- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Inilah Keindahan dan Warisan Budaya Daerah Dataran Tinggi Dieng Yang Tetap Terjaga.


TS
Kaskus Promo
Inilah Keindahan dan Warisan Budaya Daerah Dataran Tinggi Dieng Yang Tetap Terjaga.


Ane izin sharing dimari. Tenang kali ini ane ga promosi kok!

Pengalaman ane menuju Dataran Tinggi DIeng bulan lalu menjadi salah satu pengalaman ane yang tak terlupakan. Sebelumnya ane harus berterimakasih sama @BungTrip karena berkat Trit dari @BungTrip ane bisa berada di Dieng Culture Festival 2013 Dieng Culture Festival 2013
Quote:
Awal Perjalanan Ane
Jujur, ane sebelumnya jarang sekali mendengar “Dieng” sebagai salah satu tempat wisata yang direkomendasikan oleh orang-orang. Semua pasti lebih serng mendengar Bali, Lombok, Raja Ampat yang menjadi rekomendasi untuk traveling atau backpackers. Atau juga Pulau Komodo yang kini semakin terkenal karena baru saja dikunjungi oleh artis Hollywood, Gywneth Patrol. Inilah buruknya, Indonesia. Kurang meratanya pemberitaan mengenai tempat-tempat wisata yang sebenarnya memiliki potensi bagus untuk dipublikasikan.

Karena jarang disorot oleh media itulah, ane akhirnya tertarik untuk menempuh perjalanan yang cukup panjang menuju Wonosobo untuk menuju Dataran Tinggi Dieng. Tapi perjalanan panjang itu langsung ditebus oleh pemandangan bukit dengan Terasering yang begitu rapi dan hijau sekali, benar-benar menyejukkan mata. Ditambah dengan udara yang bersih sekaligus hawa dingin yang menusuk tulang, benar-benar membuat ane terlepas dari hiruk pikuk Kota Jakarta.
Spoiler for :

Quote:
Sekilas tentang Dieng Culture Festival
Selama 3 tahun terakhir (DCF) Dieng Culture Festival menjadi magnet baru wisata di Jawa Tengah. DCF atau Dieng Culture Festival adalah pesta rakyat terbesar di pegunungan Dieng, yang diselenggarakan setiap tahun hanya sekali. Menampilkan ruwatan cukur rambut gembel yang telah lama melegenda, atraksi seni budaya, wayang kulit dan pameran kerajinan khas pegunungan Dieng.
Semua akan kagum, dengan satu pertunjukan ini. Penari-penari rampak yakso bak prajurit perkasa di kahyangan Dieng, dengan baju merahnya yang menyala berani. Memberi ritme pada setiap gerakanya, alunan musik itu menyatu pada suasana alam. Inilah satu atraksi yang tak boleh dilewatkan begitu saja dalam pameran seni budaya (Dieng Culture Festival).
(DCF) Dieng Culture Festival adalah Satu moment yang paling ditunggu-tunggu di pegunungan Dieng. Satu event yang paling spektakuler, dan satu peristiwa yang paling langka. Perpaduan antara keindahan alam dan keunikan budaya menjadikan Dieng sebagai tujuan wisata paling bergengsi di tahun 2013.
Tahun 2013 membawa angin segar pada dunia pariwisata Dieng, Jawa Tengah selain menjadi daerah destinasi visit jateng 2013. Dieng Culture Festival yang akan diselenggarakan tahun ini akan lebih meriah dengan agenda dan acara-acara yang mengagumkan. Kunjungilah Dieng, temukan tiap jengkal kindahanya dan nikmati atraksi budayanya dalam Dieng Culture Festival IV tahun 2013. SUMBER
Quote:
Hari Pertama DCF
Sesampainya ane di Dieng, acara telah dimulai adapun rangkaian acara sbb:
Spoiler for Jadwal Dieng Culture Festival:

Ane bersama rombongan langsung menuju Pembukaan DCF yang terletak di alun-alun tepat di sebelah pelataran Candi Arjuna. Begitu sampai ane disuguhkan oleh Pesta Rakyat yang begitu dahsyat! Bagaimana nggak dahsyat? Agan disuguhkan oleh pameran UKM, pertunjukkan wayang kulit, serta Festival Lampion dan Kembang Api!
Spoiler for Pameran UKM:



Spoiler for Pertunjukkan Wayang Kulit:

Spoiler for Ada acara Bakar Jagung Rame-rame juga lho!:

Spoiler for Pelepasan 100 Lampion:
Spoiler for Pesta Kembang Api:

Setelah selesai mengikuti rangkaian acara DCF hari pertama, ane dan rombongan kembali ke Homestay. Kami beristirahat karena subuh dini hari kami akan melihat sunrise dari ketinggian 2.200 m diatas permukaan laut. Kami butuh tenaga ekstra untuk mendaki demi mengejar matahari. (udah kayak film aja.hehe)
Quote:
Hari Kedua DCF
Demi mengejar matahari, ane udah standby dari jam 2 pagi, dengan suhu hampir mendekati 0 derajat saat itu. Ane kudu pake baju hangat lapis 3 agar tubuh tidak menggigil.

Perjalanan hari kedua DCF pun dimulai. Kami mulai mendaki pada pukul 03.30. Semua demi mendapatkan pemandangan Matahari Terbit yang kalo kata Guide ane merupakan “Golden Sun Rises” terbaik ke-2 seIndonesia. Katanya lho… ane nggak tau bener apa nggak. CMIIW.
Lucunya dari awal sebelum mendaki, Guide ane ngomong “Kalo beruntung, kalian akan dapat melihat sunrise”. Ane udah curiga kenapa dia bilangnya ‘Kalo beruntung”?? Ternyata eh ternyata, setelah sampai di puncak sikunir… para pendaki tidak beruntung. Karena sunrise tidak terlihat akibat kabut yang begitu tebal.

Spoiler for Pemandangan di ketinggian 2.200 m diatas laut:

Spoiler for Lautan Manusia yang kecewa:

Spoiler for sikunir:
turun dari gununggg... ane dan rombongan mampir ke telaga warna.
Spoiler for Telaga Warna:
[/QU

Quote:
Masih Hari Kedua...
Setelah puas memanjakan mata dengan pemandangan Alam yang bikin mulut selalu mengucap "Subhanallah..." Akhirnya ane dan rombongan kembali ke homestay untuk sarapan. Dan langsung bergegas menuju Pelataran Candi Arjuna karena acara puncak "Dieng Culture Festival" yaituProses pemotongan rambut gimbal segera dimulai!
Eitss.. sebelum prosesi pemotongan rambut gimbal dimulai, anak-anak dengan rambut gimbal itu di arak keliling kampung!
Spoiler for Arak-arakan menjelang prosesi pemotongan rambut gembel:

Arak-arakan satu ini yang bikin serem!


Arak-Arakan juga dimeriahkan oleh Barongsai, Gan!

Setelah Arak-arakan panjang, keliling kampung. arak-arakan pun berakhir di Pelataran Candi Arjuna.
Acara proses pemotongan rambut gembel pun dimulai!
Spoiler for Sekilas tentang Rambut Gembel atau Rambut Gimbal:
Bagi kebanyakan orang, rambut gimbal adalah pilihan untuk mencerminkan gaya hidup. Tidak demikian dengan gimbal yang banyak ditemui pada anak-anak kecil di Dataran Tinggi Dieng. Sebagai tanah yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa, aura mistis dan berbagai mitos masih sangat kental terasa dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satunya yang paling menarik adalah fenomena anak gimbal ini. Anak gimbal Dieng terlahir normal, sama dengan anak-anak yang lainnya. Pada suatu fase, tiba-tiba rambut mereka berubah gimbal dengan sendirinya. Berbagai penelitian untuk menyelidiki penyebabnya secara ilmiah belum membuahkan hasil.
Pada kesehariannya anak-anak ini tidak berbeda dan tidak diperlakukan spesial dibandingkan teman-temannya. Hanya saja mereka cenderung lebih aktif, kuat dan agak nakal. Apabila bermain dengan sesama anak gimbal, pertengkaran cenderung sering terjadi antara mereka. Warga Dieng percaya bahwa mereka ini adalah keturunan dari pepunden atau leluhur pendiri Dieng dan ada makhluk gaib yang "menghuni" dan "menjaga" rambut gimbal ini. Gimbal bukanlah genetik yang bisa diwariskan secara turun temurun. Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu kapan dan siapa anak yang akan menerima anugerah ini. Konon leluhur pendiri Dieng, Ki Ageng Kaladite pernah berpesan agar masyarakat benar-benar menjaga dan merawat anak yang memiliki rambut gimbal.
Keinginannya Harus Dituruti
Rambut gimbal tidak akan selamanya bersarang di kepala si anak gimbal. Melalui sebuah prosesi, rambut ini harus dipotong karena ada kepercayaan bahwa jika dibiarkan hingga remaja maka akan membawa musibah bagi si anak dan keluarganya. Prosesi pemotongan tidak boleh sembarangan. Anak gimbal sendiri yang menentukan waktunya. Jika dia belum meminta, maka gimbal akan terus tumbuh walaupun dipotong berkali-kali. Selain ritual-ritual yang harus dilakukan, sang orang tua juga harus memenuhi permintaan anaknya. Apapun permintaan mereka, seaneh dan sesulit apapun, harus disediakan pada saat prosesi pemotongan rambut. Ada-ada saja yang diinginkan oleh mereka. Dari yang wajar seperti sepeda atau sepasang ayam, yang aneh seperti sebumbung kentut, hingga yang sulit dipenuhi seperti satu truk sapi atau mobil sedan. YogYES sempat membayangkan betapa repotnya bila memiliki anak gimbal seperti ini. Apalagi masyarakat percaya bahwa semua keinginannya harus dipenuhi karena kalau tidak maka si anak akan menderita sakit. Namun ternyata tidak. Orang Dieng menganggap bahwa anak gimbal adalah berkah yang akan membawa keberuntungan bagi mereka. Permintaan yang sulit pun cukup fleksibel dan bisa diakali. Bila si anak meminta satu truk sapi misalnya, si orangtua cukup membeli satu kilogram daging sapi dan meletakkannya di atas truk. Permintaan mobil sedan pun bisa dikabulkan dengan membelikan mainan berupa mobil-mobilan berbentuk sedan.
SUMBER
Pada Dieng Culture Festival 2013 ini, ada 7 anak yang mengikuti proses pemotongan Rambut Gembel. Dan tau nggak, gan? Salah satu dari ke-7 anak tersebut tidak tinggal di Dieng atau daerah Banjarnegara, melainkan tinggal di daerah Tambun, Bekasi, Jawa Barat! Ini merupakan salah satu peristiwa langka.
Spoiler for :
Banjarnegara, Seruu.com – Puncak acara Dieng Culture Festival (DCF) ke 5, Minggu (30/6/2013) digelar ritual potong rambut terhadap tujuh anak berambut gimbal. Acara unik dan langka yang berlangsung khidmat dan sakral itu disaksikan ribuan wisatawan di kompleks Candi Arjuna kawasan Dataran Tinggi Dieng, di perbatasan Kabupaten Banjarnegara-Wonosobo (Jateng). Sebelumnya, dilakukan kirab yang diikuti tujuh anak berambut gimbal dan rombongan berpakaian adat dari Desa Dieng Kulon, lalu melakukan jamasan di Sendang Sedayu.dieng
Setelah dijamas, tujuh anak berambut gimbal dibawa di pelataran Candi Arjuna. Adapun tujuh anak itu, Nuria (7), asal Karangtengah, Batur, dengan permintaan kambing; Lista bin Latif, Desa Curug, Kecamatan Garung, Wonosobo, dengan permintaan cincin, petasan kembang api, dan sepeda warna merah; Agifari Yulianto (7), Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, permintaan ikan merah besar; Mazaya Filza Labilah, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan permintaan perhiasan berupa Kalung dan gelang, dan baju pesta; Alira (3), Sumberan Barat, Wonosobo, dengan permintaan jambu air merah 5 biji dan tempe gembus; Sasa Bin Jaozi (6), Silandak, Mojotengah, Wonosobo, dengan permintaan cincin, dan Tita (5), Desa Blederan Klesman, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, dengan permintaan topi yang dibeli di Toko Mickye Mouse Wonosobo.
Dari tujuh anak berambut gimbal itu, hanya satu yang memang bukan berasal dari wilayah Dieng dan sekitarnya, yakni Mazaya Filza Labilah, dari Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
SUMBER
Penasaran kan seperti apa Prosesi pemotongan Rambut Gembel ini? Cekidot, gan!
Spoiler for Ramainya Wisatawan:

Ritual setahun sekali ini mengundang ribuan wisatawan dari segala penjuru. Banyak Polisi untuk menjaga jalannya proses ritual ini.
Sebagai info, untuk melihat ritual ini dari dekat harus memiliki "Green Card" atau ID Card khusus. Hanya disediakan 1700 Green card. Beruntunglah ane karena ane dan rombongan sudah disiapkan "Green Card" oleh @BungTrip.
Spoiler for Ini dia anak-anak berambut gimbal yang siap diruwat:



Spoiler for Meja sesajen dan hadiah sesuai permintaan anak-anak:


Spoiler for Proses Pemotongan Rambut Gembel dimulai!:


Spoiler for Penampakan setelah dipotong:


Jadi pendek banget deh tuh rambut?
Proses Pemotongan ini berlangsung sama untuk ketujuh anak. Setelah selesai dipotong, Rambut Gimbal yang dipotong dilarung (dihanyutkan) di danau yang terletak tidak jauh dari tempat pemotongan.
Selesai Pemotongan Rambut Gimbal, ane dan rombongan pun segera kembali ke homestay untuk siap-siap pulang ke Jakarta.
Sungguh pengalaman yang takkan terlupakan.
Perjalanan ini membuat ane semakin cinta pada tanah air.
Semoga kedepannya Dieng Culture Festival ini semakin maju dan bisa menjadi salah satu daya tarik dan menjadi pilihan bagi wisatawan asing selain tempat wisata yang sudah mainstream! Aminnn...



Diubah oleh Kaskus Promo 27-07-2013 10:04
0
4.3K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan