- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pesan Perang Salib dalam sebuah film berjudul "Kingdom Of Heaven"


TS
revelat10n
Pesan Perang Salib dalam sebuah film berjudul "Kingdom Of Heaven"
KINGDOM OF HEAVEN
Quote:

Quote:
Directed by Ridley Scott
Written by William Monahan
Music by Harry Gregson-Williams
Written by William Monahan
Music by Harry Gregson-Williams
Cast :
Quote:
Orlando Bloom - Balian of Ibelin
Eva Green - Sibylla
Liam Neeson - Godfrey of Ibelin
Jeremy Irons - Tiberias(the movie's name for the historical Raymond III of Tripoli)
Marton Csokas - Guy de Lusignan
Jon Finch - Patriarch of Jerusalem
Brendan Gleeson - Reynald of Chatillon
Ghassan Massoud - Saladin
Edward Norton - Baldwin IV
Alexander Siddig - Nasir
David Thewlis – Hospitaller
Eva Green - Sibylla
Liam Neeson - Godfrey of Ibelin
Jeremy Irons - Tiberias(the movie's name for the historical Raymond III of Tripoli)
Marton Csokas - Guy de Lusignan
Jon Finch - Patriarch of Jerusalem
Brendan Gleeson - Reynald of Chatillon
Ghassan Massoud - Saladin
Edward Norton - Baldwin IV
Alexander Siddig - Nasir
David Thewlis – Hospitaller
Review :
Quote:
Ridley Scott dan William Monahan, mengangkat sepenggal kisah dengan latar belakang Perang-Salib. Dengan menampilkan Kerajaan Jerusalem (1099-1187) yang juga meliputi Antiokhia, Edesssa, dan Tripoli. Secara pemerintahan daerah ini di bawah Konstantinopel, namun gereja di bawah Paus di Roma. Film ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai film yang lumayan jujur dan berani menampilkan ‘keburukan sejarah agama sendiri’ yang memang selama ini menjadi latar-belakang ketidak-harmonisan hubungan antara Islam-Kristen. Anda tentu tergelitik sekaligus miris dengan ucapan agamawan yang memberi semangat kepada tentara-tentara salib ke medan-perang yang diucapkan secara berulang-ulang "to kill an infidel is not a murder, it is the path to heaven!" ini mungkin agak mirip dengan ‘teriakan’ Imam Samudra.
Quote:
Pemilihan judul KINGDOM OF HEAVEN, tentu mempunyai makna metaforik. Yang dalam film ini justru mengetengahkan tafsiran-tafsiran Kitab-Suci secara harfiah saja atau bahkan menyimpang. Dengan jelas, Alkitab menyatakan bahwa Yesus adalah Raja Damai. Film ini juga boleh dianggap sebagai oto-kritik terhadap kekristenan sebagaimana film THE NAME OF THE ROSEmisalnya, yang mengetengahkan bahwa, TUHAN justru menjadi ‘orang-asing’ di dalam Gereja, karena ajaran manusia/ doktrin diberi otoritas yang melebihi Kitab-Suci sendiri.
Quote:
Film ini bolehlah disebut sebagai salah-satu film terbaik yang pernah dibuat. Senematografi dan editingnya sangat pas. Dalam film ini, kita menikmati sebuah film epik yang cemerlang, sajian karya seni yang tinggi, dengan gerak kamera yang memukau, semburan darah, koreografi pertempuran, ceraian anggota-anggota tubuh manusia, kekasaran manusia, yang anehnya justru menghasilkan sinematografi yang indah. Kostum yang bagus; juga pemilihan musisi kepada Harry Gregson-Williams, meskipun tak se-terkenal Hans Zimmer atau James Newton-Howard namun karyanya cukup dikenal dalam film-film ie. Shrek, Antz, Spy Game, Man on Fire, dll. Dalam adegan-adegan peperangan, kita bahkan tidak merasa bahwa suara-suara gesekan pedang, gemuruh detak kaki pasukan kuda, dll. yang ditampilkan itu adalah sound-effect, karena sifatnya yang natural dan sesuai kebutuhan karakter film-film perang.
Quote:
Dari segi cerita, film ini dihujani banyak kritikan, terutama dari kalangan barat dan pengkaji sejarah Perang Salib. Kritikan dilontarkan dengan tuduhan “memutihkan sejarah” dan beberapa agenda murni untuk mengendurkan ketegangan antara agama. Dilain pihak, saya kagum atas keberanian Sir Ridley Scott, Sutradara Inggris itu dalam membuat film seperti ini di dalam konteks dan semangat Barat yang kini kurang lebih anti-muslim. Scott telah membuat film yang kurang-lebih proporsional terhadap Islam yang diwakili oleh pasukan Saladin. Dan penulis skrip, William Monahan, menyatakan, “film ini menyuguhkan pesan bahwa, adalah lebih baik hidup bersama daripada berperang.”
Quote:
Kisah dalam film ini dimulai tahun 1184, dengan kepulangan Godfrey of Ibelin (Liam Neeson), seorang ksatria, kembali ke Perancis untuk menemui anaknya, Balian (Orlando Bloom), seorang pandai besi sederhana yang masih dalam suasana berkabung atas kematian anak dan istrinya. Dengan latar belakang kehidupan di tanah Eropa pada waktu itu dilanda kemiskinan. Para agamawan mengajar : Sebagai penebusan dosa, rakyat harus melakukan perjalanan suci ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan bertemu Yesus, dengan mengadakan ritual pengakuan dosa. Penduduk di daratan Eropa yang kala itu terbelakang, mereka menganggap agung ajaran-ajaran para agamawan itu. Maka konsekuensi logis masuknya mereka ke Agama Kristen adalah harus membebaskan tanah kelahiran dan disalibnya Yesus dari orang-orang asing (Arab).
Quote:
Balian melakukan kesalahan dengan membunuh seorang pastor. Kemudian ia lari dan bergabung bersama ayahnya Godfrey of Ibelin. Dalam perjalanan, Balian diajar sebagai seorang prajurit, sampai pada suatu waktu Balian diharuskan untuk menyerahkan diri karena ia telah membunuh seorang pastor. Godfrey menolak menyerahkan Balian, maka terjadilah pertempuran yang menyebabkan Godfrey cedera, dan akhirnya mati. Balian kemudian menjadi pengganti ayahnya untuk melayani raja. Pada saat itu Balian bertemu dengan Tiberias, penasehat militer raja yang diperankan apik oleh Jeremy Irons.
Quote:
Kemudian, film ini menceritakan suasana setelah Perang Salib pertama, Pada saat itu pihak Kristen menguasai Jerusalem. Dibawah pemerintahan King Baldwin IV (Raja Jerusalem 1174-1185). Jerusalem saat itu dalam suasana damai dengan pihak Islam. Raja Baldwin IV mengadakan gencatan senjata dengan Salahuddin al-Ayyubi atau Sultan Saladin (Ghassan Massoud). Tetapi di lain pihak ada beberapa orang dari pihak Kristen yang mencoba kembali memprovokasi perang dengan pihak Islam. “Give me a war!” adalah kalimat menggambarkan bahwa Guy de Lusignan (Marton Csokas), anggota Knights of Templar yang menentang perdamaian dengan umat Islam, adalah tokoh antagonis di film ini.
Quote:
King Baldwin IV yang diperankan oleh Edward Norton, walaupun sepanjang aktingnya memakai topeng, karena keadaannya yang sekarat dan wajahnya rusak akibat penyakit kusta. Tetapi kita disuguhi ‘voices’ yang sungguh berkarakter, dan anda pasti menikmatinya, sebagaimana suara Jeremy Irons yang accent-nya selalu sedap didengar. Disinilah Scott sangat teliti dalam pemilihan actor yang cocok dalam setiap tokoh didalamnya. Meskipun raja tak kelihatan wajahnya, tetapi Scott tidak mau memilih sembarang aktor apalagi ‘aktor-murah’ untuk menghemat budget, karena pembawaan karakter lebih penting. Malah dalam beberapa adegan ‘suara Norton’ mampu menenggelamkan penampilan Bloom yang rupawan itu. Demikian pula Scott sangat ‘perfect’ dalam menampilkan para tokoh Islam, ia memakai aktor-aktor Muslim sesungguhnya, Ghassan Massaoud, misalnya. Pemeran Saladin ini adalah aktor dan sutradara ternama di Syria. Melihat gambaran tentang Saladin dan bala tenteranya, kita bisa melihat bahwa keturunan Abraham yang lain ini adalah bangsa yang sangat hebat. Saladin digambarkan sebagai seorang ‘panglima yang sempurna’.
Quote:
King Baldwin adalah raja yang berkomitmen membina perdamaian dan harmonisasi 2 agama yang berbeda, namun komitmen ini harus dirusak oleh Guy de Lusignan dan Raynald de Chatillon (Brendan Gleeson) yang beranggapan bahwa “There must be war, God wills it!”. Maka untuk meredam kemarahan Saladin, King Baldwin sendiri yang kemudian memimpin pasukannya untuk berhadapan dengan pasukan Saladin. Sementara itu Balian yang ditugaskan untuk menjaga penduduk sipil bertaruh nyawa dengan pasukan Saladin yang dipimpin oleh Mummad Al Fais. Pasukan Balian kalah melawan pasukan Saladin namun Al Fais tidak mau membunuh Balian karena mereka saling mengenal sebelumnya. Dan Al Fais teringat akan jasa Balian dan kembali mengatakan “Your quality will be known among your enemies, before ever you meet them my friend”. Kemudian adegan diteruskan dengan ‘terms’ antara King Baldwin dan Sultan Saladin, dimana mereka kembali memilih jalan damai daripada saling menghancurkan. Segera setelah itu King Baldwin jatuh sakit.
Quote:
Menjelang kematiannya, King Baldwin IV meminta agar Balian menikahi adiknya, Ratu Sibylla (Eva Green, aktris Perancis). Namun Balian menolak, atas penolakan ini Sibylla mengatakan kalimat sinis kepada Balian “There’ll be a day when you wish you could done a little evil to do a greater good”. Dan, hal tersebut memungkinkan Guy de Lusignan, menjadi raja dan memerintah atas Jerusalem menggantikan King Baldwin. Dengan didukung oleh Raynald de Chatillon. Guy dan Raynald adalah paduan sempurna ‘orang-orang yang haus darah’. Perang kembali dipicu dengan tindakan Guy yang membunuh seorang utusan Saladin dari Saracen. Tak cukup disitu Guy menangkap adik perempuan Saladin. Maka Saladin memancing pasukan Yerusalem keluar dari kota, untuk melawan pasukan Saladin di Hattin. Guy dan Raynald memporak-porandakan perjanjian damai yang susah-payah telah dibangun oleh Raja Baldwin IV dengan Sultan Saladin. Dalam keadaan seperti itu orang-orang Muslim tidak belajar suatu apapun dari Tentara- Crusade yang buas.
Quote:
Kemudian, pasukan Guy menjadi lemah karena kekurangan air, maka dengan mudah mereka hancur dikalahkan oleh pasukan Saladin, kemudian Guy dan Raynald de Chatillon dibunuh. Melihat kekalahan tragis kubu, Tiberias kemudian memutuskan meninggalkan Jerusalem dan pergi ke Cyprus, sementara Balian tetap berusaha menjadi ksatria yang melindungi rakyat di Jerusalem.
Quote:
Setelah memenangkan pertempuran itu, Saladin bergerak menyerang Yerusalem. Di dalam kota Jerusalem hanya ada penduduk biasa dan sedikit tentara saja karena sepeninggalan Tiberias dan Pasukan Guy. Terdesak oleh keadaan, Balian harus mengambil kendali dan memimpin para penduduk mempertahankan tembok kota, sesuai permintaan mendiang ayahnya “Defend the king, if the king is no more, protect the people”. Mampukah Balian dan pasukannya melawan pasukan Saladin yang berjumlah lebih dari 200ribu? Agaknya film ini tetap dalam komitmen-nya menyuguhkan sesuatu yang rasional. Dengan konklusi keputusan Balian “Then, I surrender Jerusalem under these terms” dialog dari tawar-menawar antara Saladin dan Balian, adalah salah satu dialog yang paling menarik di film ini.
Quote:
Akhirnya Balian of Ibelin memilih kembali ke tempat asalnya dan menjadi seorang ‘pandai besi’, Sibylla pun meninggalkan posisinya sebagai ratu dan hidup bersamanya. Film ini hanyalah ‘sepenggal kisah dalam Perang Salib’ dan bukan keseluruhan catatan sejarah Perang Salib. Film inipun ditutup dengan Perjumpaan Balian dengan King Richard the Lionheart dari Inggris sebagai pihak yang kembali hendak memenangkan Jerusalem dari tangan Saladin (Pihak Muslim). Namun Balian menolak kembali berperang dengan mengatakan ‘I am a blacksmith!’
Quote:
Walau bagaimanapun Perang Salib adalah sejarah hitam akibat dari abusement terhadap ajaran Tuhan Yesus Kristus, bagaimana Lambang Salib Sang Raja Damai itu dijadikan ‘icon-perang’ selama hampir 4 abad. Pada akhirnya Perang-Salib ini dimenangkan oleh kubu Sabil. Tahun 1453 merupakan masa jatuhnya Konstantinopel, kota kebanggaan Kristen itu menjadi Negara kekuasaan Islam hingga sekarang. Maka, hendaknya hal tersebut menjadikan suatu bukti bahwaPerang-Salib itu tidak dikehendaki Tuhan.
Raymond III of Tripoli (Tiberias) said
Quote:
" First, I thought we were fighting for God
then, I realized.
We were fighting for wealth and land,
I was ashamed!"
then, I realized.
We were fighting for wealth and land,
I was ashamed!"
Itulah setidaknya yang digambarkan KINGDOM OF HEAVEN, sebuah film yang berkisah tentang Perang Salib yang justru membawa pesan "Perdamaian".
Info penting :
Spoiler for baca gan:
Quote:
Komen kalo bisa saling membangun gan, No Sara. kalo ada yang memiliki pendapat lain, tampilin aja gan yang penting bersifat positif dan berbau perdamaian.

Diubah oleh revelat10n 23-06-2013 00:12
0
28.2K
Kutip
117
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan