- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Movies
The Way Back, Film Karya Anak Medan Yang Gagal Diproduksi
![babyfacerap](https://s.kaskus.id/user/avatar/2013/07/09/avatar5652131_2.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
babyfacerap
The Way Back, Film Karya Anak Medan Yang Gagal Diproduksi
Pernah iseng iseng mau buat film untuk ditayangin pas maulid, tapi gagal dibuat karna enggak bakalan siap sesuai deadline, padahal skenarionya udah selesai. Maaf kalo hurufnya kayak anak alay, soalnya nulisnya di aplikasi, hurufnya terformat otomatis. Berikut skenarionya:
EXT.di jalan raya.pagi
ASEP telah sampai di Medan. Dia bingung untuk memulai darimana dalam mencari PERGURUAN IDENTITAS HATI.
asep
Aduh kenapa aku bisa lupa minta alamatnya ya? Nyasar kan jadinya.
ASEP akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada salah satu pejalan kaki.
ASEP
Permisi Mas, Mas tau PERGURUAN IDENTITAS HATI?
Pejalan kaki
Oh tau Mas, kenapa?
ASEP
Itu ada dimana ya?
PEJALAN KAKI
Oh deket Mas, Mas tinggal naik angkot dari sini sampai ke pertigaan, nah di pertigaan kan ada gang tuh, nah dari gang itu terus aja.
ASEP
Ohiya makasih ya Mas, kesana naik angkot berapa ya mas?
PEJALAN KAKI
Terserah mas, semua angkot bisa.
Asep merogoh kantungnnya, tampaknya dia tidak memiliki uang yang tersisa.
Asep
Mas, bisa minta ongkos gak Mas, uang saya abis.
Dengan berat hati, PEJALAN KAKI tersebut memberikan ASEP uang, ASEP langsung kabur meninggalkan PEJALAN KAKI tersebuT.
asep
Makasih ya Mas.
EXT.Di Depan gang.SIANG
ASEP sampai didepan gang, dia berjalan menyusuri gang tersebut dan akhirnya sampai di PERGURUAN IDENTITAS HATI.
ASep
Jadi ini PERGURUAN IDENTITAS HATI?
INT.DI daLAM PERGuruan IDENTITAS HATI.sore
ASEP masuk ke dalam, di dalam terlihat seseorang sedang berdzikir, ASEP menghampirinya.
ASEp
Assalamualaikum!
Orang yang berdzikir
Walaikumsalam!
ASEP
Maaf mengganggu, apakah ini benar PERGURUAN IDENTITAS HATI?
ORANG YANG BERDZIKIR
Benar sekali anak muda.
asep
Oh kalau begitu siapa pembinanya?
Orang yang berdzikir tersebut langsung balik badan menghadap ASEP.
ORANG YANG BERDZIKIR
Pembinanya saya sendiri, saya pembina sekaligus guru di perguruan ini.
asep
Oh, pas sekali! Saya dari kampung BERFIKIR MAJU mas, kampung yang namanya saja maju tapi penduduknya enggak, karena itu saya ingin belajar di perguruan ini agar saya menjadi orang maju beneran.
guru
Tahan dulu semangatmu anak muda, tahukah kau tidak sopan bila berbicara sebelum memperkenalkan dirimu?
Asep
Maaf Mas, nama saya ASEP.
Guru
Jadi ASEP, kau bilang tadi ingin menjadi orang maju. Katakan padaku orang maju seperti apa yang kau inginkan?
Asep
Saya ingin menjadi orang maju yang berpendidikan, beragama, dan berilmu.
GURU tersebut menatap mata ASEP sejenak, dia mencoba meyakinkan tekad ASEP lalu kemudian melanjutkan.
GURU
Baiklah SEP, kalau begitu kau bisa mulai belajar besok. Untuk sementara, kau bisa tinggal di salah satu kamar di perguruan ini.
Asep
Terima kasih Mas, terima kasih banyak Mas.
Guru
Dan berhenti memanggil saya "Mas", panggil saja saya "GURU PANJI".
ASEP
Siap GURU PANJI!
guru panji
Baiklah, biar PAK USMAN yang mengantarkan kamu.
GURU PANJI memanggil PAK USMAN, PAK USMAN lalu mengantar ASEP menuju kamarnya.
INT.perguruan IDENTITAS HATI.pagi
ASEP masuk ke dalam perguruan, di dalam sudah terlihat banyak murid yang datang. Para murid kemudian memusatkan perhatiannya kepada ASEP, ini merupakan awkward moment bagi ASEP, ASEP merasa canggung berada diantara mereka.
ASEP (v.o)
Kenapa aku diliatin terus, akukan udah mandi. Emangnya masih bau ya?
ASEP mengangkat ketiaknya dan menciumnya, hasilnya dia hampir muntah.
Tak lama kemudian GURU PANJI datang, dia menertibkan semua muridnya lalu mulai berbicara.
GURU PANJI
Selamat pagi anak anak, hari ini kita kedatangan murid baru, namanya ASEP. Iya dia yang disebelah sana, jadi saya harap kalian dapat meperlakukan dia seperti murid yang lainnya ya.
Setelah meperkenalkan ASEP, GURU PANJI lanjut berceramah. ASEP masih saja canggung, dia jadi berkeringat, badannya semakin bau, orang yang disebelahnya hampir pingsan. ASEP semakin canggung.
EXT.tidak jauh dari perguruan IDENTITAS HATI.sore
ASEP sedang memahami ulang apa yang diceritakan oleh GURU PANJI tadi, dia mencoba untuk menanyakannya kepada salah satu murid di sana.
ASEP
Permisi, boleh...
Murid
Gakboleh!
ASEP
Aku belum siap ngomong loh.
MURID
Iya tapi tetep gakboleh!
ASEP
1 pertanyaan aja, ingatkan tadi kata GURU PANJI kalo kalian harus memperlakukanku seperti murid yang lain.
MURID
Okelah, 1 pertanyaan. Tapi jarak kita harus 2 meter.
ASEP mundur sejauh 2 meter kebelakang.
ASEP
Jadi tadikan GURU PANJI sempat ngomong soal najis itu...
MURID
Najis itu sesuatu yang buruk. Dan kamu itu najis!
ASEP
Tapi akukan belum...
MURID
Udah aku selesai! Aku pergi darisini!
ASEP
Tapikan...
Murid tersebut pergi meninggalkan ASEP.
PAK USMAN kemudian datang sambil membawa sapu. Tampaknya dia akan menyapu daerah itu.
PAK USMAN
SEP, boleh...
ASEP
Gakboleh!
PAK USMAN
Tapikan...
ASEP
Tetep aja gakboleh! Aku pergi darisini!
ASEP lalu pergi meninggalkan tempat itu.
PAK USMAN
Dasar aneh!
INT.PERGURUAN IDENTITAS HATI.PAGI
Ini hari kedua ASEP belajar di perguruan ini. Kali ini mereka belajar mengajii. Dan kali ini ASEP sudah tidak bau lagi, sudah tidak ada lagi murid yang hampir pingsan didekat dia, yah itusih karena tidak ada yang mau duduk didekat dia, sekalipun wangi ASEP tetap dijauhi.
Dari semua murid yang ada disitu, ada satu murid yang membuat perhatian ASEP tertuju padanya. Lafalan mengajinya sangat indah.
GURU PANJI
FIRMAN, sekarang giliranmu.
Firman
Iya GURU.
Firman membuka AL-QUR'AN-nya, lalu dia mengaji dengan indahnya.
GURU PANJI
Bagus sekali FIRMAN, seperti biasa, kamu memang murid terbaik di perguruan ini.
FIRMAN
Makasih GURU PANJI.
FIRMAN kembali ketempat duduknya. ASEP masih tetap memperhatikan FIRMAN. Murid murid yang lain malah memperhatikan ASEP yang sedang memperhatikan FIRMAN, mereka mengira kalau ASEP itu homo. ASEP langsung mengalihkan pandangannya.
EXT.TIDAK JAUH DARI PERGURUAN IDENTITAS HATI.SORE
ASEP sedang duduk dan memahami ulang apa yang diceritakan oleh GURU PANJI seperti biasa, tetapi ada yang memperhatikannya dari kejauhan. Orang itu adalah FIRMAN, dia sedang memikirkan sesuatu tentang ASEP.
FIRMAN
Oi, FADLI, FADLAN, anak itu namanya ASEP bukan? Dia dari kampung kan?
FIRMAN menanya FADLI dan FADLAN yang saat itu sedang berada didekatnya sambil menunjuk nunjuk ke arah ASEP.
Fadli
Iya MAN, kenapa? Jangan bilang kalo kau suka sama dia.
FIRMAN
Ya enggaklah bego! Emangnya aku cowok apaan! Aku ada rencana buat dia.
Fadlan
Rencana apa man? Jangan bilang kalo kau mau nikahin dia.
FIRMAN
Ya enggaklah kampret! Ada ada aja.
FIRMAN mulai menceritakan kisah tentang seseorang, itu adalah kisah tentang pendahulu ASEP, BURHAN.
EXT.DI JALAN RAYA.Siang.(flashback)
Tampak seorang pemuda yang berbadan kekar yang kelihatan habis dari perjalanan jauh. Tampaknya dia anak perantauan. Dilihat dari dandanannya, dia mungkin berasal dari kampung.
FIRMAN (o.s)
Jadi gini, dulu ada seorang pemuda kampung yang merantau ke Kota Medan. Namanya adalah BURHAN, dia merantau untuk mencari ilmu.
INT.Di dalam ruangan penuh dengan narkoba.siang.(Flashback)
BURHAN yang kini telah sukses sebagai bandar narkoba, tengah duduk didepan meja dengan semua narkobanya. Dia sekarang memiliki kekayaan dan kekuasaan.
FIRMAN (O.S)
Tanpa disangka sangka BURHAN kini telah sukses menjadi bandar narkoba. Dia memiliki kekayaan dan juga kekuasaan, hingga suatu tragedi terjadi.
INT.DI dalam sebuah gudang.malam.(Flashback)
Ternyata salah seorang bawahan BURHAN ada yang berkhianat.Dia berusaha menjatuhkan BURHAN dan mengurung BURHAN di dalam sebuah gudang.
FIRMAN (O.S)
Suatu hari salah seorang bawahannya berkhianat, dia mengurung BURHAN di dalam gudang dan mengambil semua kekuasaannya. Sejak saat itu nama BURHAN tidak terdengar lagi.
EXT.TIDAK JAUH DARI PERGURUAN IDENTITAS HATI.SORE
Kembali ke masa sekarang. FIRMAN, FADLI, dan FADLAN masih sedang membicarakan ASEP.
FADLI
Jadi maksudmu, kau mau buat si ASEP jadi kayak BURHAN?
FIRMAN
Yap, benar sekali.
FADLAN
Tapi dia kan jarang mandi.
FIRMAN
Gakada hubungannya bego!
FADLI
Kalo nanti dia lebih sukses dari kita gimana?
FADLAN
Iya kalo dia jadi BD yang lebih besar daripda kau gimana?
FIRMAN
Itu gampang, kalo kirakira dia udah gak berguna lagi buat kita, kita buat nasibnya sama seperti BURHAN.
FADLI dan FADLAN saling tatap sampai akhirnya FIRMAN melanjutkan.
FIRMAN
Jadi gimana?
FADLI
Okedeh setuju.
FADLAN
Iya aku juga.
FIRMAN
Oke, tunggu sebentar ya.
FIRMAN pergi menghampiri ASEP.
FIRMAN
Assalamualaikum!
ASEP
Walaikumsalam!
FIRMAN
ASEP bukan?
ASEP
Iya, kenapa?
FIRMAN
Boleh duduk?
ASEP
Oh boleh kok.
FIRMAN lalu duduk disebelah ASEP.
FIRMAN
Sendiri aja nih?
ASEP
Tahukah kau tidak sopan bila berbicara sebelum memperkenalkan dirimu?
FIRMAN
Ohiya maaf, aku FIRMAN, kitakan satu perguruan, masa kamu tidak tahu.
ASEP
Aku tau kok, aku cuman pura pura gak tau biar enggak disangkain homo.
FIRMAN
Ya enggaklah bego! Pemikiran dari mana itu!
ASEP
Dari mereka.
ASEP menunjuk nunjuk ke arah murid murid yang tadi menertawakan ASEP.
FIRMAN
Oke abaikan mereka. Sini biar aku kenalin sama temen temenku.
Firman berdiri dan menarik narik ASEP.
ASEP
Tapikan?
FIRMAN
Tapi apa?
ASEP
Kamu baru duduk.
FIRMAN
Enggak ada masalahnya bego! Udah ikut aja sini.
ASEP dan FIRMAN datang menghampiri FADLI dan FADLAN. FIRMAN memperkenalkan ASEP kepada mereka.
FIRMAN
ASEP, ini FADLI dan FADLAN. FADLI, FADLAN, ini ASEP.
ASEP menjabat tangan keduanya.
ASEP
ASEP.
FADLI
FADLI.
FADLAN
FADLAN. Aku lebih ganteng daripada FADLI.
FADLI
Iya dalam mimpimu!
FADLAN
Sialan!
Mereka lalu bercanda hingga matahari terbenam. Lalu mereka pulang menuju rumah masing masing.
INT.PERGURUAN IDENTITAS HATI.PAGI
ASEP dan FIRMAN kini semakin dekat, tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk menjadi akrab. Murid murid yang lain juga sudah tidak menjauhi ASEP lagi, ASEP pun sudah tidak merasa canggung lagi.
ASEP dan FIRMAN kini semakin sering melakukan sesuatu bersama, mereka terlihat terlalu akrab. ASEP belajar banyak dari FIRMAN, dari cara FIRMAN mengaji, dari cara FIRMAN sholat, bahkan dari kepribadiannya ASEP juga mendapat banyak pelajaran.
EXT.TIDAK JAUH DARI PERGURUAN IDENTITAS HATI.SORE
Sudah 1 minggu sejak ASEP datang ke perguruan, besok adalah weekend. ASEP, FIRMAN, FADLI, dan FADLAN sedang membicarakan akan kemana untuk weekend besok.
FIRMAN
SEP, besokkan sabtu. Kau kemana?
ASEP bingung dengan pertanyaann FIRMAN barusan.
ASEP
Enggak kemana mana. Emangnya mau kemana juga?
FIRMAN
Oh yaudah, ikut kami aja.
ASEP
Kemana?
FIRMAN
Udah ikut aja, kami akan memberikanmu sedikit tur keliling kota.
ASEP
Oh okedeh.
FIRMAN
Oke besok biar FADLI dan FADLAN yang menjemputmu disini.
ASEP
Oke. Kalogitu sampai ketemu besok ya.
ASEP pergi meniggalkan mereka bertiga. Taklama setelah ASEP pergi, FIRMAN membisikkan sesuatu kepada FADLI dan FADLAN.
FIRMAN
Ingat! Jangan sampai gagal! Kalian harus berhasil membawanya ketempatku, kalau tidak rencana kita akan gagal. Kalian mengerti?
FADLI dan FADLAN mengangguk karena mengerti dengan intruksi FIRMAN barusan.
EXT.di depan perguruan identitas diri.pagi
FADLI dan FADLAN sudah berada didepan perguruan, mereka sedang menunggu ASEP.
FADLI
SEP, udah siaaap?
ASEP
Bentaaaar.
FADLAN
Ngapain ajasiih?
ASEP
Dandaaan.
FADLI
Emangnya anak itu bisa dandan?
FADLAN
Entah.
ASEP akhirnya keluar. Dandanannya terlihat kampungan, FADLI dan FADLAN memasang ekspresi absurb.
ASEP
Gimana? Kerenkan?
FADLI
Keren apanya? Ini kampungan tau!
FADLAN
Pokoknya kami gakmau pergi samamu kalo dandananmu gitu.
ASEP
Jadi aku harus gimana?
FADLI dan FADLAN membenarkan dandanan ASEP lalu mereka berangkat menggunakan kereta.
EXT.di atas kereta.siang
ASEP, FADLI dan FADLAN pergi menegelilingi kota. ASEP kegirangan kena angin karena baru pertama naik kereta.
EXT.di depan rumah firman.siang
FIRMAN sedang menunggu FADLI, FADLAN, dan ASEP didepan rumahnya. Dia terlihat kesal. Mukanya seperti ingin makan manusia.
Taklama kemudian FADLI, FADLAN, dan ASEP datang. FIRMAN langsung memarahi mereka.
FIRMAN
Kenapa lama kali!
FADLI
Lah katanya tadi disuruh keliling.
FIRMAN
Gak perlu lamalama juga kan!
FADLAN
Lah keliling kota kan lama.
FIRMAN
Enggak perlu keliling kota beneran juga bego! Udahlah ayo berangkat, udah telat ini.
FIRMAN mengambil keretanya dan langsung tancap gas. kemudian disusul oleh FADLI, FADLAN, dan ASEP.
EXT.Di depan sebuah rumah.sore
Mereka akhirnya sampai ketujuan, tempat itu sangat sepi dan jauh dari keramaian, tidak ada seorangpun yang berada disitu selain mereka.
ASEP
MAN, ini tempat apa?
FIRMAN
Ini BaseCamp kami, ini tempat kami melakukan segala hal.
ASEP
Tapi kok sepi gini?
FADLI
Iya karna kami gakmau ketahuan sama orang orang.
FADLAN
Iya soalnya kami disini bakalan bagi bagi ilmu.
FIRMAN
Udah ayo masuk.
ASEP, FIRMAN, FADLI, dan FADLAN masuk kedalam Basecamp.
InT.Di dalam basecamp.Menjelang malam
FIRMAN kelihatan sedang mempersiapkan sesuatu, kelihatannya dia sedang mepersiapkan penyambutan untuk ASEP.
FIRMAN
Nah SEP, selamat datang di BaseCamp kami, disini kamu akan belajar tentang kehidupan, tentang bagaimana cara untuk kaya, bagaimana aku bisa jadi begitu pintar didalam pengajian, disinilah kamu akan memulai segalanya SEP, disinilah tempatnya.
ASEP
Wow, aku gakpernah tahu kalo kalian punya perguruan juga.
Fadli
Ini bukan perguruan SEP, ini BaseCamp!
ASEP
Tapi katanya aku bakalan belajar disini. Bukankah tempat untuk belajar itu perguruan ya?
FADLAN
Iya, tapi perguruan melakukannya dengan cara kuno, disini kita akan melakukannya dengan cara modern.
ASEP
Emangnya kuno sama modern itu apa bedanya?
FIRMAN
Kamu itu kuno, aku itu modern, ngertikan?
ASEP
Enggak.
FIRMAN
Astagaa.
FIRMAN, FADLI dan FADLAN kewalahan menghadapi kepolosan ASEP. FIRMAN kelihatan sedang mengambil sesuatu, itu adalah NARKOBA. Dia menunjukkannya kepada ASEP.
FIRMAN
Liat ini, benda benda ini adalah NARKOBA, NAluri KOBaran Api. Dan ini modern. Tidak seperti cara kuno perguruan seperti membaca buku, kamu hanya tinggal memakai ini dan kamu akan menjadi pintar sepertiku.
ASEP
Serius?
FIRMAN
Iya serius, coba aja kalo gakpercaya.
ASEP
Oke, aku coba nih.
ASEP mencoba Narkoba seperti yang diinstruksikan FIRMAN. ASEP mempertanyakan efeknya.
ASEP
Gakada apa apa, ah bohong nih.
FIRMAN
Tenang, paling juga sebentar lagi.
ASEP
Ah bohong nih, daritadi enggak ada efek apa apa, kalian jangan coba coba bohongin aku, aku bisa ngalahin kalian semua, jadi jangan macam macam.
ASEP mulai bicara ngawur dan berteriak teriak. FIRMAN, FADLI, dan FADLAN masih memperhatikan ASEP.
ASEP
Aku bisa aja ngambil semua ini dan kupake sendiri aja, jadi kalian gak akan bisa ngalahin aku. Aku bisa aja...
ASEP mulai sempoyongan dan akhirnya pingsan. FIRMAN, FADLI, dan FADLAN mengangkatnya dan membaringkannya di atas tempat tidur.
FIRMAN
Cukup segini dulu hari ini, setidaknya dia udah make Narkoba.
FADLI
Jadi gimana nih, dia dibiarin aja disini? Nanti orang orang diperguruan bisa curiga.
FIRMAN
Udah gakpapa, besokkan masih weekend.
FADLan
Jadi besok kita keluar lagi?
FIRMAN
Iya, kita bakalan kasih anak ini pelajaran yang lebih banyak lagi.
FIRMAN menoyor kepala ASEP yang sedang tidur.
FIRMAN
Udah, ayo istirahat, besok kita harus kerja keras.
INT.DI DALAM BASECAMP.Pagi
FIRMAN, FADLI, dan FADLAN sudah bersiap untuk menjalankan misi mereka, yaitu menjerumuskan ASEP lebih dalam lagi. Mereka kelihatan sedang memakai Narkoba ketika ASEP tengah terbangun. Mereka menyuruh ASEP untuk ikutan.
Fadli
SEP, sini SEP ikutan.
ASEP yang masih setengah sadar tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan.
ASEP
Kalian ngapain?
FADLAN
Kami ngisap sabu, kamukan semalem make ini juga.
ASEP
Ha? Semalem? Bukannya itu Narkoba.
FIRMAN
Iya Sabu itu Narkoba.
ASEP
Jadi Narkoba itu Sabu ya?
FIRMAN
Bukan bego! Narkoba itu bagian dari Sabu!
ASEP
Jadi Sabu itu bagian dari Narkoba ya?
FIRMAN
Bukan juga bego! Gini ya, Narkoba itu ada bermacam macam, dan Sabu ini adalah salah satu jenis Narkoba. Nah ini yang akan membuat kita kaya hari ini.
ASEP
Kaya? Maksudnya?
FIRMAN
Iya, Narkoba ini sangat mahal harganya, segini ini namanya 1 ji.
FIRMAN menunjuk sejumlah sabu yang ada didepannya.
FIRMAN
Nah 2 ji ini harganya bisa mencapai 3 juta.
ASEP
Segini doang 3 juta?
FIRMAN
Iya, dan yang akan menjualnya kepada pelanggan kita hari ini adalah kamu SEP.
ASEP
Aku?
FIRMAN
Iya, nanti kamu akan bertemu dengan pelanggan kita, kami akan mengawasi dari belakang.
ASEP
Kenapa enggak kalian aja?
FIRMAN
Kalo gitu kapan kamu bisanya bego!
ASEP
Oh okedeh.
FIRMAN
Yaudah, FADLI, FADLAN, bungkus ini semua.
FADLI dan FADLAN membungkus sabu sabu itu, dan siap siap untuk pergi.
EXT.Di depan sebuah cafe.siang
Mereka telah sampai di tempat transaksi. FIRMAN, FADLI dan FADLAN menunggu diluar sedangkan ASEP masuk kedalam untuk menemui pelanggan.
FIRMAN
SEP, nanti kamu masuk kedalam, terus kami cari orang ini.
FIRMAN mengeluarkan sebuah foto dan memberikannya kepada ASEP.
FIRMAN
Ingat! Nanti kamu jangan langsung nunjukin barangnya, kamu harus minta dia nunjukin uangnya dulu. Transaksi harus berlangsug cepat agar orang orang tidak curiga.
ASEP
Oke.
Fadli
Namanya POLTAK, dia orang batak!
ASEP
POLTAK ya?
FADLAn
Ingat! Dia orang batak tapi tidak botak. Dan jangan tanya apakah dia polisi botak apa bukan!
ASEP
Okedeh.
ASEP pun masuk kedalam cafe tersebut.
INT.DI DAlam cafe.siang
ASEP kini telah berada di dalam cafe, dia mencari si POLTAK yang diceritakan FADLI dan FADLAN tadi. Dia mengambil foto yang diberikan oleh FIRMAN tadi..
ASEP sempat salah orang beberapa kali, dia kelihatan kebingungan. Dia sempat melakukan aksi aksi bodoh. FIRMAN, FADLI dan FADLAN yang mengawasi diluar terlihat menggelengkan kepala karena tidak tahu harus apa lagi melihat tingkah ASEP.
ASEP akhirnya menemukan si POLTAK, ternyata dia selama ini ada dibelakang ASEP. ASEP lalu menghampirinya.
ASEP
Kamu POLTAK buksn?
POLTAK
Iya, kau sendiri siapa?
ASEP
Aku ASEP. Kamu orang batak kan?
POLTAK
Memangnya kau tidak bisa liat dari cara aku ngomong? Bodoh sekali kau!
ASEP
Maaf saya lupa. Jadi kamu bawa uangnya?
POLTAK
Jadi kamu orangnya, kenapa bukan FIRMAN?
ASEP
FIRMAN sedang tidak bisa. Oke cepat tunjukkan uangnya.
POLTAK mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya, ASEP menghitung uangnya.
ASEP
Oke, jumlahnya pas. Ini barangnya.
ASEP mengeluarkan plastik berisi sabu dari kantungnya dan memberikannya kepada POLTAK.
ASEP
Senang berbisnis dengan anda.
ASEP pergi meninggalkan POLTAK dan bergegas keluar. Di perjalanan menuju pintu ASEP bertabrakan dengan seorang gadis. ASEP terpesona dengan kecantikan gadis tersebut.
ASEP (V.O)
Cantiknyaaa.
seorang gadis
Eh maaf.
Gadis tersebut langsung bergegas menjauh. ASEP sempat terdiam sebentar sebelum melanjutkan untuk keluar dari cafe.
EXT.DI DEPAN SEBUAH CAFE.SIANG
ASEP keluar dari cafe tersebut dan menghampiri FIRMAN, FADLI dan FADLAN yang menunggu diluar.
FIRMAN
Gimana?
ASEP
Beres MAN. Ini uangnya.
ASEP mengambil uang dari sakunya dan memberikannya kepada FIRMAN.
FIRMAN
Oke , ayo kita pergi.
ASEP, FIRMAN, FADLI dan FADLAN pergi meninggalkan cafe tersebut.
int.di berbagai tempat transaksi.siang
ASEP kini semakin mahir dalam bertransaksi Narkoba, dia juga sekarang pecandu Narkoba. Dia kini semakin pintar dan sukses, banyak orang yang bertransaksi dengannya.
FIRMAN, FADLI, dan FADLAN masih terus mengawasi ASEP. Mereka mengawasi segala perkembangan ASEP dari belakang, namun ASEP tidak menyadari akan hal itu.
INT.DI DALAM PERGURUAN IDENTITAS HATI.pagi
ASEP pun kini semakin pintar, dia menjadi lupa diri. Dia sudah tidak peduli lagi dengan pelajaran yang diberikan oleh GURU PANJI. Tingkah tingkah ASEP semakin aneh, bukan aneh yang positif, tapi aneh yang negatif. Disaat semuanya masih bisa mengendalikan dirinya, ASEP malah kehilangan kendali.
EXT.di jalan raya.pagi
ASEP telah sampai di Medan. Dia bingung untuk memulai darimana dalam mencari PERGURUAN IDENTITAS HATI.
asep
Aduh kenapa aku bisa lupa minta alamatnya ya? Nyasar kan jadinya.
ASEP akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada salah satu pejalan kaki.
ASEP
Permisi Mas, Mas tau PERGURUAN IDENTITAS HATI?
Pejalan kaki
Oh tau Mas, kenapa?
ASEP
Itu ada dimana ya?
PEJALAN KAKI
Oh deket Mas, Mas tinggal naik angkot dari sini sampai ke pertigaan, nah di pertigaan kan ada gang tuh, nah dari gang itu terus aja.
ASEP
Ohiya makasih ya Mas, kesana naik angkot berapa ya mas?
PEJALAN KAKI
Terserah mas, semua angkot bisa.
Asep merogoh kantungnnya, tampaknya dia tidak memiliki uang yang tersisa.
Asep
Mas, bisa minta ongkos gak Mas, uang saya abis.
Dengan berat hati, PEJALAN KAKI tersebut memberikan ASEP uang, ASEP langsung kabur meninggalkan PEJALAN KAKI tersebuT.
asep
Makasih ya Mas.
EXT.Di Depan gang.SIANG
ASEP sampai didepan gang, dia berjalan menyusuri gang tersebut dan akhirnya sampai di PERGURUAN IDENTITAS HATI.
ASep
Jadi ini PERGURUAN IDENTITAS HATI?
INT.DI daLAM PERGuruan IDENTITAS HATI.sore
ASEP masuk ke dalam, di dalam terlihat seseorang sedang berdzikir, ASEP menghampirinya.
ASEp
Assalamualaikum!
Orang yang berdzikir
Walaikumsalam!
ASEP
Maaf mengganggu, apakah ini benar PERGURUAN IDENTITAS HATI?
ORANG YANG BERDZIKIR
Benar sekali anak muda.
asep
Oh kalau begitu siapa pembinanya?
Orang yang berdzikir tersebut langsung balik badan menghadap ASEP.
ORANG YANG BERDZIKIR
Pembinanya saya sendiri, saya pembina sekaligus guru di perguruan ini.
asep
Oh, pas sekali! Saya dari kampung BERFIKIR MAJU mas, kampung yang namanya saja maju tapi penduduknya enggak, karena itu saya ingin belajar di perguruan ini agar saya menjadi orang maju beneran.
guru
Tahan dulu semangatmu anak muda, tahukah kau tidak sopan bila berbicara sebelum memperkenalkan dirimu?
Asep
Maaf Mas, nama saya ASEP.
Guru
Jadi ASEP, kau bilang tadi ingin menjadi orang maju. Katakan padaku orang maju seperti apa yang kau inginkan?
Asep
Saya ingin menjadi orang maju yang berpendidikan, beragama, dan berilmu.
GURU tersebut menatap mata ASEP sejenak, dia mencoba meyakinkan tekad ASEP lalu kemudian melanjutkan.
GURU
Baiklah SEP, kalau begitu kau bisa mulai belajar besok. Untuk sementara, kau bisa tinggal di salah satu kamar di perguruan ini.
Asep
Terima kasih Mas, terima kasih banyak Mas.
Guru
Dan berhenti memanggil saya "Mas", panggil saja saya "GURU PANJI".
ASEP
Siap GURU PANJI!
guru panji
Baiklah, biar PAK USMAN yang mengantarkan kamu.
GURU PANJI memanggil PAK USMAN, PAK USMAN lalu mengantar ASEP menuju kamarnya.
INT.perguruan IDENTITAS HATI.pagi
ASEP masuk ke dalam perguruan, di dalam sudah terlihat banyak murid yang datang. Para murid kemudian memusatkan perhatiannya kepada ASEP, ini merupakan awkward moment bagi ASEP, ASEP merasa canggung berada diantara mereka.
ASEP (v.o)
Kenapa aku diliatin terus, akukan udah mandi. Emangnya masih bau ya?
ASEP mengangkat ketiaknya dan menciumnya, hasilnya dia hampir muntah.
Tak lama kemudian GURU PANJI datang, dia menertibkan semua muridnya lalu mulai berbicara.
GURU PANJI
Selamat pagi anak anak, hari ini kita kedatangan murid baru, namanya ASEP. Iya dia yang disebelah sana, jadi saya harap kalian dapat meperlakukan dia seperti murid yang lainnya ya.
Setelah meperkenalkan ASEP, GURU PANJI lanjut berceramah. ASEP masih saja canggung, dia jadi berkeringat, badannya semakin bau, orang yang disebelahnya hampir pingsan. ASEP semakin canggung.
EXT.tidak jauh dari perguruan IDENTITAS HATI.sore
ASEP sedang memahami ulang apa yang diceritakan oleh GURU PANJI tadi, dia mencoba untuk menanyakannya kepada salah satu murid di sana.
ASEP
Permisi, boleh...
Murid
Gakboleh!
ASEP
Aku belum siap ngomong loh.
MURID
Iya tapi tetep gakboleh!
ASEP
1 pertanyaan aja, ingatkan tadi kata GURU PANJI kalo kalian harus memperlakukanku seperti murid yang lain.
MURID
Okelah, 1 pertanyaan. Tapi jarak kita harus 2 meter.
ASEP mundur sejauh 2 meter kebelakang.
ASEP
Jadi tadikan GURU PANJI sempat ngomong soal najis itu...
MURID
Najis itu sesuatu yang buruk. Dan kamu itu najis!
ASEP
Tapi akukan belum...
MURID
Udah aku selesai! Aku pergi darisini!
ASEP
Tapikan...
Murid tersebut pergi meninggalkan ASEP.
PAK USMAN kemudian datang sambil membawa sapu. Tampaknya dia akan menyapu daerah itu.
PAK USMAN
SEP, boleh...
ASEP
Gakboleh!
PAK USMAN
Tapikan...
ASEP
Tetep aja gakboleh! Aku pergi darisini!
ASEP lalu pergi meninggalkan tempat itu.
PAK USMAN
Dasar aneh!
INT.PERGURUAN IDENTITAS HATI.PAGI
Ini hari kedua ASEP belajar di perguruan ini. Kali ini mereka belajar mengajii. Dan kali ini ASEP sudah tidak bau lagi, sudah tidak ada lagi murid yang hampir pingsan didekat dia, yah itusih karena tidak ada yang mau duduk didekat dia, sekalipun wangi ASEP tetap dijauhi.
Dari semua murid yang ada disitu, ada satu murid yang membuat perhatian ASEP tertuju padanya. Lafalan mengajinya sangat indah.
GURU PANJI
FIRMAN, sekarang giliranmu.
Firman
Iya GURU.
Firman membuka AL-QUR'AN-nya, lalu dia mengaji dengan indahnya.
GURU PANJI
Bagus sekali FIRMAN, seperti biasa, kamu memang murid terbaik di perguruan ini.
FIRMAN
Makasih GURU PANJI.
FIRMAN kembali ketempat duduknya. ASEP masih tetap memperhatikan FIRMAN. Murid murid yang lain malah memperhatikan ASEP yang sedang memperhatikan FIRMAN, mereka mengira kalau ASEP itu homo. ASEP langsung mengalihkan pandangannya.
EXT.TIDAK JAUH DARI PERGURUAN IDENTITAS HATI.SORE
ASEP sedang duduk dan memahami ulang apa yang diceritakan oleh GURU PANJI seperti biasa, tetapi ada yang memperhatikannya dari kejauhan. Orang itu adalah FIRMAN, dia sedang memikirkan sesuatu tentang ASEP.
FIRMAN
Oi, FADLI, FADLAN, anak itu namanya ASEP bukan? Dia dari kampung kan?
FIRMAN menanya FADLI dan FADLAN yang saat itu sedang berada didekatnya sambil menunjuk nunjuk ke arah ASEP.
Fadli
Iya MAN, kenapa? Jangan bilang kalo kau suka sama dia.
FIRMAN
Ya enggaklah bego! Emangnya aku cowok apaan! Aku ada rencana buat dia.
Fadlan
Rencana apa man? Jangan bilang kalo kau mau nikahin dia.
FIRMAN
Ya enggaklah kampret! Ada ada aja.
FIRMAN mulai menceritakan kisah tentang seseorang, itu adalah kisah tentang pendahulu ASEP, BURHAN.
EXT.DI JALAN RAYA.Siang.(flashback)
Tampak seorang pemuda yang berbadan kekar yang kelihatan habis dari perjalanan jauh. Tampaknya dia anak perantauan. Dilihat dari dandanannya, dia mungkin berasal dari kampung.
FIRMAN (o.s)
Jadi gini, dulu ada seorang pemuda kampung yang merantau ke Kota Medan. Namanya adalah BURHAN, dia merantau untuk mencari ilmu.
INT.Di dalam ruangan penuh dengan narkoba.siang.(Flashback)
BURHAN yang kini telah sukses sebagai bandar narkoba, tengah duduk didepan meja dengan semua narkobanya. Dia sekarang memiliki kekayaan dan kekuasaan.
FIRMAN (O.S)
Tanpa disangka sangka BURHAN kini telah sukses menjadi bandar narkoba. Dia memiliki kekayaan dan juga kekuasaan, hingga suatu tragedi terjadi.
INT.DI dalam sebuah gudang.malam.(Flashback)
Ternyata salah seorang bawahan BURHAN ada yang berkhianat.Dia berusaha menjatuhkan BURHAN dan mengurung BURHAN di dalam sebuah gudang.
FIRMAN (O.S)
Suatu hari salah seorang bawahannya berkhianat, dia mengurung BURHAN di dalam gudang dan mengambil semua kekuasaannya. Sejak saat itu nama BURHAN tidak terdengar lagi.
EXT.TIDAK JAUH DARI PERGURUAN IDENTITAS HATI.SORE
Kembali ke masa sekarang. FIRMAN, FADLI, dan FADLAN masih sedang membicarakan ASEP.
FADLI
Jadi maksudmu, kau mau buat si ASEP jadi kayak BURHAN?
FIRMAN
Yap, benar sekali.
FADLAN
Tapi dia kan jarang mandi.
FIRMAN
Gakada hubungannya bego!
FADLI
Kalo nanti dia lebih sukses dari kita gimana?
FADLAN
Iya kalo dia jadi BD yang lebih besar daripda kau gimana?
FIRMAN
Itu gampang, kalo kirakira dia udah gak berguna lagi buat kita, kita buat nasibnya sama seperti BURHAN.
FADLI dan FADLAN saling tatap sampai akhirnya FIRMAN melanjutkan.
FIRMAN
Jadi gimana?
FADLI
Okedeh setuju.
FADLAN
Iya aku juga.
FIRMAN
Oke, tunggu sebentar ya.
FIRMAN pergi menghampiri ASEP.
FIRMAN
Assalamualaikum!
ASEP
Walaikumsalam!
FIRMAN
ASEP bukan?
ASEP
Iya, kenapa?
FIRMAN
Boleh duduk?
ASEP
Oh boleh kok.
FIRMAN lalu duduk disebelah ASEP.
FIRMAN
Sendiri aja nih?
ASEP
Tahukah kau tidak sopan bila berbicara sebelum memperkenalkan dirimu?
FIRMAN
Ohiya maaf, aku FIRMAN, kitakan satu perguruan, masa kamu tidak tahu.
ASEP
Aku tau kok, aku cuman pura pura gak tau biar enggak disangkain homo.
FIRMAN
Ya enggaklah bego! Pemikiran dari mana itu!
ASEP
Dari mereka.
ASEP menunjuk nunjuk ke arah murid murid yang tadi menertawakan ASEP.
FIRMAN
Oke abaikan mereka. Sini biar aku kenalin sama temen temenku.
Firman berdiri dan menarik narik ASEP.
ASEP
Tapikan?
FIRMAN
Tapi apa?
ASEP
Kamu baru duduk.
FIRMAN
Enggak ada masalahnya bego! Udah ikut aja sini.
ASEP dan FIRMAN datang menghampiri FADLI dan FADLAN. FIRMAN memperkenalkan ASEP kepada mereka.
FIRMAN
ASEP, ini FADLI dan FADLAN. FADLI, FADLAN, ini ASEP.
ASEP menjabat tangan keduanya.
ASEP
ASEP.
FADLI
FADLI.
FADLAN
FADLAN. Aku lebih ganteng daripada FADLI.
FADLI
Iya dalam mimpimu!
FADLAN
Sialan!
Mereka lalu bercanda hingga matahari terbenam. Lalu mereka pulang menuju rumah masing masing.
INT.PERGURUAN IDENTITAS HATI.PAGI
ASEP dan FIRMAN kini semakin dekat, tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk menjadi akrab. Murid murid yang lain juga sudah tidak menjauhi ASEP lagi, ASEP pun sudah tidak merasa canggung lagi.
ASEP dan FIRMAN kini semakin sering melakukan sesuatu bersama, mereka terlihat terlalu akrab. ASEP belajar banyak dari FIRMAN, dari cara FIRMAN mengaji, dari cara FIRMAN sholat, bahkan dari kepribadiannya ASEP juga mendapat banyak pelajaran.
EXT.TIDAK JAUH DARI PERGURUAN IDENTITAS HATI.SORE
Sudah 1 minggu sejak ASEP datang ke perguruan, besok adalah weekend. ASEP, FIRMAN, FADLI, dan FADLAN sedang membicarakan akan kemana untuk weekend besok.
FIRMAN
SEP, besokkan sabtu. Kau kemana?
ASEP bingung dengan pertanyaann FIRMAN barusan.
ASEP
Enggak kemana mana. Emangnya mau kemana juga?
FIRMAN
Oh yaudah, ikut kami aja.
ASEP
Kemana?
FIRMAN
Udah ikut aja, kami akan memberikanmu sedikit tur keliling kota.
ASEP
Oh okedeh.
FIRMAN
Oke besok biar FADLI dan FADLAN yang menjemputmu disini.
ASEP
Oke. Kalogitu sampai ketemu besok ya.
ASEP pergi meniggalkan mereka bertiga. Taklama setelah ASEP pergi, FIRMAN membisikkan sesuatu kepada FADLI dan FADLAN.
FIRMAN
Ingat! Jangan sampai gagal! Kalian harus berhasil membawanya ketempatku, kalau tidak rencana kita akan gagal. Kalian mengerti?
FADLI dan FADLAN mengangguk karena mengerti dengan intruksi FIRMAN barusan.
EXT.di depan perguruan identitas diri.pagi
FADLI dan FADLAN sudah berada didepan perguruan, mereka sedang menunggu ASEP.
FADLI
SEP, udah siaaap?
ASEP
Bentaaaar.
FADLAN
Ngapain ajasiih?
ASEP
Dandaaan.
FADLI
Emangnya anak itu bisa dandan?
FADLAN
Entah.
ASEP akhirnya keluar. Dandanannya terlihat kampungan, FADLI dan FADLAN memasang ekspresi absurb.
ASEP
Gimana? Kerenkan?
FADLI
Keren apanya? Ini kampungan tau!
FADLAN
Pokoknya kami gakmau pergi samamu kalo dandananmu gitu.
ASEP
Jadi aku harus gimana?
FADLI dan FADLAN membenarkan dandanan ASEP lalu mereka berangkat menggunakan kereta.
EXT.di atas kereta.siang
ASEP, FADLI dan FADLAN pergi menegelilingi kota. ASEP kegirangan kena angin karena baru pertama naik kereta.
EXT.di depan rumah firman.siang
FIRMAN sedang menunggu FADLI, FADLAN, dan ASEP didepan rumahnya. Dia terlihat kesal. Mukanya seperti ingin makan manusia.
Taklama kemudian FADLI, FADLAN, dan ASEP datang. FIRMAN langsung memarahi mereka.
FIRMAN
Kenapa lama kali!
FADLI
Lah katanya tadi disuruh keliling.
FIRMAN
Gak perlu lamalama juga kan!
FADLAN
Lah keliling kota kan lama.
FIRMAN
Enggak perlu keliling kota beneran juga bego! Udahlah ayo berangkat, udah telat ini.
FIRMAN mengambil keretanya dan langsung tancap gas. kemudian disusul oleh FADLI, FADLAN, dan ASEP.
EXT.Di depan sebuah rumah.sore
Mereka akhirnya sampai ketujuan, tempat itu sangat sepi dan jauh dari keramaian, tidak ada seorangpun yang berada disitu selain mereka.
ASEP
MAN, ini tempat apa?
FIRMAN
Ini BaseCamp kami, ini tempat kami melakukan segala hal.
ASEP
Tapi kok sepi gini?
FADLI
Iya karna kami gakmau ketahuan sama orang orang.
FADLAN
Iya soalnya kami disini bakalan bagi bagi ilmu.
FIRMAN
Udah ayo masuk.
ASEP, FIRMAN, FADLI, dan FADLAN masuk kedalam Basecamp.
InT.Di dalam basecamp.Menjelang malam
FIRMAN kelihatan sedang mempersiapkan sesuatu, kelihatannya dia sedang mepersiapkan penyambutan untuk ASEP.
FIRMAN
Nah SEP, selamat datang di BaseCamp kami, disini kamu akan belajar tentang kehidupan, tentang bagaimana cara untuk kaya, bagaimana aku bisa jadi begitu pintar didalam pengajian, disinilah kamu akan memulai segalanya SEP, disinilah tempatnya.
ASEP
Wow, aku gakpernah tahu kalo kalian punya perguruan juga.
Fadli
Ini bukan perguruan SEP, ini BaseCamp!
ASEP
Tapi katanya aku bakalan belajar disini. Bukankah tempat untuk belajar itu perguruan ya?
FADLAN
Iya, tapi perguruan melakukannya dengan cara kuno, disini kita akan melakukannya dengan cara modern.
ASEP
Emangnya kuno sama modern itu apa bedanya?
FIRMAN
Kamu itu kuno, aku itu modern, ngertikan?
ASEP
Enggak.
FIRMAN
Astagaa.
FIRMAN, FADLI dan FADLAN kewalahan menghadapi kepolosan ASEP. FIRMAN kelihatan sedang mengambil sesuatu, itu adalah NARKOBA. Dia menunjukkannya kepada ASEP.
FIRMAN
Liat ini, benda benda ini adalah NARKOBA, NAluri KOBaran Api. Dan ini modern. Tidak seperti cara kuno perguruan seperti membaca buku, kamu hanya tinggal memakai ini dan kamu akan menjadi pintar sepertiku.
ASEP
Serius?
FIRMAN
Iya serius, coba aja kalo gakpercaya.
ASEP
Oke, aku coba nih.
ASEP mencoba Narkoba seperti yang diinstruksikan FIRMAN. ASEP mempertanyakan efeknya.
ASEP
Gakada apa apa, ah bohong nih.
FIRMAN
Tenang, paling juga sebentar lagi.
ASEP
Ah bohong nih, daritadi enggak ada efek apa apa, kalian jangan coba coba bohongin aku, aku bisa ngalahin kalian semua, jadi jangan macam macam.
ASEP mulai bicara ngawur dan berteriak teriak. FIRMAN, FADLI, dan FADLAN masih memperhatikan ASEP.
ASEP
Aku bisa aja ngambil semua ini dan kupake sendiri aja, jadi kalian gak akan bisa ngalahin aku. Aku bisa aja...
ASEP mulai sempoyongan dan akhirnya pingsan. FIRMAN, FADLI, dan FADLAN mengangkatnya dan membaringkannya di atas tempat tidur.
FIRMAN
Cukup segini dulu hari ini, setidaknya dia udah make Narkoba.
FADLI
Jadi gimana nih, dia dibiarin aja disini? Nanti orang orang diperguruan bisa curiga.
FIRMAN
Udah gakpapa, besokkan masih weekend.
FADLan
Jadi besok kita keluar lagi?
FIRMAN
Iya, kita bakalan kasih anak ini pelajaran yang lebih banyak lagi.
FIRMAN menoyor kepala ASEP yang sedang tidur.
FIRMAN
Udah, ayo istirahat, besok kita harus kerja keras.
INT.DI DALAM BASECAMP.Pagi
FIRMAN, FADLI, dan FADLAN sudah bersiap untuk menjalankan misi mereka, yaitu menjerumuskan ASEP lebih dalam lagi. Mereka kelihatan sedang memakai Narkoba ketika ASEP tengah terbangun. Mereka menyuruh ASEP untuk ikutan.
Fadli
SEP, sini SEP ikutan.
ASEP yang masih setengah sadar tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan.
ASEP
Kalian ngapain?
FADLAN
Kami ngisap sabu, kamukan semalem make ini juga.
ASEP
Ha? Semalem? Bukannya itu Narkoba.
FIRMAN
Iya Sabu itu Narkoba.
ASEP
Jadi Narkoba itu Sabu ya?
FIRMAN
Bukan bego! Narkoba itu bagian dari Sabu!
ASEP
Jadi Sabu itu bagian dari Narkoba ya?
FIRMAN
Bukan juga bego! Gini ya, Narkoba itu ada bermacam macam, dan Sabu ini adalah salah satu jenis Narkoba. Nah ini yang akan membuat kita kaya hari ini.
ASEP
Kaya? Maksudnya?
FIRMAN
Iya, Narkoba ini sangat mahal harganya, segini ini namanya 1 ji.
FIRMAN menunjuk sejumlah sabu yang ada didepannya.
FIRMAN
Nah 2 ji ini harganya bisa mencapai 3 juta.
ASEP
Segini doang 3 juta?
FIRMAN
Iya, dan yang akan menjualnya kepada pelanggan kita hari ini adalah kamu SEP.
ASEP
Aku?
FIRMAN
Iya, nanti kamu akan bertemu dengan pelanggan kita, kami akan mengawasi dari belakang.
ASEP
Kenapa enggak kalian aja?
FIRMAN
Kalo gitu kapan kamu bisanya bego!
ASEP
Oh okedeh.
FIRMAN
Yaudah, FADLI, FADLAN, bungkus ini semua.
FADLI dan FADLAN membungkus sabu sabu itu, dan siap siap untuk pergi.
EXT.Di depan sebuah cafe.siang
Mereka telah sampai di tempat transaksi. FIRMAN, FADLI dan FADLAN menunggu diluar sedangkan ASEP masuk kedalam untuk menemui pelanggan.
FIRMAN
SEP, nanti kamu masuk kedalam, terus kami cari orang ini.
FIRMAN mengeluarkan sebuah foto dan memberikannya kepada ASEP.
FIRMAN
Ingat! Nanti kamu jangan langsung nunjukin barangnya, kamu harus minta dia nunjukin uangnya dulu. Transaksi harus berlangsug cepat agar orang orang tidak curiga.
ASEP
Oke.
Fadli
Namanya POLTAK, dia orang batak!
ASEP
POLTAK ya?
FADLAn
Ingat! Dia orang batak tapi tidak botak. Dan jangan tanya apakah dia polisi botak apa bukan!
ASEP
Okedeh.
ASEP pun masuk kedalam cafe tersebut.
INT.DI DAlam cafe.siang
ASEP kini telah berada di dalam cafe, dia mencari si POLTAK yang diceritakan FADLI dan FADLAN tadi. Dia mengambil foto yang diberikan oleh FIRMAN tadi..
ASEP sempat salah orang beberapa kali, dia kelihatan kebingungan. Dia sempat melakukan aksi aksi bodoh. FIRMAN, FADLI dan FADLAN yang mengawasi diluar terlihat menggelengkan kepala karena tidak tahu harus apa lagi melihat tingkah ASEP.
ASEP akhirnya menemukan si POLTAK, ternyata dia selama ini ada dibelakang ASEP. ASEP lalu menghampirinya.
ASEP
Kamu POLTAK buksn?
POLTAK
Iya, kau sendiri siapa?
ASEP
Aku ASEP. Kamu orang batak kan?
POLTAK
Memangnya kau tidak bisa liat dari cara aku ngomong? Bodoh sekali kau!
ASEP
Maaf saya lupa. Jadi kamu bawa uangnya?
POLTAK
Jadi kamu orangnya, kenapa bukan FIRMAN?
ASEP
FIRMAN sedang tidak bisa. Oke cepat tunjukkan uangnya.
POLTAK mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya, ASEP menghitung uangnya.
ASEP
Oke, jumlahnya pas. Ini barangnya.
ASEP mengeluarkan plastik berisi sabu dari kantungnya dan memberikannya kepada POLTAK.
ASEP
Senang berbisnis dengan anda.
ASEP pergi meninggalkan POLTAK dan bergegas keluar. Di perjalanan menuju pintu ASEP bertabrakan dengan seorang gadis. ASEP terpesona dengan kecantikan gadis tersebut.
ASEP (V.O)
Cantiknyaaa.
seorang gadis
Eh maaf.
Gadis tersebut langsung bergegas menjauh. ASEP sempat terdiam sebentar sebelum melanjutkan untuk keluar dari cafe.
EXT.DI DEPAN SEBUAH CAFE.SIANG
ASEP keluar dari cafe tersebut dan menghampiri FIRMAN, FADLI dan FADLAN yang menunggu diluar.
FIRMAN
Gimana?
ASEP
Beres MAN. Ini uangnya.
ASEP mengambil uang dari sakunya dan memberikannya kepada FIRMAN.
FIRMAN
Oke , ayo kita pergi.
ASEP, FIRMAN, FADLI dan FADLAN pergi meninggalkan cafe tersebut.
int.di berbagai tempat transaksi.siang
ASEP kini semakin mahir dalam bertransaksi Narkoba, dia juga sekarang pecandu Narkoba. Dia kini semakin pintar dan sukses, banyak orang yang bertransaksi dengannya.
FIRMAN, FADLI, dan FADLAN masih terus mengawasi ASEP. Mereka mengawasi segala perkembangan ASEP dari belakang, namun ASEP tidak menyadari akan hal itu.
INT.DI DALAM PERGURUAN IDENTITAS HATI.pagi
ASEP pun kini semakin pintar, dia menjadi lupa diri. Dia sudah tidak peduli lagi dengan pelajaran yang diberikan oleh GURU PANJI. Tingkah tingkah ASEP semakin aneh, bukan aneh yang positif, tapi aneh yang negatif. Disaat semuanya masih bisa mengendalikan dirinya, ASEP malah kehilangan kendali.
0
1.5K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan