Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sibiru2612Avatar border
TS
sibiru2612
Ritual Mengganti Baju Leluhur di Tana Toraja (Pic inside)
Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk menghormati leluhurnya. Di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, setiap 3 tahun sekali masyarakat yang bermukim di sekitar pegunungan Sesean, menggelar prosesi adat mengganti pakaian jasad leluhurnya yang disemayamkan di dalam peti tempat pekuburan Patane. Prosesi adat ini disebut Ma'nene.
Ritual Ma'nene atau mengganti pakaian mayat sebutan masyarakat Toraja, diawali dengan berkunjung ke lokasi pekuburan leluhur mereka yang dinamakan Patane di Desa atau Lembang Paton, Kecamatan Sariale, yang jaraknya berkisar 28 kilometer dari Rantepao, ibu kota Kabupaten Toraja Utara. Di Patene, mayat moyang (leluhur) mereka yang telah berumur ratusan tahun tersimpan dalam keadaan utuh, karena sebelumnya diberi bahan pengawet.
Ritual Mengganti Baju Leluhur di Tana Toraja (Pic inside)
Prosesi Ma'nene dilakukan pihak keluarga dengan membersihkan mayat leluhur yang telah berusia ratusan tahun, dengan melepas pakaian lama yang digunakan. Lalu seluruh badan mayat dibersihkan dengan menggunakan kuwas. Setelah itu, jenazah tersebut kemudian dipakaikan dengan pakaian baru. Bagi mayat pria memakai jas lengkap dengan stelan dasi hingga kaca mata.
Sebelum membuka pintu kuburan Patane dan mengangkat peti mayat untuk di bersihkan, tetua adat dengan sebutan Ne' Tomina Lumba, terlebih dahulu membacakan doa dalam Bahasa Toraja kuno, memohon izin kepada leluhur agar masyarakat mendapat rahmat keberkahan setiap musim tanam hingga panen berlimpah.
Ne'tomina merupakan gelar adat yang diberikan kepada tetua kampung, dimana artinya adalah orang yang dituakan juga imam atau pendeta. Pieter Rayub, tokoh masyarakat Lembang Poton yang juga keluarga pelaksana ritual Ma'nene menuturkan, prosesi adat Ma' nene sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Waktu pelaksanaannya berdasarkan kesepakatan bersama keluaarga dan tetua adat melalui musyawarah desa.
Ritual ini disepakati digelar 3 tahun sekali. Tujuannya agar keluarga yang berada di perantauan bisa datang menjenguk orang tua atau Nene To'dolo (moyang mereka), juga untuk mempererat hubungan tali silaturahmi orang perantauan dengan orang tua yang masih hidup atau yang sudah meninggal agar lebih mengingat kampung halamannya.
"Prosesi adat Ma'nene kami gelar dalam 3 tahun sekali berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah Lembang. Selain itu, kegiatan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi keluarga yang berada jauh di perantauan," ungkap Piter Rayub, saat mengelar prosesi adat Ma'nene pada Jumat (24/8/2012).
Menurutnya, Ma'nene digelar sebelum musim tanam dimulai atau sesudah memotong padi, yang hasil panennya digunakan dalam prosesi tersebut. Prosesi mengganti pakaian satu mayat tidaklah lama, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Usai mengganti pakaian mayat leluhur, masyarakat kampung di Lembang Poton kemudian berkumpul mengikuti acara makan bersama. Makanan yang disajikan adalah hasil sumbangan setiap keluarga keturunan leluhur yang melaksanakan kegiatan prosesi adat Ma'nene.
Usai makan bersama, acara dilanjut dengan tradisi Sisemmba', bertujuan menjalin keakraban serta silaturahmi antara keluarga perantau dengan yang berada di kampung halaman.

Berikut foto2 proses penggantian baju jenazah:
Spoiler for :


Spoiler for :


Spoiler for :


Spoiler for :


Spoiler for :


Spoiler for :


Spoiler for :


Kita patut bangga sebagai bangsa dengan beribu keunikan budaya dan bersatu dalam NKRI.
Semoga treat ane ini dapat memperluas wawasan agan agan sekalian.

Spoiler for Bonus:

Spoiler for Bonus again:

0
4.3K
18
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan