Bulan Ramadan tinggal menghitung hari. Berbagai persiapan dilakukan umat Islam untuk menyambutnya. Pemprov DKI pun mengeluarkan beberapa kebijakan agar umat muslim di Jakarta dapat menjalankan ibadah selama bulan Ramadan dengan tenang dan nyaman.

Ada 3 kebijakan yang dikeluarkan Pemprov DKI sebagaimana disampaikan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ketiga kebijakan itu merupakan apresiasi Ahok untuk warganya yang muslim. Berikut 3 kebijakan tersebut:

1. Kantor Camat dan Lurah di Jakarta Jadi Musala Selama Ramadan

Ahok akan menjadikan kantor camat dan lurah di Jakarta sebagai tempat salat tarawih selama bulan Ramadan.

"Kita manfaatkan seluruh kantor lurah dan camat menjadi tempat terbuka bersama sama untuk tarawih," kata Ahok, di Balaikota, Jakarta, Jumat (28/6).

Ahok mengatakan ide ini muncul karena merasa banyak warga yang tinggal di gang sempit dan tidak memliki tempat untuk melakukan salat tarawih. Selain itu juga sebagai alternatif jika musala di lingkungan sekitar penuh.

"Kalau kantor camat kantor lurah kan ada AC, ada apa gitu, jadi terus dipakai terus dimanfaatkan," ujar Ahok.

"Kadang-kadang kan yang namanya salat di bulan puasa kan naik. Kayak orang Kristen lah, pas Natal, Paskah penuh, hari biasa sepi. Nah artinya kurang tempat kita," tambahnya.


2. Pasar Rakyat Selama Ramadan di Monas

Warga Jakarta di sekitar Monas, Jakarta Pusat kini tidak perlu bersusah-susah mencari jajanan untuk berbuka puasa. Sebab Pemprov DKI akan membuka pasar rakyat selama bulan Ramadan di Monas.

"Kan, Monas juga mau bikin Monas Fair bulan Juli. Jadi sebulan untuk Ramadan," kata Ahok, di Balaikota, Jakarta, Jumat (28/6).

Menurut Ahok pasar tersebut akan diisi oleh pedagang makanan. Warga Jakarta bisa menjadikan Monas sebagai tempat ngabuburit sambil menanti waktu berbuka.

"Kuliner-kuliner, iya (jadi tempat jualan). Pasar rakyat, kayak bazar murah, kita mau libatkan CSR," ucapnya.

Ahok mengatakan, kemungkinan pasar akan mulai beroperasi 1 Juli nanti. Para pedagang yang ingin ikut harus mendaftar terlebih dahulu kemudian dilakukan uji coba, jika lolos akan dibuatkan surat perjanjian dagang bermaterai dan diberikan tanda pengenal.


3. Kelab Malam Hingga Tempat Pijat di Jakarta akan Tutup Selama Ramadan

Pemprov DKI Jakarta akan mengawasi ketat waktu operasional tempat hiburan di Jakarta selama bulan Ramadan. Dari total 1.799 tempat hiburan di ibukota, sebanyak 898 harus tutup.

"Iya itu akan kami pertimbangkan. Hari ini nanti koordinasi sama Polda. Jadi kan ini urusannya keamanan, jadi urusanya sama Polda," kata Ahok di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2013).

Hal ini disampaikan Ahok usai rapat bersama jajaran Polda Metro Jaya membahas pengurangan jam operasional kelab malam di Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Ahok mengaku Pemprov DKI Jakarta sudah memiliki data-data kelab malam yang rawan. "Itu juga kan cerita cerita lama. Dari dulu belum kelar kelar masalahnya. Yang jadi pertimbangan itu kan yang kerja-kerja di situ juga orang-orang yang puasa (Islam). Kalau jamnya dikurangi nanti bagaimana pekerjaan mereka. Nah ini yang kami pertimbangkan dulu," papar Ahok.

Diwawancara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budiman menjelaskan 898 tempat hiburan yang ditutup terdiri dari kelab malam, diskotik, mandi uap, griya pijat, permainan mesin keeping jenis bola ketangkasan.

"Serta usaha bar yang berdiri sendiri dan yang melekat pada kelab malam, diskotik, mandi uap, griya pijat dan bola ketangkasan," jelas Arie.

Sedangkan sisanya ada yang hanya diatur jam operasionalnya, yaitu sebanyak 540 tempat hiburan. Terdiri dari tempat karaoke, musik hidup (live music) dan bola sodok yang menjadi fasilitas di karaoke dan live music.

sumber: [url]http://m.detik..com/ramadan/read/2013/07/02/122518/2290035/631/3-apresiasi-ahok-untuk-warga-muslim-dki-di-bulan-ramadan[/url]