Ustads sekarang udah jadi profesi bukan lagi panggilan jiwa lebih mengutamakan materi daripada kualitas ceramahnya sendiri asalkan eksis dan job di tv banyak dia rela seperti apa saja bahkan hal yang tidak pantas dilakukan dengan gelarnya sebgai "USTADZ"

CITA CITA FROM PROVIDER 4

Kalau aku udah gede, aku mau jadi Ustadz. Tinggal ceramah udah dapet duit. Kalau ceramah campur Bahasa Arab biar kelihatan fasih dan berilmu. Campur juga Bahasa Inggris biar kelihatan gaul meskipun grammar-nya berantakan.

Tiap habis Sholat Jum'at, nongkrong bareng sesama Ustadz. Ngomongin proyek dakwah besar biar kelihatan sukses. Suara agak digedein biar kedengeran sama semua ABG cewek yang lewat. Kali aja ada yang berminat jadi bini muda, buat dikimpoi siri.

Kalau weekend, jalan-jalan sambil berburu bini muda. Jalannya pelan-pelan, biar lebih detail mandangin lekuk tubuh mereka sambil ucapin astaghfirullah al 'azhim dalam hati biar langsung dimaafin sama Allah. Kalau tanggal tua, nggak masalah selagi panggilan ceramah kenceng. Apalagi pas bulan Ramadhan, semua orang seneng diceramahin.

Kalau panggilan ceramah sepi, terpaksa pinjem duit mertua. Makanya cari bini yang cantik plus dari keluarga kaya-raya. Nggak masalah ceramah 15 menit dibayar cuman 5 juta. Masalahnya, bini dan anak banyak, pendapatan cuman tahan setengah bulan.
Tapi untungnya dengan iming-iming surga, mereka semua rela hidup susah.

Kalau mau nelpon, SMS-an, BBM-an, WhatsApp-an, Line-an, Kakao Talk-an, Youtube-an, ada donatur tetap yang selalu isikan pulsa dengan iming-iming pahala berlipat ganda jadinya nggak perlu khawaatir pulsa bakalan abis.

sumber