- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kerja Keras Saja Tidak Cukup


TS
LadiessMan217
Kerja Keras Saja Tidak Cukup
Quote:
Mudah-mudahan Bacaan Ini Berguna Bagi agan

Quote:
Joni dan Edi sama-sama diterima di sebuah perusahaan distribusi sebagai salesman setelah lulus. Mereka berdua bekerja keras.
Dua tahun kemudian bos Chandra mengangkat Edi menjadi Sales Supervisor sedangkan Joni tetap saja menjadi Salesman.
Suatu hari Joni tidak tahan lagi dan mengajukan pengunduran dirinya kepada bos Chandra.
Alasan Joni perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras, hanya orang yang pandai menjilat bos saja yang bisa naik.
Bos Chandra tertawa dalam hati , dia tau bahwa Joni itu pekerja keras tetapi untuk menyadarkan Joni apa beda dia dengan Edi maka ia memberikan satu tugas kepada Joni.
Ia meminta Joni untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor.Saat Joni kembali, bos Chandra bertanya: “Sudah kau temukan Jon?”
“Sudah pak” jawab Joni.
“Berapa harga semangkanya?” tanya Bos Chandra.
Joni pergi ke pasar lagi untuk menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap bos Chandra dan berkata: “ Rp 1000 per kg pak.”
Bos Chandra berkata kepada Joni bahwa sekarang dia akan memberi perintah yang sama kepada Edi.
Edi ke pasar dan setelah kembali menghadap ke bos Chandra.Edi lapor kepada bos Chandra:
“Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka Pak, harga semangka Rp 1000 per kg, kalau beli 100 kg hanya Rp 800 per kg nya,- ia mempunyai stok 324 biji, yang 32 dipajang di counternya. Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari yang lalu, warnanya hijau dan masih segar isinya pun merah jingga, kualitasnya bagus.” Papar Edi.
Joni sangat terkesan dengan laporan Edi dan akhirnya dia memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.
Morale of the story :
Kawan ! Bekerja lebih keras saja sering kali tidaklah cukup. Seorang yang ingin lebih sukses harus Meneliti lebih banyak, Berpikir lebih banyak dan Mengerti lebih mendalam, Cerdik dalam bertindak dan Cerdas dalam Berpikir .
Untuk alasan yang sama seorang yang punya keinginan lebih sukses dari yang lain akan punya pandangan jangka panjang utk beberapa tahun ke depan sedangkan seseorang yg dalam katagori “biasa-biasa” saja hanya akan berpikir dan bertindak utk seketika saja ibarat hanya melihat esok hari saja.
Perbedaan antara 1 hari dan 1 tahun adalah 365 kali lipat.
How could you win ? ? ?
=====
Semoga cerita singkat ini bisa memberi inspirasi untuk kita semua agar bisa menjadi lebih
Dua tahun kemudian bos Chandra mengangkat Edi menjadi Sales Supervisor sedangkan Joni tetap saja menjadi Salesman.
Suatu hari Joni tidak tahan lagi dan mengajukan pengunduran dirinya kepada bos Chandra.
Alasan Joni perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras, hanya orang yang pandai menjilat bos saja yang bisa naik.
Bos Chandra tertawa dalam hati , dia tau bahwa Joni itu pekerja keras tetapi untuk menyadarkan Joni apa beda dia dengan Edi maka ia memberikan satu tugas kepada Joni.
Ia meminta Joni untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor.Saat Joni kembali, bos Chandra bertanya: “Sudah kau temukan Jon?”
“Sudah pak” jawab Joni.
“Berapa harga semangkanya?” tanya Bos Chandra.
Joni pergi ke pasar lagi untuk menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap bos Chandra dan berkata: “ Rp 1000 per kg pak.”
Bos Chandra berkata kepada Joni bahwa sekarang dia akan memberi perintah yang sama kepada Edi.
Edi ke pasar dan setelah kembali menghadap ke bos Chandra.Edi lapor kepada bos Chandra:
“Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka Pak, harga semangka Rp 1000 per kg, kalau beli 100 kg hanya Rp 800 per kg nya,- ia mempunyai stok 324 biji, yang 32 dipajang di counternya. Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari yang lalu, warnanya hijau dan masih segar isinya pun merah jingga, kualitasnya bagus.” Papar Edi.
Joni sangat terkesan dengan laporan Edi dan akhirnya dia memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.
Morale of the story :
Kawan ! Bekerja lebih keras saja sering kali tidaklah cukup. Seorang yang ingin lebih sukses harus Meneliti lebih banyak, Berpikir lebih banyak dan Mengerti lebih mendalam, Cerdik dalam bertindak dan Cerdas dalam Berpikir .
Untuk alasan yang sama seorang yang punya keinginan lebih sukses dari yang lain akan punya pandangan jangka panjang utk beberapa tahun ke depan sedangkan seseorang yg dalam katagori “biasa-biasa” saja hanya akan berpikir dan bertindak utk seketika saja ibarat hanya melihat esok hari saja.
Perbedaan antara 1 hari dan 1 tahun adalah 365 kali lipat.
How could you win ? ? ?
=====
Semoga cerita singkat ini bisa memberi inspirasi untuk kita semua agar bisa menjadi lebih
Quote:
Betapa murahnya harga sebuah kesuksesan jika hanya bisa diraih dengan kerja keras saja, hanya otot (tenaga) tanpa otak (kecerdasan), hanya otot tanpa hati (perasaan/feeling). Lihatlah bagaimana para kuli telah memeras keringatnya siang dan malam tetapi tidak juga kunjung sukses dalam hidupnya, hari ini kerja, hari ini pula habis uangnya. Lihatlah para pekerja buruh bangunan yang telah mempekerjakan otot dalam setiap pekannya, pekan ini dapat uang, pekan ini pula habis uangnya, dan kesuksesan tidak juga kunjung tiba. Lihatlah bagaimana para pelari, atelit binaraga, dan angkat besi (olahragawan) internasional maupun lokal, yang telah memeras keringat dan ototnya – bahkan benar-benar ototnya keras dan keringatnya keluar teramat banyak – masa tuanya hidup terlunta-lunta (itupun sudah membela negara, lebih sekedar membela keluarga). Itu semua fakta betapa kerja keras saja tidaklah cukup untuk mewujudkan kesuksesan.
Betapa orang yang hanya mengandalkan kerja keras saja tanpa berdoa, maka ia akan menjadi pribadi yang sekuler dan kafir. Kerja keras saja tanpa otak dan ilmu yang bermanfaat, maka ia akan bodoh dan ceroboh. Kerja keras saja tanpa etika dan moral, maka ia akan korup, bukannya ”mencari uang” malah ”mencuri uang”. Itulah bukti betapa kerja keras saja tidaklah cukup untuk mewujudkan kesuksesan. Apa artinya sukses jika ia bodoh (tidak langgeng). Apa artinya sukses jika ia korupsi (mengambil yang bukan haknya, tercela dan merugikan orang lain).
Mari kita jawab pertanyaan yang sederhana ini, Lebih ”kerja keras” yang manakah antara kuli dan dosen ? Lebih ”kerja cerdas” yang manakah antara kuli dan dosen ? Orang awam pun akan mudah menjawabnya – tidak perlu menunggu menjadi profesor – jelas ”lebih keras” kerjanya seorang kuli, dan jelas ”lebih cerdas” kerjanya seorang dosen. Tentu bagi anda yang merasa lebih pintar akan kembali bertanya ”lho jika dosen dibandingkan dengan dosen itu bagaimana? Nyatanya ada dosen yang gagal dan ada dosen yang lebih sukses?” Ya itu menambah sederatan bukti, bahwa dosen yang gagal hanya bisa dan mau ”bekerja keras saja” tanpa bekerja dengan cerdas sebagaimana dosen yang sukses. Dosen yang gagal hanya sibuk bicara kesana kemari tanpa melakukan penelitian yang berarti, tanpa menulis buku sebagai karya ilmiah yang telah teruji (bahkan sebagian ”oknum dosen” menulis buku populer – bukan buku berdasarkan riset ilmiah – hanya untuk kepentingan komersial belaka, untuk kepentingan nama pribadinya dari pada untuk pengabdian kepada Perguruan Tingginya).
Jika kesuksesan bisa diraih hanya bermodalkan kerja keras saja, kedepannya akan lahir dosen-dosen, atau tenaga pengajar-tenaga pengajar atau tenaga kerja-tenaga kerja yang berbasis otot tanpa menggunakan otak, yang hanya memeras keringat (otot maksimal) tanpa mengedepankan kecerdasannya (otak minimal). Bagaimana muridnya akan bisa cerdas jika para tenaga pengajarnya hanya mengandalkan otot belaka. Setelah cerdas pun tidak akan bermanfaat bagi orang lain jika tidak menggunakan hati dan nuraninya. Orang awam sudah banyak yang paham bahwa untuk sukses tidaklah cukup hanya kerja keras saja, tetapi juga masih butuh kehadiran faktor / hal lainnya, seperti kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.
Dengan otot kita bisa bekerja keras untuk berlari (tetapi tidak sekedar lari ditempat, karena itu butuh otak), dengan otak kita bisa bekerja cerdas untuk memilih langkah yang paling efektif dan efisien (tidak hanya pandai berpikir saja, tetapi malas dalam bertindak), dan dengan hati kita bisa bekerja sesuai arah yang baik (tidak sekedar tepat sasaran tetapi juga manfaat kemudahan dan keberkahan). Otak melahirkan Visi, Otot mewujudkan Aksi, Hati membawa Misi. Nah apakah anda selamanya akan hidup dengan mitos kerja keras saja ? Tinggi mana nilai atau peran antara” kerja keras” dengan ”kerja cerdas” ? Orang awam akan menjawab butuh keduanya – terlepas dari tinggi mana nilainya – ya kerja keras, ya kerja cerdas. Itu berarti dalam mewujudkan sukses, ”kerja keras” tidak sendirian tetapi butuh teman lain bernama ”kerja cerdas”, tidak sombong mengabaikan bahkan melecehkan fungsi dan makna peran lainnya, sebagian yang lain bahkan mengatakan lebih bernilai kerja cerdas dibandingkan dengan kerja keras. Sekali lagi apakah anda mau ”menderita” dengan ”mitos kerja keras” ? sumber
Betapa orang yang hanya mengandalkan kerja keras saja tanpa berdoa, maka ia akan menjadi pribadi yang sekuler dan kafir. Kerja keras saja tanpa otak dan ilmu yang bermanfaat, maka ia akan bodoh dan ceroboh. Kerja keras saja tanpa etika dan moral, maka ia akan korup, bukannya ”mencari uang” malah ”mencuri uang”. Itulah bukti betapa kerja keras saja tidaklah cukup untuk mewujudkan kesuksesan. Apa artinya sukses jika ia bodoh (tidak langgeng). Apa artinya sukses jika ia korupsi (mengambil yang bukan haknya, tercela dan merugikan orang lain).
Mari kita jawab pertanyaan yang sederhana ini, Lebih ”kerja keras” yang manakah antara kuli dan dosen ? Lebih ”kerja cerdas” yang manakah antara kuli dan dosen ? Orang awam pun akan mudah menjawabnya – tidak perlu menunggu menjadi profesor – jelas ”lebih keras” kerjanya seorang kuli, dan jelas ”lebih cerdas” kerjanya seorang dosen. Tentu bagi anda yang merasa lebih pintar akan kembali bertanya ”lho jika dosen dibandingkan dengan dosen itu bagaimana? Nyatanya ada dosen yang gagal dan ada dosen yang lebih sukses?” Ya itu menambah sederatan bukti, bahwa dosen yang gagal hanya bisa dan mau ”bekerja keras saja” tanpa bekerja dengan cerdas sebagaimana dosen yang sukses. Dosen yang gagal hanya sibuk bicara kesana kemari tanpa melakukan penelitian yang berarti, tanpa menulis buku sebagai karya ilmiah yang telah teruji (bahkan sebagian ”oknum dosen” menulis buku populer – bukan buku berdasarkan riset ilmiah – hanya untuk kepentingan komersial belaka, untuk kepentingan nama pribadinya dari pada untuk pengabdian kepada Perguruan Tingginya).
Jika kesuksesan bisa diraih hanya bermodalkan kerja keras saja, kedepannya akan lahir dosen-dosen, atau tenaga pengajar-tenaga pengajar atau tenaga kerja-tenaga kerja yang berbasis otot tanpa menggunakan otak, yang hanya memeras keringat (otot maksimal) tanpa mengedepankan kecerdasannya (otak minimal). Bagaimana muridnya akan bisa cerdas jika para tenaga pengajarnya hanya mengandalkan otot belaka. Setelah cerdas pun tidak akan bermanfaat bagi orang lain jika tidak menggunakan hati dan nuraninya. Orang awam sudah banyak yang paham bahwa untuk sukses tidaklah cukup hanya kerja keras saja, tetapi juga masih butuh kehadiran faktor / hal lainnya, seperti kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.
Dengan otot kita bisa bekerja keras untuk berlari (tetapi tidak sekedar lari ditempat, karena itu butuh otak), dengan otak kita bisa bekerja cerdas untuk memilih langkah yang paling efektif dan efisien (tidak hanya pandai berpikir saja, tetapi malas dalam bertindak), dan dengan hati kita bisa bekerja sesuai arah yang baik (tidak sekedar tepat sasaran tetapi juga manfaat kemudahan dan keberkahan). Otak melahirkan Visi, Otot mewujudkan Aksi, Hati membawa Misi. Nah apakah anda selamanya akan hidup dengan mitos kerja keras saja ? Tinggi mana nilai atau peran antara” kerja keras” dengan ”kerja cerdas” ? Orang awam akan menjawab butuh keduanya – terlepas dari tinggi mana nilainya – ya kerja keras, ya kerja cerdas. Itu berarti dalam mewujudkan sukses, ”kerja keras” tidak sendirian tetapi butuh teman lain bernama ”kerja cerdas”, tidak sombong mengabaikan bahkan melecehkan fungsi dan makna peran lainnya, sebagian yang lain bahkan mengatakan lebih bernilai kerja cerdas dibandingkan dengan kerja keras. Sekali lagi apakah anda mau ”menderita” dengan ”mitos kerja keras” ? sumber

Diubah oleh LadiessMan217 15-07-2013 10:05
0
1.8K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan