahun 1985, Pietro ditangkap oleh polisi yang bernama Beppe Montana. Namun nahas, hanya selang beberapa hari, Beppe tewas. Usut punya usut ternyata sang polisi tewas ditangan anak buah Pietro.
Akhirnya, Pietro bebas pada tahun 1988. Hanya berselang 50 hari Pietro tewas ditembak oleh geng mafia lainnya saat menaiki skuter di Mongerbino, Palermo. Lima timah panas bersarang di tubuh pria 41 tahun itu.
Sejak kejadian itu, Antonino masuk dalam daftar mafia kakap yang diburu polisi. Sebelum vonis dijatuhkan, Antonino yang diancam 24 tahun penjara kabur ke luar negeri pada 16 April silam. Salah satu tempay yang disinggahi adalah Bali.
Tempat persembunyian Antonino di Bali diketahui setelah kepolisian Italia berhasil melacak komunikasi dengan menyadap laptopnya dan komunikasi Antonio dengan keluarganya. Setelah itu pihak kepolisian di Negeri Pizza mengirim red notice ke Polri pada November lalu.
Titik terang pencarian terbuka ketika polisi menggerebek rumah Antonino di Portella di Mare, Palermo, pada 17 April 2012. Dari rumah ini polisi menyita barang bukti, berupa rekaman video dan sejumlah foto.
Dalam video itu, pria kelahiran 1972 itu tengah merayakan pesta ulang tahun ke-40, bersama sejumlah koleganya dengan diiringi lagu yang dimainkan pemain biola dan gitar. Polisi juga menemukan sejumlah foto Antonio yang berpose di kolam renang, dengan latar tempat yang eksotik.
Akhirnya, pada 7 Desember 2012, petugas gabungan dari Kepolisian Italia, Mabes Polri dan Polda Bali, menggerebek Vila Puri-Puri Kecil di Legian, Kuta. Pria berkacamata itu tak berkutik, tidak ada perlawanan saat diringkus.
"Dia sudah sekitar enam bulan bersembunyi di Bali," kata Kanit Jatanras Polda Bali Komisaris Pande Putu Sugiarta, Jumat (7/12).
Director Special Agent dari kepolisian Italia Kolonel Andrea Vitalone mengatakan, Antonino merupakan pentolan mafia paling dicari di Italia. "Dia mafia narkoba, perdagangan manusia, penjualan senjata ilegal, serta masih banyak kasus lain yang membelitnya," kata Andrea yang ikut penyergapan itu.
Sepak terjang Antonino dalam dunia hitam tak lepas dari darah yang mengalir dalam tubuhnya. Dia merupakan putra dari Pietro Messicati Vitale, godfather Klan Villabate. Di zamannya, Pietro merupakan mafia yang paling ditakuti.
Pada tahun 1985, Pietro ditangkap oleh polisi yang bernama Beppe Montana. Namun nahas, hanya selang beberapa hari, Beppe tewas. Usut punya usut ternyata sang polisi tewas ditangan anak buah Pietro.
Akhirnya, Pietro bebas pada tahun 1988. Hanya berselang 50 hari Pietro tewas ditembak oleh geng mafia lainnya saat menaiki skuter di Mongerbino, Palermo. Lima timah panas bersarang di tubuh pria 41 tahun itu.
Quote:
Original Posted By .
Makin Banyak Aja Gan Mafia dan Orang Orang Ga Beres Dari Luar Negri Yang Masuk Indo.
Tujuan NyA Ga Baik Lagi
Padahal Aparat Kita Ngurusin Preman Lokal Aja Ga Beres"
Belum Lagi Preman Yang Berkedok Ormas Yang Makin Marak Dan Membuat Onar
Makin Banyak Aja Gan Mafia dan Orang Orang Ga Beres Dari Luar Negri Yang Masuk Indo.
Tujuan NyA Ga Baik Lagi
Padahal Aparat Kita Ngurusin Preman Lokal Aja Ga Beres"
Belum Lagi Preman Yang Berkedok Ormas Yang Makin Marak Dan Membuat Onar
Quote:










Sumber:merdeka.com
Diubah oleh sfu 22-07-2013 09:46
0
2.8K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan