- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Akses Ditutup, Sekolah Baru Nan Mahal di Cilincing Jadi 'Kandang Kambing'


TS
a.rizkianto
Akses Ditutup, Sekolah Baru Nan Mahal di Cilincing Jadi 'Kandang Kambing'
Akses Ditutup, Sekolah Baru Nan Mahal di Cilincing Jadi 'Kandang Kambing'
Jumat, 05/07/2013 16:25 WIB

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UPDATE!
berita lain:
Sekolah Jadi 'Kandang Kambing', Siswa SMPN 289 Numpang Belajar di SD
Jumat, 05/07/2013 16:37 WIB
berita sumber media lain, beritanya udah lama :
Anak-Anak Di Sukapura Dan Rusun Marunda Terancam Tak Dapat Kuota PSB SMP Negeri
Sekolah Baru di Sukapura Terkendala Akses Jalan
Pembangunan gedung sekolah baru di kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara sudah rampung seratus persen. Sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMP yang ada di kelurahan Sukapura. Karena itu warga sudah tidak sabar untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada Tahun Ajaran Baru yang akan mulai dibuka pada Juni 2013 mendatang.
Pantauan beritajakarta.com, Jumat (8/3), gedung 4 lantai seluas 3.000 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 6.000 meter persegi tersebut akan difungsikan pada tahun ajaran baru ini. Sebanyak 20 ruang kelas siap menampung sekitar 500 siswa baru.
Namun sayang, impian warga untuk menyekolahkan anak mereka di SMP baru yang terletak di Jalan Tipar Cakung RT 01/05 tersebut masih terkendala akses jalan. Pasalnya, meski gedung sekolah sudah selesai dibangun, namun hingga kini akses jalan menuju sekolah tersebut belum ada. Sebelumnya pada saat pembangunan sekolah pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengontrak lahan sepanjang 30 meter dan lebar 4 meter untuk dijadikan akses jalan. Kini setelah kontrak berakhir, jalan pun kembali ditutup oleh pemilik tanah.
Menanggapi hal tersebut Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono berharap agar Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Dinas PU bersinergi dalam membangun jalan akses menuju sekolah. Apalagi kehadiran sekolah tersebut sudah ditunggu warga Kelurahan Sukapura sejak lama.
Kameramen: bayu / Editor: Nazaruli
kok di berita lain smp 29 ya bukan smp 289, keknya detik yg salah cetak
kalo punya ketua RW cem gini enaknya diapain?
ayo koh ahok, semprot juge nyang ini
:


Jumat, 05/07/2013 16:25 WIB

Quote:
Jakarta - SMPN 289 di Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, seharusnya mulai beroperasi tahun ini. Gedung baru sudah dibangun, perabotan pun sudah tersedia. Namun yang terjadi, malah kambing yang menikmati fasilitas itu semua. Kok bisa?
Bangunan tiga lantai yang dibangun di atas lahan 5.000 meter persegi itu sudah jadi sejak tahun 2012. Pemprov DKI sengaja membangunnya atas permintaan warga Sukapura. Mereka sejak lama berharap ada SMP di daerah itu. Biaya pembangunannya diduga cukup mahal, mencapai miliaran rupiah.
Namun kenyataannya, aktivitas sekolah belum bisa berjalan. Akses jalan menuju kompleks ditutup atas perintah ketua RW setempat. Alasannya? Masih simpang siur.
"Akses lewat gang pasar lama itu satu-satunya jalan ke sekolah. Sekarang ditutup dan dijaga orangnya Pak RW," kata salah seorang warga di sekitar lokasi yang namanya minta disamarkan, kepada detikcom, Jumat (5/7/2013).
Jalan gang pasar itu biasa digunakan oleh kendaraan proyek saat pembangunan. Namun sejak bangunan jadi, ditutupi seng oleh Pak RW. Kini, ada seorang centeng yang selalu menjaganya. Tak ada orang yang berani masuk tanpa seizin pria tersebut.
Spekulasi berkembang, penutupan jalan itu dilakukan Pak RW karena dia memiliki lahan lain untuk dijadikan akses ke sekolah di dekat rumah sakit Islam. Namun hingga kini, akses itu tak dibeli oleh pemerintah.
"Tapi warga nggak ada yang berani ngurusin itu," imbuhnya.
Kini, sekolah itu tak terurus. Pihak Pemprov DKI pun jarang terlihat mendatangi bangunan. Sejauh mata memandang, hanya kambing yang berkeliaran di dalamnya. Hewan-hewan itu memakan rumput yang ada di halaman sekolah.
"Kambing itu punya Pak RW," imbuhnya.
Saat hendak ditemui di rumah untuk dimintai konfirmasi, Ketua RW 05 tersebut tak ada. Sang penjaga rumah mengatakan, majikannya sedang di luar [URL="http://news.detik..com/read/2013/07/05/162138/2293983/10/akses-ditutup-sekolah-baru-nan-mahal-di-cilincing-jadi-kandang-kambing"](mad/nrl)[/URL]
Bangunan tiga lantai yang dibangun di atas lahan 5.000 meter persegi itu sudah jadi sejak tahun 2012. Pemprov DKI sengaja membangunnya atas permintaan warga Sukapura. Mereka sejak lama berharap ada SMP di daerah itu. Biaya pembangunannya diduga cukup mahal, mencapai miliaran rupiah.
Namun kenyataannya, aktivitas sekolah belum bisa berjalan. Akses jalan menuju kompleks ditutup atas perintah ketua RW setempat. Alasannya? Masih simpang siur.
"Akses lewat gang pasar lama itu satu-satunya jalan ke sekolah. Sekarang ditutup dan dijaga orangnya Pak RW," kata salah seorang warga di sekitar lokasi yang namanya minta disamarkan, kepada detikcom, Jumat (5/7/2013).
Jalan gang pasar itu biasa digunakan oleh kendaraan proyek saat pembangunan. Namun sejak bangunan jadi, ditutupi seng oleh Pak RW. Kini, ada seorang centeng yang selalu menjaganya. Tak ada orang yang berani masuk tanpa seizin pria tersebut.
Spekulasi berkembang, penutupan jalan itu dilakukan Pak RW karena dia memiliki lahan lain untuk dijadikan akses ke sekolah di dekat rumah sakit Islam. Namun hingga kini, akses itu tak dibeli oleh pemerintah.
"Tapi warga nggak ada yang berani ngurusin itu," imbuhnya.
Kini, sekolah itu tak terurus. Pihak Pemprov DKI pun jarang terlihat mendatangi bangunan. Sejauh mata memandang, hanya kambing yang berkeliaran di dalamnya. Hewan-hewan itu memakan rumput yang ada di halaman sekolah.
"Kambing itu punya Pak RW," imbuhnya.
Saat hendak ditemui di rumah untuk dimintai konfirmasi, Ketua RW 05 tersebut tak ada. Sang penjaga rumah mengatakan, majikannya sedang di luar [URL="http://news.detik..com/read/2013/07/05/162138/2293983/10/akses-ditutup-sekolah-baru-nan-mahal-di-cilincing-jadi-kandang-kambing"](mad/nrl)[/URL]
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UPDATE!
berita lain:
Sekolah Jadi 'Kandang Kambing', Siswa SMPN 289 Numpang Belajar di SD
Jumat, 05/07/2013 16:37 WIB
Quote:
Jakarta - Meski masih bermasalah dengan akses jalan, pendaftaran siswa SMPN 289 Jakarta masih tetap dibuka. Untuk sementara, angkatan pertama sekolah tersebut akan menggunakan gedung SD untuk belajar.
Popon (38) salah seorang warga Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, sudah mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di SMPN 289. Formulir siswa baru diisi di SMAN 75 dan nantinya sang buah hati akan belajar di SD 04 Sukapura.
"Kalau udah masuk nanti sekolahnya siang setelah siswa SD," kata Popon saat ditemui detikcom di kediamannya di RT 01/05, Sukapura, Cilincing, Jakut, Jumat (4/7/2013).
Sedianya, Popon akan mendaftarkan anaknya di SMP Koja. Namun pihak sekolah menolak karena ada sistem zona. Siswa dari daerah setempat yang diprioritaskan masuk.
"Jadi anak saya harus masuk SMP Sukapura karena berasal dari Sukapura," terangnya.
Popon sudah mengetahui perihal penutupan akses jalan yang dilakukan oleh ketua RW setempat. Dia hanya berharap, masalah itu cepat selesai agar sekolah baru yang sudah selesai dibangun bisa cepat digunakan.
"Saya udah pernah masuk ke dalam. Ada bangku, papan tulis, kantin luas, bangku juga seperti anak kuliah," cerita Popon.
SMPN 289 Sukapura tak bisa digunakan karena akses jalannya ditutup. Bangunan tiga lantai yang dibangun di atas lahan 5.000 meter persegi itu sudah jadi sejak tahun 2012. Di dalam gedung, hanya ada kambing yang sedang berkeliaran mencari makan.
Satu-satunya akses untuk masuk sekolah adalah melewati jalan gang pasar. Jalur ini biasa digunakan oleh kendaraan proyek saat pembangunan. Namun sejak bangunan jadi, ditutupi seng oleh Pak RW. Kini, ada seorang centeng yang selalu menjaganya. Tak ada orang yang berani masuk tanpa seizin pria tersebut.
Spekulasi berkembang, penutupan jalan itu dilakukan Pak RW karena dia memiliki lahan lain untuk dijadikan akses ke sekolah di dekat rumah sakit Islam. Namun hingga kini, akses itu tak dibeli oleh pemerintah.
Saat hendak ditemui di rumah untuk dimintai konfirmasi, Ketua RW 05 tersebut tak ada. Sang penjaga rumah mengatakan, majikannya sedang di luar. ([URL="http://news.detik..com/read/2013/07/05/163759/2294006/10/sekolah-jadi-kandang-kambing-siswa-smpn-289-numpang-belajar-di-sd"]mad/try[/URL])
Popon (38) salah seorang warga Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, sudah mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di SMPN 289. Formulir siswa baru diisi di SMAN 75 dan nantinya sang buah hati akan belajar di SD 04 Sukapura.
"Kalau udah masuk nanti sekolahnya siang setelah siswa SD," kata Popon saat ditemui detikcom di kediamannya di RT 01/05, Sukapura, Cilincing, Jakut, Jumat (4/7/2013).
Sedianya, Popon akan mendaftarkan anaknya di SMP Koja. Namun pihak sekolah menolak karena ada sistem zona. Siswa dari daerah setempat yang diprioritaskan masuk.
"Jadi anak saya harus masuk SMP Sukapura karena berasal dari Sukapura," terangnya.
Popon sudah mengetahui perihal penutupan akses jalan yang dilakukan oleh ketua RW setempat. Dia hanya berharap, masalah itu cepat selesai agar sekolah baru yang sudah selesai dibangun bisa cepat digunakan.
"Saya udah pernah masuk ke dalam. Ada bangku, papan tulis, kantin luas, bangku juga seperti anak kuliah," cerita Popon.
SMPN 289 Sukapura tak bisa digunakan karena akses jalannya ditutup. Bangunan tiga lantai yang dibangun di atas lahan 5.000 meter persegi itu sudah jadi sejak tahun 2012. Di dalam gedung, hanya ada kambing yang sedang berkeliaran mencari makan.
Satu-satunya akses untuk masuk sekolah adalah melewati jalan gang pasar. Jalur ini biasa digunakan oleh kendaraan proyek saat pembangunan. Namun sejak bangunan jadi, ditutupi seng oleh Pak RW. Kini, ada seorang centeng yang selalu menjaganya. Tak ada orang yang berani masuk tanpa seizin pria tersebut.
Spekulasi berkembang, penutupan jalan itu dilakukan Pak RW karena dia memiliki lahan lain untuk dijadikan akses ke sekolah di dekat rumah sakit Islam. Namun hingga kini, akses itu tak dibeli oleh pemerintah.
Saat hendak ditemui di rumah untuk dimintai konfirmasi, Ketua RW 05 tersebut tak ada. Sang penjaga rumah mengatakan, majikannya sedang di luar. ([URL="http://news.detik..com/read/2013/07/05/163759/2294006/10/sekolah-jadi-kandang-kambing-siswa-smpn-289-numpang-belajar-di-sd"]mad/try[/URL])
berita sumber media lain, beritanya udah lama :
Anak-Anak Di Sukapura Dan Rusun Marunda Terancam Tak Dapat Kuota PSB SMP Negeri
Quote:
SUKAPURA- Lantaran belum di bukanya Sarana SMP Negeri yang telah selesai pembangunannya setahun lalu, mengakibatkan anak-anak lulusan SD di wilayah Sukapura terancam tak mendapatkan kuota Pendaftaran Siswa Baru (PSB) untuk SMP negeri dengan sistem zona lokal. Pasalnya hingga saat ini sarana sekolah SMP Negeri yang berlokasi di Jalan Tipar Cakung, RW 5 Sukapura, Cilincing tak bisa difungsikan (mangkrak) dikarenakan belum terselesainya masalah ganti rugi untuk akses jalan menuju ke sekolah. Tetapi sekarang ini membuat para orangtua murid menjadi bingung harus mendaftarkan anaknya ke sekolah mana yang dituju ? sementara sistem lokal tahap kedua menggunakan data wilayah tempat tinggal saat ini.
"Kalau kami mau mendaftarkan anak ke sekolah SMP Negeri di wilayah Semper Barat atau Tugu Selatan tak akan mungkin diterima, tetapi di Sukapura sendiri belum ada sarana SMP negerinya. Sebab peserta didik harus menyertakan Kartu Keluarga di mana tinggal saat ini" ujar Ijah 45, Warga RW 3 Sukapura, Cilincing Jakarta Utara. Bukan hanya Ijah 45, yang bingung begitu juga keresahan diutarakan oleh Sumiyati 36, Titi 39 maupun Sri Sujati 45 adalah Warga Sukapura yang berharap agar pemerintah Daerah DKI Jakarta mencarikan solusinya agar anak-anaknya bisa mendaftarkan ke sekolah negeri.
Begitu juga anak-anak yang tinggal di Rusun Marunda. Sebagian besar mereka masih mengantongi identitas Kartu Keluarga di wilayah Penjaringan. Sementara sarana SMP Negeri di Marunda hanya ada satu sekolah. Dan di lingkungan Rusun Marunda baru saja menyelesaikan pembentukan RT/RW yang kemudian baru bisa melakukan perubahan data kependudukan.
"Senin nanti ! dibukanya pendaftaran siswa SD,SMP dan SMU untuk zona lokal berdasarkan domisili tinggal, sementara kami belum melakukan perubahan data kependudukan. Lalu kemana kami mau mendaftarkan anak kami sekolah" kata Deni 34,Warga Rusun Marunda, Cilincing Jakarta Utara.Belum difungsikannya sarana sekolah di kawasan RW 5 Sukapura, Cilincing dikarenakan masalah soal ganti rugi tanah untuk akses jalan. Hingga kini pemilik lahan dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta belum ada kesepakatan.
Beberapa waktu lalu, Kabid Sarana dan Prasarana (Sarpras) Disdik DKI Jakarta, Didi Sugandi menjelaskan, bangunan sekolah itu memang sudah siap untuk difungsikan sejak tahun 2011 lalu. Hanya saja selama ini pengoperasiannya terkendala oleh adanya kepemilikan lahan kosong seluas 30x4 meter yang diperuntukan sebagai akses menuju sekolah.
Pembangunan gedung sekolah itu sendiri berdiri di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta dibangun empat lantai dengan luas bangunan mencapai 3.000 meter persegi dan luas tanah 6.000 meter persegi. Dan bisa menampung 500 siswa. Bahkan Kadis Disdik DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto pernah menjelaskan, nantinya SMP negeri di Sukapura itu akan bernama SMPN 29 dan akan menerima siswa baru untuk kelas I mulai tahun ajaran baru 2013/2014.
"Memang SMPN 29 sudah ada di Jl Bumi Kebayoranbaru dan yang di Sukapura itu nantinya bernama SMPN 29. Jadi, untuk pendaftaran siswa baru kelas I SMPN 29 akan dibuka di Sukapura mulai tahun ajaran 2013/2014 hingga seterusnya," kata Taufik dilansir www.beritajakarta.com1/3/2013 lalu. Dikatakan Taufik, keberadaan SMPN 29 Sukapura itu nantinya juga diperuntukkan bagi siswa baru kelas I. " Tahun ini, pendaftarannya hanya untuk siswa baru atau kelas satu dan bukan untuk siswa pindahan," (sauce)
"Kalau kami mau mendaftarkan anak ke sekolah SMP Negeri di wilayah Semper Barat atau Tugu Selatan tak akan mungkin diterima, tetapi di Sukapura sendiri belum ada sarana SMP negerinya. Sebab peserta didik harus menyertakan Kartu Keluarga di mana tinggal saat ini" ujar Ijah 45, Warga RW 3 Sukapura, Cilincing Jakarta Utara. Bukan hanya Ijah 45, yang bingung begitu juga keresahan diutarakan oleh Sumiyati 36, Titi 39 maupun Sri Sujati 45 adalah Warga Sukapura yang berharap agar pemerintah Daerah DKI Jakarta mencarikan solusinya agar anak-anaknya bisa mendaftarkan ke sekolah negeri.
Begitu juga anak-anak yang tinggal di Rusun Marunda. Sebagian besar mereka masih mengantongi identitas Kartu Keluarga di wilayah Penjaringan. Sementara sarana SMP Negeri di Marunda hanya ada satu sekolah. Dan di lingkungan Rusun Marunda baru saja menyelesaikan pembentukan RT/RW yang kemudian baru bisa melakukan perubahan data kependudukan.
"Senin nanti ! dibukanya pendaftaran siswa SD,SMP dan SMU untuk zona lokal berdasarkan domisili tinggal, sementara kami belum melakukan perubahan data kependudukan. Lalu kemana kami mau mendaftarkan anak kami sekolah" kata Deni 34,Warga Rusun Marunda, Cilincing Jakarta Utara.Belum difungsikannya sarana sekolah di kawasan RW 5 Sukapura, Cilincing dikarenakan masalah soal ganti rugi tanah untuk akses jalan. Hingga kini pemilik lahan dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta belum ada kesepakatan.
Beberapa waktu lalu, Kabid Sarana dan Prasarana (Sarpras) Disdik DKI Jakarta, Didi Sugandi menjelaskan, bangunan sekolah itu memang sudah siap untuk difungsikan sejak tahun 2011 lalu. Hanya saja selama ini pengoperasiannya terkendala oleh adanya kepemilikan lahan kosong seluas 30x4 meter yang diperuntukan sebagai akses menuju sekolah.
Pembangunan gedung sekolah itu sendiri berdiri di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta dibangun empat lantai dengan luas bangunan mencapai 3.000 meter persegi dan luas tanah 6.000 meter persegi. Dan bisa menampung 500 siswa. Bahkan Kadis Disdik DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto pernah menjelaskan, nantinya SMP negeri di Sukapura itu akan bernama SMPN 29 dan akan menerima siswa baru untuk kelas I mulai tahun ajaran baru 2013/2014.
"Memang SMPN 29 sudah ada di Jl Bumi Kebayoranbaru dan yang di Sukapura itu nantinya bernama SMPN 29. Jadi, untuk pendaftaran siswa baru kelas I SMPN 29 akan dibuka di Sukapura mulai tahun ajaran 2013/2014 hingga seterusnya," kata Taufik dilansir www.beritajakarta.com1/3/2013 lalu. Dikatakan Taufik, keberadaan SMPN 29 Sukapura itu nantinya juga diperuntukkan bagi siswa baru kelas I. " Tahun ini, pendaftarannya hanya untuk siswa baru atau kelas satu dan bukan untuk siswa pindahan," (sauce)
Sekolah Baru di Sukapura Terkendala Akses Jalan
Spoiler for "Video":

Pembangunan gedung sekolah baru di kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara sudah rampung seratus persen. Sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMP yang ada di kelurahan Sukapura. Karena itu warga sudah tidak sabar untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada Tahun Ajaran Baru yang akan mulai dibuka pada Juni 2013 mendatang.
Pantauan beritajakarta.com, Jumat (8/3), gedung 4 lantai seluas 3.000 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 6.000 meter persegi tersebut akan difungsikan pada tahun ajaran baru ini. Sebanyak 20 ruang kelas siap menampung sekitar 500 siswa baru.
Namun sayang, impian warga untuk menyekolahkan anak mereka di SMP baru yang terletak di Jalan Tipar Cakung RT 01/05 tersebut masih terkendala akses jalan. Pasalnya, meski gedung sekolah sudah selesai dibangun, namun hingga kini akses jalan menuju sekolah tersebut belum ada. Sebelumnya pada saat pembangunan sekolah pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengontrak lahan sepanjang 30 meter dan lebar 4 meter untuk dijadikan akses jalan. Kini setelah kontrak berakhir, jalan pun kembali ditutup oleh pemilik tanah.
Menanggapi hal tersebut Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono berharap agar Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Dinas PU bersinergi dalam membangun jalan akses menuju sekolah. Apalagi kehadiran sekolah tersebut sudah ditunggu warga Kelurahan Sukapura sejak lama.
Kameramen: bayu / Editor: Nazaruli
kok di berita lain smp 29 ya bukan smp 289, keknya detik yg salah cetak
kalo punya ketua RW cem gini enaknya diapain?

ayo koh ahok, semprot juge nyang ini



Diubah oleh a.rizkianto 05-07-2013 13:43
0
10K
Kutip
116
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan