Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mikheyAvatar border
TS
mikhey
RED CELL
RED CELL

Pada awal tahun 1984, Letkol US Navy Richard Marcinko, mantan komandan Elit Unit Antiteroris SEAL Tim Six, dipanggil menghadap di kantor Admiral James A. “Ace” Lyons, Jr, yang ketika itu menjabat Wakil Komandan Operasi US Navy. Selama rapat, Admiral Lyons mengemukakan kepada Marcinko kekhawatiran atas mudah diserangnya pangkalan2 angkatan laut Amerika dari serangan para teroris.
Lalu beliau memerintahkan Richard Marcinko untuk membentuk sebuah unit yg dapat menguji coba kelemahan keamanan Angkatan Laut Amerika dari ancaman teroris.

Richard Dick Marcinko sendiri lahir 21 November 1940, dan dia adalah mantan komandan US Navy SEAL dan veteran Perang Vietnam.
Richard Marcinko adalah salah satu legenda pasukan khusus Amerika.
Dia adalah penggagas dan komandan pertama pasukan khususTim SEAL Six, dan saat ini Passus tsb terkenal dengan penangkapan Osama Bin Laden.

Unit ini bernama resmi Naval Security Coordination Team OP-06, dan mempunyai nama tidak resmi Red Cell.
Marcinko memilih sendiri ke 12 anggota tim dari SEAL Team Six dan satu personil dari Marine Force Recon.
Tugas tim ini adalah menguji coba keamanan instalasi2 dan pangkalan2 angkatan laut, kapal2 selam, kapal2 perang, pelabuhan udara2 sipil, dan sebuah kedutaan Amerika.

Ini bukanlah tugas tim ini semata, melainkan faktanya, menguji coba keamanan pangkalan2 AL adalah tugas samaran untuk menjalankan tugas pokok tim ini, yaitu tugas2 rahasia anti teroris yg dilakukan di penjuru dunia.

Uji coba pertama dilakukan di pangkalan AL Norfolk.
Latihan uji coba ini dapat dikatakan sukses, walaupun uji coba yg paling diutamakan pada saat itu adalah interaksi dengan personil2 di pangkalan, perwira2 utama, prosedur2 pengambilan gambar video, parameter2 infiltrasi, dan batasan2 prosedur2 yg tidak boleh dilanggar.

Dibawah kepemimpinan Marcinko, tim ini sanggup mengilfitrasi tempat yg seharusnya sangat sulit sekali untuk bisa ditembus, seperti instalasi2 militer penting, kapal2 selam nuklir, kapal2 perang dan daerah2 yg sangat dijaga ketat seperti Air Force One, dan sesudah itu pergi tanpa meninggalkan jejak.

Aksi2 ini menunjukkan kelemahan2 pangkalan2 militer diakibatkan dari penggantian personil2 marinir dan personil2 polisi militer angkatan laut dengan perusahaan2 keamanan swasta yg memperkerjakan personil2 militer yg sudah pensiun.

NEW LONDON CONNECTICUT

Latihan uji coba pertama terjadi pada bulan Juni 1985 di New London Connecticut, markas dari kapal2 selam US Navy kelas Trident dan Ohio, dimana keamanan pangkalan tersebut adalah sangat vital bagi Amerika.

Pengamatan sebelum tugas pada pangkalan menemukan banyak kelemahan dalam pengamanan pangkalan.
Hal2 lain juga menjadi catatan. Beberapa anggota tim menyewa pesawat kecil dan mampu terbang persis diatas tempat parkir kapal2 selam, tanpa reaksi sama sekali dari petugas keamanan pangkalan.
Pada hal lain, Red Cell menyewa kapal kecil dan mengibarkan bendera Soviet (ini di tahun 1985, jauh sebelum kejatuhan Soviet ), mampu mengendarai kapal untuk cukup dekat dengan anjungan2 dan beberapa fasilitas lainnya (dapat dilihat di video maupun di photo2).

Setelah 3 hari persiapan, tim Red Cell memulai latihan dengan menelepon operator pangkalan untuk member peringatan.
Dengan peringatan telepon yg disyaratkan, pangkalan menjadi status siaga penuh.
Bagi tim Red Cell menjadi menarik, karena dengan status siaga penuh di pangkalan, maka terlihat banyak kelemahan yg terlihat oleh tim.
Sebagai contoh, penjaga2 dari unsur Marinir dan POMAL yg menjaga setiap sudut garis pagar dan pintu2, akan tetapi lengah dan membiarkan daerah2 lain tetap tidak terjaga.
Lebih lagi, alat2 deteksi pergerakan yg mutakhir dinyalakan untuk menjaga fasilitas gudang senjata, akan tetapi alat2 ini hanya mengawasi dua sisi di depan, tapi tidak dibagian belakang.
Kelemahan ini digunakan oleh ke empat personil Red Cell, yg menuruni jurang untuk kebelakang gedung.
Crew dokumentasi video juga bergerak sama dengan para anggota tim.
Direkam semua dalam video, dua personil menggali dan melewati bawah pagar dan di ikuti oleh yg lainnya.
Seorang penjaga “dibunuh” dengan pistol senyap (dianggap mati oleh seorang pengawas uji coba), dan tanki propane didekat situ dipasang ranjau.
Tim kemudian membuka pintu samping, masuk tanpa bertemu siapapun, dan meletakkan “peledak” di dekat tempat persiapan senjata nuklir dan juga gudang torpedo.
Tim kemudian keluar secara diam2 dan tugas dinyatakan selesai.

Pada hari kedua, tim mem fokus kan pada bukit bagian atas dan bawah dari pangkalan.
Satu grup menuju rumah sakit, pusat komunikasi dan gedung markas, tanpa perlawanan sedikitpun.
Tim lain yg terdiri dari empat personil menggunakan baju selam di dermaga kapal2 pesiar sekitar setengah mil dari pangkalan kapal selam.
Dengan pakaian sipil dimasukkan kedalam plastik, mereka berenang ke pangkalan, mendarat lalu mengganti pakaian.
Dalam hal ini, mereka bukan hanya dapat memasuki pangkalan secara mudah, tapi dapat melumpuhkan para penjaga (yg ketika itu sedang istirahat minum kopi di pos jaga), tapi mereka juga dapat memasang peledak pada bagian sirip untuk menyelam di kapal selam, dan memasuki kapal selam nuklir di anjungan tanpa halangan apapun.
Begitu mereka dapat memasuki kapal selam seenak nya, mereka meletakkan peledak di control room, reactor nuklir dan ruang torpedo.
Jika ini benar2 terjadi maka kapal selam tsb benar2 hancur (dan juga efek nuklir sesudahnya.)

Marcinko pun mengakui bahwa tim Red Cell berhasil mendapat senjata nuklir dari fasilitas angkatan laut Amerika, dan membuktikan akan kemungkinan dalam merencanakan untuk ;
- Penetrasi dan menyerang kapal selam nuklir Amerika
- Menghancurkan kapal2 selam dengan menggunakan “dirty bomb”
- Mendapatkan kode peluncuran untuk senjata nuklir didalam kapal selam dengan menggunakan siksaan kecil2an pada awak kapal yg bertugas mengendali kode peluncuran.

Latihan ini membuktikan bahwa pangkalan sangat lemah dari serangan teroris. Dalam debriefing yg seharusnya menjadi peluang emas bagi tim Red Cell menjadi sia2 ketika Marcinko memilih untuk melakukan rapat dengan Komandan Pangkalan dengan sikap keras dan tidak professional.
Apapun itu, tim ini melaksanakan tugas dengan sangat baik dan mendemonstrasikan pola pikir dari sudut pandang berbeda.
Dan hal ini adalah inti dari Red Cell

Pangkalan Udara Angkatan Laut Point Mugu, California

Pada libur Hari Buruh 1985, diketahui ada kesempatan untuk menguji coba keamanan pesawat Air Force One selagi ditempatkan di Point Mugu, dimana kediaman Presiden Reagan berada sekitar 125 mil disebelah selatan pangkalan.
Sejumlah 13 anggota tim menuju California menggunakan berbagai rute dan cara, salah satu latihan untuk melakukan perjalanan secara rahasia bila suatu waktu harus melakukan perjalanan rahasia di negara lain.
Peralatan tim dan kru video tiba dengan pesawat angkatan laut di pangkalan udara angkatan laut Alameda di dekat situ.

Pada latihan ini, Marcinko memberi tim nya kebebasan dalam perencanaan melakukan aksi di tempat tujuan.
Point Mugu sedikit berbeda dari pangkalan2 angkatan laut lain karena mempunyai tim SWAT yg terlatih untuk menanggulangi ancaman pada pangkalan dan personil.
Pengamatan dengan kendaraan, sepeda dan perahu menemukan kelemahan2 seperti pintu belakang dan pagar yg gampang ditembus, serta patrol yg sangat rutin dari para penjaga Marinir dan POMAL.

Salah satu kelemahan adalah kegagalan para penjaga di pintu masuk utama untuk menghentikan kendaraan2 yg masuk pangkalan ( ketika anggota2 Red Cell mengalihkan perhatian dengan memanjat pagar2 kawat) yg menandakan dimulai nya operasi.
Sesudah dapat masuk pangkalan, tim dapat memasuki area dimana saja walaupun pangkalan sedang dalam situasi siaga penuh.
Pesawat2 tempur F/A-18 Hornet parkir tanpa penjagaan yg memadai, para penjaga sangat rileks dan melakukan tugas biasa saja.
Hal ini adalah tugas dari Red Cell untuk mengungkap.
Dengan setiap gerakan direkam video, kelemahan2 pada keamanan pangkalan terlihat secara jelas

Beberapa tindakan yg dilakukan oleh Red Cell;
- Meletakkan bahan peledak pada beberapa air intake F/A-18 Hornets.
- “Menghancurkan antenna utama komunikasi Point Mugu
- Melepaskan granat asap di lantai utama Markas
- Kejar kejaran dalam waktu lama di landasan utama pangkalan (dengan dikejar 3 jip penuh personil keamanan)
- Menculik para wanita dan anak2 di kafetaria diluar pangkalan Mugu

Walaupun ke 13 anggota tim membuktikan mampu menyebabkan gangguan secara signifikan pada personil, fasilitas di pangkalan, tetapi peristiwa yg paling di ingat adalah kejadian dimana para personil Red Cell mencuri kereta dorong pembawa senjata (weapons carrier), menaruh 500 pound bom imitasi (ditutupi terpal), dan membawa dan ditinggalkan di parkir mes perwira dimana disana tidak diperiksa sama sekali selama weekend.

Pada hari ketiga, mereka membawa kereta dorong senjata ke ujung landasan dekat Air Force One. Kemudian mereka naik ke kereta dorong, menghidupkan timer “bahan peledak”, dan meninggalkan tempat.
Jika aksi ini nyata maka pesawat Boeing 707 sudah hancur dan membunuh semua orang di area ledakan.

Dihari yg sama, Laksamana Lyons, sosok dibelakang Red Cell dan Marcinko, naik jabatan menjadi Panglima Armada Pasifik Amerika sehingga tidak lagi berada di Washington.
Bagi sang Laksamana, adalah promosi jabatan, tapi memindahkan dia dari posisi dimana dia sanggup melindungi Marcinko dari banyaknya perwira yg protes atas aksi dan sikap Marcinko yg tidak begitu mengindahkan pada aturan2 Angkatan Laut, sehingga, Red Cell kehilangan sekutu yg paling penting di Pentagon. Pada titik ini, masa depan unit ini menjadi pertanyaan besar.

http://specialoperations.com/Navy/Red_Cell/

sudah lama mau posting mengenai Marcinko n his troops tapi buku gw (Rogue Warrior) hilang entah dimana so copas dari website ndak pa2 kan?
Diubah oleh mikhey 02-07-2013 15:57
0
7.6K
23
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan