Proyek Moken diprakarsai oleh sekelompok pembuat film dan perancang yang bertujuan untuk mengundang antusiasme terhadap Bangsa Nomaden di Laut Moken. Juru foto asal Norwegia, Sofie Olsen bergabung dengan mereka di Kepulauan Surin yang terletak di perbatasan antara Myanmar dan Thailand.

Orang-orang Moken adalah bangsa pemburu yang memiliki pengetahuan luar biasa tentang laut dan ekosistemnya. Hidup mereka bergantung pada sumber laut, dan menangkap ikan secara tradisional dengan tombak adalah satu hal yang sangat penting bagi mereka.

Bangsa Moken adalah penyelam bebas, mampu menyelam sampai kedalaman 20meter dan bertahan hingga beberapa menit hanya dengan sekali napas untuk mencari ikan

Mereka biasanya memiliki penglihatan yang bagus di bawah air karena mata mereka telah beradaptasi dengan lingkungan air. Mereka juga dapat berjalan di dasar laut tanpa membawa pemberat, seakan-akan berjalan di darat

Cara tradisional untuk menarik ikan ke permukaan dari dasar laut yang dalam adalah dengan mengaitkan tali hingga kedalaman 70-80meter dengan daum palem setiap beberapa meter hingga 10meter di bawah air. Cara ini akan membentuk ekosistem 'batu karang buatan' yang akan menarik ikan sehingga mudah ditangkap.

Setelah tsunami beberapa bangsa Moken diberi sejumlah gubuk untuk tinggal di pantai. Kebudayaan mereka perlahan-lahan menghilang karena tidak lagi bisa melanjutkan kehidupan tradisional mereka sebagai kaum nomaden laut.

Desa ini menjadi tujuan wisata untuk berkeliling di daerah itu. Karena bangsa Moken mulai menetap permanen di daratan mereka semakin terpengaruh oleh kebudayaan dan gaya hidup barat

Tetapi beberapa tradisi kuno masih dilakukan dan berguna. Saat tsunami terjadi pada tahun 2004 mereka dapat menyelamatkan banyak orang. Kepercayaan nelayan kuno nomaden selalu memperingatkan mereka untuk lari ke dataran yang lebih tinggi jika mereka melihat laut surut.