- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenapa Cowok Dilarang Menenun Kain di Lombok?


TS
dikamountain85
Kenapa Cowok Dilarang Menenun Kain di Lombok?
Lombok - Kain tenun menjadi ciri khas dari Lombok. Di balik rajutan dan motifnya yang khas, ternyata ada kepercayaan masyarakat Lombok dalam pembuatannya. Cowok dilarang keras untuk menenun kain Lombok!
Jika di Jawa ada batik, maka Lombok punya kain tenun. Tak sedikit wisatawan dalam dan mancanegara yang berburu kain tenun tersebut saat traveling ke Lombok. Tapi tahukah Anda, ternyata, ada beberapa kepercayaan tentang kain tenun Lombok.
"Bagi cowok, jangan coba-coba menenun," tegas Ardi, salah satu masyarakat Desa Sukarara, Lombok Tengah saat detikTravel bersama Burufly berkunjung pada Senin (1/7/2013) sore.
Para wanita di Desa Sukarara, diwajibkan untuk bisa menenun, dari umur 10 tahun hingga usia manula. Kegiatan ini bukan menjadi suatu kerajinan, melainkan sudah menjadi tradisi. Lalu, kenapa cowok tidak boleh menenun?
"Kalau cowok menenun, bisa jadi setengah cowok dan setengah cewek," ujar Ardi.
Ardi menambahkan, hal tersebut adalah kepercayaan masyarakat Lombok dan bukan main-main. Buktinya, pernah terjadi beberapa kejadian cowok yang menenun, sikapnya menjadi seperti perempuan.
"Paman saya, dulu nikah dan cerai. Setelah itu, dia coba menenun dan sampai sekarang menenun. Kini, dia tidak mau menikah lagi, sudah jadi seperti perempuan," papar Ardi.
Sepanjang jalan di Desa Sukarara, memang terlihat para wanita yang sibuk menenun di halaman depan rumahnya. Untuk para pria di sini, biasanya berternak atau pergi ke sawah.
Bagi traveler, Anda bisa berburu kain tenun mulai harga Rp 100-700 ribu di Desa Sukarara. Jangan lupa, abadikan para wanita yang sedang menenun kain di sana.
"Semua wanita di desa ini menenun. Tidak ada yang tidak bisa," pungkas Ardi.
Jika di Jawa ada batik, maka Lombok punya kain tenun. Tak sedikit wisatawan dalam dan mancanegara yang berburu kain tenun tersebut saat traveling ke Lombok. Tapi tahukah Anda, ternyata, ada beberapa kepercayaan tentang kain tenun Lombok.
"Bagi cowok, jangan coba-coba menenun," tegas Ardi, salah satu masyarakat Desa Sukarara, Lombok Tengah saat detikTravel bersama Burufly berkunjung pada Senin (1/7/2013) sore.
Para wanita di Desa Sukarara, diwajibkan untuk bisa menenun, dari umur 10 tahun hingga usia manula. Kegiatan ini bukan menjadi suatu kerajinan, melainkan sudah menjadi tradisi. Lalu, kenapa cowok tidak boleh menenun?
"Kalau cowok menenun, bisa jadi setengah cowok dan setengah cewek," ujar Ardi.
Ardi menambahkan, hal tersebut adalah kepercayaan masyarakat Lombok dan bukan main-main. Buktinya, pernah terjadi beberapa kejadian cowok yang menenun, sikapnya menjadi seperti perempuan.
"Paman saya, dulu nikah dan cerai. Setelah itu, dia coba menenun dan sampai sekarang menenun. Kini, dia tidak mau menikah lagi, sudah jadi seperti perempuan," papar Ardi.
Sepanjang jalan di Desa Sukarara, memang terlihat para wanita yang sibuk menenun di halaman depan rumahnya. Untuk para pria di sini, biasanya berternak atau pergi ke sawah.
Bagi traveler, Anda bisa berburu kain tenun mulai harga Rp 100-700 ribu di Desa Sukarara. Jangan lupa, abadikan para wanita yang sedang menenun kain di sana.
"Semua wanita di desa ini menenun. Tidak ada yang tidak bisa," pungkas Ardi.
Spoiler for gambar:
Spoiler for gambar:
Spoiler for gambar:
Spoiler for gambar:
Spoiler for gambar:
Spoiler for jangan lupa kasih rate gan:
Spoiler for sumber:
0
1.2K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan