Kehadiran legenda sepak bola dunia, Diego Armando ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (29/6), meninggalkan rasa kecewa. Para orang tua peserta coaching clinic mengatakan bahwa mertua dari striker Manchester City Sergio Aguero itu seharusnya turun ke lapangan memberikan materi.

“Ini jadi seperti dibohongi. Namanya coaching clinic harus ke lapangan. Ini justru seperti melihat artis yang hanya di panggung. Ini kayak bertemu artis dangdut saja,” kata salah satu orang tua, Jani Girsang, saat ditemui di SUGBK.

Maradona memang hanya sebentar berada di SUGBK. Usai memberikan satu dua patah kata dan membagikan bola yang ditandatangani dari panggung, ia langsung menuju mobil untuk meninggalkan SUGBK.

Padahal, sesuai jadwal yang dirilis oleh penyelenggara, pemain yang dikenal si Tangan Tuhan memberikan materi dalam coaching clinic. Ia juga semestinya ikut dalam kegiatan tango football.

Jani Girsang menyebut bahwa ini merupakan kesalahan panitia dalam hal ini Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (BASRI).

“Terlihat bahwa orang kita masih inferior. Kalau memang dalam kontrak Maradona melakukan coaching clinic, seharusnya ke lapangan,” ujarnya.

Sementara itu, manajemen SSB Boca Junior Indonesia mengaku akan meminta kompensasi atas kenyataan di lapangan. Manajemen SSB Boca Junior Indonesia melihat bahwa apa yang diberikan penyelenggara tidak sesuai dengan janji.

“Ini di luar sepengetahuan kami. Tentu sangat kecewa. Apalagi, kami tidak melihat ada panitia di lapangan setelah Maradona pergi,” kata Sony Agus Santoso, Manajer Teknis SSB Boca Junior Indonesia.

“Kami akan buat surat sebagai protes ke panitia. Surat ini akan dilampiri tandatangani orang tua. Kami akan menanyakan tanggung jawan dan kompensasi. Kami sebelumnya dijanjikan dilatih dan foto bersama.”

“Kami sebetulnya mendapat jatah 50 untuk mengikuti gala dinner, tapi tak kami ambil sebagai bentuk ketidakpuasan,” sambungnya.






sumber