- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jangan Berbohong dan Jangan Sakiti Istri Agan!
TS
yudhagakngenes
Jangan Berbohong dan Jangan Sakiti Istri Agan!
Ini cuma cerita, tapi ini bisa jadi renungan buat kita semua, baik yang udah menikah, ataupun belum
Spoiler for begin:
Kisah Inspirasi Seorang Suami Yang
Berbohong Terhadap Istrinya...
Pernikahan itu telah berjalan empat (4)
tahun, namun pasangan suami istri itu
belum dikaruniai seorang anak. Dan
mulailah kanan kiri berbisik-bisik:“kok
belum punya anak juga ya, masalahnya
di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”.
Dari berbisik-bisik,akhirnya menjadi
berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun,suami
istri itu pergi ke salah seorang dokter
untuk konsultasi,dan melakukan
pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan
bahwa sang istri adalah seorang wanita
yang mandul, sementara sang suami
tidak ada masalah apa pun dan tidak
ada harapan bagi sang istri untuk
sembuh dalam arti tidak peluang
baginya untuk hamil dan mempunyai
anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami
mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi
raji’un, lalu menyambungnya dengan
ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki
ruang dokter dengan membawa hasil
lab dan sama sekali tidak memberitahu
istrinya dan membiarkan sang istri
menunggu di ruang tunggu
perempuan yang terpisah dari kaum
laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang
dokter: “Saya akan panggil istri saya
untuk masuk ruangan, akan tetapi,
tolong, nanti anda jelaskan kepada istri
saya bahwa masalahnya ada di saya,
sementara dia tidak ada masalah apa-
apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan
terheran-heran.Akan tetapi sang suami
terus memaksa sang dokter, akhirnya
sang dokter setuju untuk mengatakan
kepada sang istri bahwa masalah tidak
datangnya keturunan ada pada sang
suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang
telah lama menunggunya, dan tampak
pada wajahnya kesedihan dan
kemuraman. Lalu bersama sang istri ia
memasuki ruang dokter. Maka sang
dokter membuka amplop hasil lab, lalu
membaca dan mentelaahnya, dan
kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –
wahai fulan- yang mandul, sementara
istrimu tidak ada masalah, dan tidak
ada harapan bagimu untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter,
sang suami berkata: inna lillahi wa inna
ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut
wajahnya wajah seseorang yang
menyerah kepada qadha dan qadar
Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke
rumahnya, dan secara perlahan namun
pasti, tersebarlah berita tentang rahasia
tersebut ke para tetangga, kerabat dan
sanak saudara.
Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa
tersebut dan sepasang suami istri
bersabar, sampai akhirnya datanglah
detik-detik yang sangat menegangkan,
di mana sang istri berkata kepada
suaminya: “Wahai fulan, saya telah
bersabar selama Sembilan (9) tahun,
saya tahan-tahan untuk bersabar dan
tidak meminta cerai darimu, dan
selama ini semua orang berkata:”
betapa baik dan shalihah-nya sang istri
itu yang terus setia mendampingi
suaminya selama Sembilan tahun,
padahal dia tahu kalau dari suaminya,
ia tidak akan memperoleh keturunan”.
Namun, sekarang rasanya saya sudah
tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar
engkau segera menceraikan saya, agar
saya bisa menikah dengan lelaki lain
dan mempunyai keturunan darinya,
sehingga saya bisa melihat anak-
anakku, menimangnya dan
mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang
memuncak, sang suami berkata:
“istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita
mesti bersabar, kita mesti …, mesti …
dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri,
suaminya malah berceramah di
hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya
akan tahan kesabaranku satu tahun
lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak
lebih”.
Sang suami setuju, dan dalam dirinya,
dipenuhi harapan besar, semoga Allah
SWT memberi jalan keluar yang terbaik
bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang
istri jatuh sakit, dan hasil lab
mengatakan bahwa sang istri
mengalami gagal ginjal.
Mendengar keterangan tersebut,
jatuhnya psikologis sang istri, dan
mulailah memuncak emosinya. Ia
berkata kepada suaminya: “Semua ini
gara-gara kamu, selama ini aku
menahan kesabaranku, dan jadilah
sekarang aku seperti ini, kenapa selama
ini kamu tidak segera menceraikan saya,
saya kan ingin punya anak, saya ingin
memomong dan menimang bayi, saya
kan … saya kan …”.
Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba
suaminya berkata: “Maaf, saya ada
tugas keluar negeri, dan saya berharap
semoga engkau baik-baik saja”.
“Haah, pergi?”. Kata sang istri.
“Ya, saya akan pergi karena tugas dan
sekalian mencari donatur ginjal,
semoga dapat”. Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang
donatur ke tempat pembaringan sang
istri. Maka disepakatilah bahwa besok
akan dilakukan operasi pemasangan
ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya
yang pergi, ia berkata dalam dirinya:
“Suami apa an dia itu, istrinya operasi,
eh dia malah pergi meninggalkan diriku
terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik.
Setelah satu pekan, suaminya datang,
dan tampaklah pada wajahnya tanda-
tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu
tidak ada lain orang melainkan sang
suami itu sendiri. Ya, suaminya telah
menghibahkan satu ginjalnya untuk
istrinya, tanpa sepengetahuan sang
istri, tetangga dan siapa pun selain
dokter yang dipesannya agar menutup
rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …
Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi
itu, sang istri melahirkan anak. Maka
bergembiralah suami istri tersebut,
keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal,
dan sang suami telah menyelesaikan
studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas
syari’ah dan telah bekerja sebagai
seorang panitera di sebuah pengadilan
di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan
hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan
sanad dengan riwayat Hafs,dari ‘Ashim.
Pada suatu hari,sang suami ada tugas
dinas jauh, dan ia lupa menyimpan
buku hariannya dari atas meja,buku
harian yang selama ini ia
sembunyikan.Dan tanpa sengaja,sang
istri mendapatkan buku harian
tersebut,membuka-bukanyadan
membacanya.
Hamper saja ia terjatuh pingsan saat
menemukan rahasia tentang diri dan
rumah tangganya. Ia menangis
meraung-raung. Setelah agak reda, ia
menelpon suaminya, dan menangis
sejadi-jadinya,ia berkali-kali mengulang
permohonan maaf dari suaminya. Sang
suami hanya dapat membalas suara
telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut,selama
tiga bulanan, sang istri tidak berani
menatap wajah suaminya.Jika ada
keperluan, ia berbicara dengan
menundukkan mukanya,tidak ada
kekuatan untuk memandangnya sama
sekali.
selang beberapa waktu sang isteri
meninggal dunia karena kelainan pada
organ ginjalnya betapa terpukulnya
sang suami dan sejak saat itulah sang
suami berjanji akan merawat anak
semata wayangnya dan tak akan
menikah lagi demi cintanya pada sang
istri.
Semoga bermanfaat dan bernilai
ibadah,...
Berbohong Terhadap Istrinya...
Pernikahan itu telah berjalan empat (4)
tahun, namun pasangan suami istri itu
belum dikaruniai seorang anak. Dan
mulailah kanan kiri berbisik-bisik:“kok
belum punya anak juga ya, masalahnya
di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”.
Dari berbisik-bisik,akhirnya menjadi
berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun,suami
istri itu pergi ke salah seorang dokter
untuk konsultasi,dan melakukan
pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan
bahwa sang istri adalah seorang wanita
yang mandul, sementara sang suami
tidak ada masalah apa pun dan tidak
ada harapan bagi sang istri untuk
sembuh dalam arti tidak peluang
baginya untuk hamil dan mempunyai
anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami
mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi
raji’un, lalu menyambungnya dengan
ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki
ruang dokter dengan membawa hasil
lab dan sama sekali tidak memberitahu
istrinya dan membiarkan sang istri
menunggu di ruang tunggu
perempuan yang terpisah dari kaum
laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang
dokter: “Saya akan panggil istri saya
untuk masuk ruangan, akan tetapi,
tolong, nanti anda jelaskan kepada istri
saya bahwa masalahnya ada di saya,
sementara dia tidak ada masalah apa-
apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan
terheran-heran.Akan tetapi sang suami
terus memaksa sang dokter, akhirnya
sang dokter setuju untuk mengatakan
kepada sang istri bahwa masalah tidak
datangnya keturunan ada pada sang
suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang
telah lama menunggunya, dan tampak
pada wajahnya kesedihan dan
kemuraman. Lalu bersama sang istri ia
memasuki ruang dokter. Maka sang
dokter membuka amplop hasil lab, lalu
membaca dan mentelaahnya, dan
kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –
wahai fulan- yang mandul, sementara
istrimu tidak ada masalah, dan tidak
ada harapan bagimu untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter,
sang suami berkata: inna lillahi wa inna
ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut
wajahnya wajah seseorang yang
menyerah kepada qadha dan qadar
Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke
rumahnya, dan secara perlahan namun
pasti, tersebarlah berita tentang rahasia
tersebut ke para tetangga, kerabat dan
sanak saudara.
Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa
tersebut dan sepasang suami istri
bersabar, sampai akhirnya datanglah
detik-detik yang sangat menegangkan,
di mana sang istri berkata kepada
suaminya: “Wahai fulan, saya telah
bersabar selama Sembilan (9) tahun,
saya tahan-tahan untuk bersabar dan
tidak meminta cerai darimu, dan
selama ini semua orang berkata:”
betapa baik dan shalihah-nya sang istri
itu yang terus setia mendampingi
suaminya selama Sembilan tahun,
padahal dia tahu kalau dari suaminya,
ia tidak akan memperoleh keturunan”.
Namun, sekarang rasanya saya sudah
tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar
engkau segera menceraikan saya, agar
saya bisa menikah dengan lelaki lain
dan mempunyai keturunan darinya,
sehingga saya bisa melihat anak-
anakku, menimangnya dan
mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang
memuncak, sang suami berkata:
“istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita
mesti bersabar, kita mesti …, mesti …
dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri,
suaminya malah berceramah di
hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya
akan tahan kesabaranku satu tahun
lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak
lebih”.
Sang suami setuju, dan dalam dirinya,
dipenuhi harapan besar, semoga Allah
SWT memberi jalan keluar yang terbaik
bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang
istri jatuh sakit, dan hasil lab
mengatakan bahwa sang istri
mengalami gagal ginjal.
Mendengar keterangan tersebut,
jatuhnya psikologis sang istri, dan
mulailah memuncak emosinya. Ia
berkata kepada suaminya: “Semua ini
gara-gara kamu, selama ini aku
menahan kesabaranku, dan jadilah
sekarang aku seperti ini, kenapa selama
ini kamu tidak segera menceraikan saya,
saya kan ingin punya anak, saya ingin
memomong dan menimang bayi, saya
kan … saya kan …”.
Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba
suaminya berkata: “Maaf, saya ada
tugas keluar negeri, dan saya berharap
semoga engkau baik-baik saja”.
“Haah, pergi?”. Kata sang istri.
“Ya, saya akan pergi karena tugas dan
sekalian mencari donatur ginjal,
semoga dapat”. Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang
donatur ke tempat pembaringan sang
istri. Maka disepakatilah bahwa besok
akan dilakukan operasi pemasangan
ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya
yang pergi, ia berkata dalam dirinya:
“Suami apa an dia itu, istrinya operasi,
eh dia malah pergi meninggalkan diriku
terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik.
Setelah satu pekan, suaminya datang,
dan tampaklah pada wajahnya tanda-
tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu
tidak ada lain orang melainkan sang
suami itu sendiri. Ya, suaminya telah
menghibahkan satu ginjalnya untuk
istrinya, tanpa sepengetahuan sang
istri, tetangga dan siapa pun selain
dokter yang dipesannya agar menutup
rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …
Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi
itu, sang istri melahirkan anak. Maka
bergembiralah suami istri tersebut,
keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal,
dan sang suami telah menyelesaikan
studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas
syari’ah dan telah bekerja sebagai
seorang panitera di sebuah pengadilan
di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan
hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan
sanad dengan riwayat Hafs,dari ‘Ashim.
Pada suatu hari,sang suami ada tugas
dinas jauh, dan ia lupa menyimpan
buku hariannya dari atas meja,buku
harian yang selama ini ia
sembunyikan.Dan tanpa sengaja,sang
istri mendapatkan buku harian
tersebut,membuka-bukanyadan
membacanya.
Hamper saja ia terjatuh pingsan saat
menemukan rahasia tentang diri dan
rumah tangganya. Ia menangis
meraung-raung. Setelah agak reda, ia
menelpon suaminya, dan menangis
sejadi-jadinya,ia berkali-kali mengulang
permohonan maaf dari suaminya. Sang
suami hanya dapat membalas suara
telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut,selama
tiga bulanan, sang istri tidak berani
menatap wajah suaminya.Jika ada
keperluan, ia berbicara dengan
menundukkan mukanya,tidak ada
kekuatan untuk memandangnya sama
sekali.
selang beberapa waktu sang isteri
meninggal dunia karena kelainan pada
organ ginjalnya betapa terpukulnya
sang suami dan sejak saat itulah sang
suami berjanji akan merawat anak
semata wayangnya dan tak akan
menikah lagi demi cintanya pada sang
istri.
Semoga bermanfaat dan bernilai
ibadah,...
Spoiler for update:
Lelaki yang memiliki 4 orang istri :
Istri ke-1 : Tua dan jelek, biasanya tidak
diperhatikan.
Istri ke-2 : Agak cakep, agak
diperhatikan.
Istri ke-3 : Lumayan cakep dan cukup
diperhatikan.
Istri ke-4: Sangat cakep, sangat
diperhatikan dan disanjung-sanjung
serta diutamakan!
Waktu pun berlalu begitu cepat dan
tibalah saat sang lelaki (suami) tersebut
mau meninggal, lalu dipanggilah 4
orang istrinya...
Dipanggilah istri ke-4 yang paling cakep
dan ditanya...
"Maukah ikut menemaninya ke alam
kubur?"
Si istri menjawab...
"Sorry, cukup sampai di sini saja saya
ikut dengan mu..."
Saat dipanggil istri ke-3 dan ditanya hal
yang sama, dia pun menjawab...
"Sorry, saya hanya akan mengantarmu
sampai di kamar mayat dan paling jauh
sampai di rumah duka."
Kemudian dipanggil istri ke-2 dan
ditanya hal yang sama... Maka dia pun
menjawab,
"Baik, saya akan menemanimu tapi
hanya sampai ke liang kubur, setelah itu
Good Bye."
Si Suami sungguh kecewa mendengar
semua itu... Tetapi inilah kehidupan dan
menjelang kematian...
Lalu dipanggil lah istri ke-1 dan ditanya
hal yang sama, si suami tak menyangka
akan jawabannya...
"Saya akan menemani ke manapun
kamu pergi dan akan selalu
mendampingimu..."
~~~~~~~~~~
Mau tahu apa dan siapa istri ke-1
sampai ke-4 itu?
Istri ke-4 adalah "harta dan kekayaan".
Mereka akan meninggalkan jasad kita
seketika saat kita meninggal.
Istri ke-3 adalah "teman-teman" kita.
Mereka hanya akan mengantar jasad
kita hanya sampai di saat
disemayamkan.
Istri ke-2 adalah "keluarga". Saudara
dan teman dekat kita.
Mereka akan mengantar kita sampai
dikuburkan, dan akan meninggalkan
kita setelah mayat kita dimasukkan
dalam liang kubur dan ditutup dengan
tanah.
Istri ke-1 adalah "tindakan dan
perbuatan" kita selama hidup di dunia.
Karena apa yang ditabur orang, itu juga
yang akan dituainya...
Berbuatlah banyak kebaikan selama kita
masih hidup di dunia ini agar nantinya
kita dapat memiliki bekal yang dapat
dibawa apabila sudah waktunya nanti..
----------
Istri ke-1 : Tua dan jelek, biasanya tidak
diperhatikan.
Istri ke-2 : Agak cakep, agak
diperhatikan.
Istri ke-3 : Lumayan cakep dan cukup
diperhatikan.
Istri ke-4: Sangat cakep, sangat
diperhatikan dan disanjung-sanjung
serta diutamakan!
Waktu pun berlalu begitu cepat dan
tibalah saat sang lelaki (suami) tersebut
mau meninggal, lalu dipanggilah 4
orang istrinya...
Dipanggilah istri ke-4 yang paling cakep
dan ditanya...
"Maukah ikut menemaninya ke alam
kubur?"
Si istri menjawab...
"Sorry, cukup sampai di sini saja saya
ikut dengan mu..."
Saat dipanggil istri ke-3 dan ditanya hal
yang sama, dia pun menjawab...
"Sorry, saya hanya akan mengantarmu
sampai di kamar mayat dan paling jauh
sampai di rumah duka."
Kemudian dipanggil istri ke-2 dan
ditanya hal yang sama... Maka dia pun
menjawab,
"Baik, saya akan menemanimu tapi
hanya sampai ke liang kubur, setelah itu
Good Bye."
Si Suami sungguh kecewa mendengar
semua itu... Tetapi inilah kehidupan dan
menjelang kematian...
Lalu dipanggil lah istri ke-1 dan ditanya
hal yang sama, si suami tak menyangka
akan jawabannya...
"Saya akan menemani ke manapun
kamu pergi dan akan selalu
mendampingimu..."
~~~~~~~~~~
Mau tahu apa dan siapa istri ke-1
sampai ke-4 itu?
Istri ke-4 adalah "harta dan kekayaan".
Mereka akan meninggalkan jasad kita
seketika saat kita meninggal.
Istri ke-3 adalah "teman-teman" kita.
Mereka hanya akan mengantar jasad
kita hanya sampai di saat
disemayamkan.
Istri ke-2 adalah "keluarga". Saudara
dan teman dekat kita.
Mereka akan mengantar kita sampai
dikuburkan, dan akan meninggalkan
kita setelah mayat kita dimasukkan
dalam liang kubur dan ditutup dengan
tanah.
Istri ke-1 adalah "tindakan dan
perbuatan" kita selama hidup di dunia.
Karena apa yang ditabur orang, itu juga
yang akan dituainya...
Berbuatlah banyak kebaikan selama kita
masih hidup di dunia ini agar nantinya
kita dapat memiliki bekal yang dapat
dibawa apabila sudah waktunya nanti..
----------
Diubah oleh yudhagakngenes 27-06-2013 06:19
0
4.6K
Kutip
48
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan