- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rekam Jejak Sains dan Teknologi dalam Dunia Islam


TS
rigunsa
Rekam Jejak Sains dan Teknologi dalam Dunia Islam

Quote:
WELCOME TO MY THREAD
Spoiler for No Repost:


Quote:
Transformasi peradaban menyentuh bangsa Arab. Para sejarawan mencatat terjadinya perubahan besar berupa pencapaian luar biasa di bidang sains dan teknologi. Pada awalnya, tak banyak yang bersentuhan dengan ilmu pengetahuan. Kedatangan Islam mengantarkan mereka pada beragam literatur.
Istilah ilmu atau ilmu yang terdapat dalam kitab suci dan hadis, mendorong geliat tradisi keilmuan. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber. Pedagang dan penjelajah Muslim berperan besar dalam memajukan gairah perubahan di kalangan masyarakat Arab Muslim pada masa awal.
Mereka berasal dari Makkah, Madinah, dan Yaman. Setelah mengadakan perjalanan melintasi gurun pasir, mereka mencapai Mesir, Mesopotamia, dan Suriah yang dikenal sebagai pusat peradaban kuno. Dari wilayah-wilayah itu, berbagai pemikiran ilmiah maupun teknik instrumen lawas dibawa dan diperkenalkan ke jazirah Arab.
Di saat yang bersamaan, muncul kelompok baru di masyarakat Muslim, yakni kalangan terpelajar yang terdiri dari ulama, filsuf, dan cendekiawan. Para tokoh ini sangat tertarik dengan keunggulan peradaban kuno. Mereka menjelma sebagai pendorong utama percepatan kemajuan ilmu di dunia Islam.
Hanya dalam waktu singkat, terjadi perkembangan pesat di bidang politik, sosial, budaya, dan pemikiran. Muhammad Abdul Jabar Beg, peneliti tamu di Cambridge Universtity, Inggris, dalam tulisannya The Origins of Islamic Science menyatakan, Muslim tak hanya mengubah cara pikir, tetapi juga pandangan dunia.
Menurut dia, sikap ini mendorong mereka mengkaji dan mempelajari warisan peradaban kuno yang mereka temukan. Kegiatan itu terus berlangsung hingga masa kekhalifahan pada abad ke-8 Masehi. Para penguasa memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan bidang ilmu.
Buku berjudul Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern karya sejarawan Ehsan Masood mengungkapkan, salah satu ciri periode pembangunan Islam yakni menyerap keunggulan peradaban lain, memodifikasi, dan melakukan inovasi. Islam kemudian melahirkan sejumlah ilmuwan terkemuka di bidang sains dan teknologi.
Kota-kota pusat ilmu, bermunculan di seantero dunia Islam, mulai dari Damaskus, Basra, Kordoba hingga Kairo. Kegiatan intelektual mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang ditandai gencarnya gerakan penerjemahan literatur ilmiah asing.

Beberapa cendekiawan Muslim klasik secara khusus mencatat fenomena perubahan yang terjadi pada masyarakat Arab, terutama kecenderungan akan pen carian ilmu. Mereka itu antara lain Ibnu Qutaibah, AlKhawarizmi, serta Ibnu Al-Qifti. Karya Ibnu Qutaibah berjudul AlMa'arif mengulas hal tersebut dalam perspektif sejarah.
Pada buku ensiklopedia ilmu ini, Ibnu Qutaibah menyingkap beragam pemikiran kuno, termasuk legenda, mitos, dan kepercayaan yang diketahui komunitas Muslim pada masa awal. Terdapat pula kajian terkait ilmu pengetahuan, misalnya, teori penciptaan, astronomi, maupun ilmu bumi.
Deskripsi dari Ibnu Qutaibah menjadi rujukan ilmiah para sarjana Muslim berikutnya, bahkan memengaruhi perkembangan sains di dunia Barat. Sedangkan, buku Mafatih AlUlum (Kunci Ilmu), yang disusun AlKhawarizmi, dipandang sebagai karya umat Islam pertama yang meneliti asal mula sains Islam.
Gagasan itu lantas diperluas AlQifti lewat karyanya, Tarikh AlHukama. Ia menuliskan secara perinci sebanyak 144 biografi filsuf dan cendekiawan kondang pada masa Yunani kuno hingga masa kekhalifahan. Menurut dia, proses transfer ilmu pada masa awal Islam berlangsung lebih pesat di kawasan Semenanjung Arab.
Wilayah itu berdekatan dengan pusat-pusat peradaban kuno. Pengetahuan kuno dalam bidang seni, teknologi, dan pemikiran, disam paikan oleh para hukama (tetua) melalui cerita, dongeng, dan mitos, dari generasi ke generasi. Informasi ihwal pengetahuan dan teknologi itu juga berasal dari para pengembara dan pedagang Islam.
Bangsa Arab menyebut sains kuno itu dengan Ulum Al Awa'il, yang segera disesuaikan dengan tradisi setempat dan mulai digunakan secara luas. Misalnya, roda dan kapal layar yang dite mukan peradaban Mesopotamia. Begitu pula standar timbangan dari bangsa Sumeria. Sistem angka Arab berasal dari peradaban India kuno.
Proses peralihan Al Qifti mencatat, hingga akhir abad ke-7 Masehi, orang-orang Arab melakukan proses peralihan pengetahuan masih secara lisan, belum dengan tulisan ilmiah. Keingintahuan yang besar dan semangat keilmuan yang membuncah mampu meningkatkan intensitas interaksi antara umat Islam dan sains teknologi kuno.
Penyebaran agama Islam yang kian luas semakin menambah jumlah orang dari berbagai wilayah untuk memeluk agama ini. Hal itu akan memperbanyak khazanah pengetahuan asing yang dapat diserap. Umat Islam menjadi begitu dekat dengan tradisi, sejarah, dan sains peradaban kuno.

"Sebagai contoh, Khalifah Khalid bin Yazid mengawali studi kimia yang diperolehnya dari literatur kuno," urai Muhammad Abdul Jabar Beg. Catatan sejarah mengungkapkan, sang khalifah merupakan salah satu pakar kimia pertama di dunia Islam. Ia memiliki peran besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Khalifah Khalid bin Yazid mendorong para ilmuwan dari Damaskus, Suriah dan Kairo, serta Mesir untuk menerjemahkan buku-buku bidang kimia, kedokteran, dan astronomi dari literatur Yunani kuno dan Koptik ke dalam bahasa Arab. Selanjutnya, kaum cendekia Muslim mengembangkan pemikiran dan inovasinya sendiri.
Quote:
Kemajuan dan Kemunduran Sains dalam Peradaban Islam
KEMAJUAN SAINS DALAM PERADABAN ISLAM
• Umat Islam mulai mempelajari atau melakukan penafsiran ilmiah sejak generasi pertama sampai abad ke-lima hijriyah hingga menjadikan diri mereka sebagai pelopor Ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia.
• Umat Islam telah menjadi pelopor dalam research tentang alam, sekaligus sebagai masyarakat pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan yang melakukan experimental science atau ilmu thabi’i berdasarkan percobaan yang kemudian berkembang menjadi applied science atau technology.
• Islam mendorong ummatnya untuk selalu berupaya mengembangkan sains
• Q.S. Al-’alaq: 1-5

• Artinya :“Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan (1). Menciptakan manusia ari segumpal darah (2). Bacalah, Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar dengan kalam (4). Mengajar manusia apa yang ia tidak ketahui (5). ”
• Q.S. Ali-Imran: 190-191

• Artinya:“Sungguh, dalam penciptaan langit dan bumi, dan dalam pergantian malam dan siang, ada tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang menggunakan pikiran (190). (Yaitu) orang yang berdzikir memuji Allah sambil berdiri, duduk, dan (berbaring) di sisinya. Dan berpikir tentang penciptaan langit dan bumi, ‘Tuhan kami, tiada sia-sia Kau menciptakan ini semua, Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari adzab api neraka ’(191).”
• Q.S. Al-Jatsiyah: 13

• Artinya : “Dan Ia tela tundukkan bagimu apa yang di langit dan apa yang di bumi, semuanya (sebagai karunia) dari-Nya. Sungguh, itu adalah tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berfikir (13). ”
• Islam menempatkan orang yang beriman + berilmu + beramal shalih pada derajat yang tinggi.
• Q.S. Al-Mujadilah: 11

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bila dikatakan kepadamu ‘Berilah ruang dalam majelis’, maka berilah ruang, Dan Allah akan memberimu ruang. Dan apabila dikatakan kepadamu ‘Pergilah’, maka keluarlah kamu. Niscaya Allah akan menaikkan derajat orang yang beriman, dan orang yang diberi pengetahuan diantara kamu. Dan Allah tahu benar apa yang kamu lakukan.”
Pandangan Al-Qur’an terhadap Sains
• Seluruh pengetahuan, termasuk pengetahuan kealaman (sains), terdapat dalam al-Qur’an. Pendapat ini didukung antara lain oleh al-Ghazali, al-Suyuti, dan Maurice Bucaile.
• Al-Qur’an hanya sebagai petunjuk untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Pendapat ini didukung antara lain oleh Ibnu Sina, al-Biruni, dan al-Haitam.
Faktor-faktor Pendorong Kemajuan Sains dalam Peradaban Islam

• Universalisme
Dalam Al-Quran surat Ali-Imran:110 disebutkan bahwa, orang yang beriman, mengajak kepada kebaikan, dan mencegah yang mungkar, dikategorikan sebagai manusia yang lebih baik daripada ahli kitab sekalipun.
• Toleransi
Adanya toleransi antar umat, toleransi akan kemauan untuk berbagi ilmu an kemauan menerima ilmu, menyebabkan perkembangan sains atau pengetahuan berkembang pesat.
• Karakter pasar internasional
Luasnya jaringan perdagangan pada masa itu sangat mempengaruhi perkembangan sains masa itu. Luas daerah kekuasaan Islam pada Dinasti Abbasiyah dari India di Timur sampai dengan Andalusia di Barat. Pengaruh lain adalah Rihlah ilmiyah (perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan). Selain itu, gelombang ekspansi atau perluasan daerah kekuasaan yang cukup besar juga mempengaruhi perkembangan sains dalam peradaban islam.
Faktor-faktor yang menyebabkan ekspansi demikian cepat antara lain adalah:
1. Islam, disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat, tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Disamping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperang tersebut membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
3. Bizantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
4. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.
5. Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
6. Bangsa Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium, yang memerintah mereka.
7. Mesir, Syria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.

• Perhargaan terhadap sains dan saintis
Al-Makmun membangun Baitul Hikmah
• Keterpaduan antara tujuan dan alat/cara
Sains dan nilai (etika atau moral) harus berjalan bersamaan
KEMUNDURAN SAINS DALAM PERADABAN ISLAM
• IHYA’ ULUMIDDIN menyerukan umat Islam untuk kembali meng’hidup’kan ajaran agama
• SALAH PAHAM Larangan untuk mempelajari sains, sehingga budaya mempelajari sains ditinggalkan
• Dampak kemunduran sains yaitu ketimpangan posisi ilmu , terpisahnya tradisi filsafat dengan tradisi pemikiran keagamaan
Filsafat dan sains berada dalam satu kelompok (ilmu duniawi), agama berada dalam kelompok lain (ilmu ukhrawi).
JANGAN LUPA

YANG BELUM ISO BISA RATE

TERIMA KASIH GAN 

YANG BELUM ISO BISA RATE



Quote:
Spoiler for Thread Ane Yang Lain:
0
5.7K
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan