kafkaaAvatar border
TS
kafkaa
apa itu skripsi
Malem agan agan kaskuser
Maap ane lama jadi SR n bru nemu juga thread n forum khusus buat SR (silent rider) emoticon-I Love Kaskus (S)
Jujur ane juga bingung sebenernya mau bikin thread ini antara ada dan tiada (mirip judul lagu yak) emoticon-Malu (S)
Takut mau bikin thread salah alamat, salah sumber, terus repost plus paling ane takuti
Semua tulisan ane di thread engga ada gunanya malah nyebar fitnah n cuman negatif response aja
Taapi malem ini ane berusaha untuk membuat sebuah thread yang ane harap ada gunanya
Sekali lagi sebelum ane bikin thread ini ane minta maaf sebesar besarnya pada agan agan yang ngebaca
Apabila di thread ane gak ada gunanya or banyak salah (ane manusia kurang ane dari ane kelebihan ane dari Allah SWT)

Langsung aja yah gan basa basi yang emang udah basii Heeee
Ane bikin thread ini karena ane sekarang lagi skripsi n dalam beberapa hari ini ane emang lagi dilanda syndrom nulis, tapi karena beban penelitian skripsi ane agak berat ane berusaha refresh dlu beberapa saat buat ngademin otak, nulis yang ringan ringan, kayak bikin blog www.scriptsheet.blogspot.com bisa di klik ko event isinya aneh Heeeee......

Sebelumnya thread ini ane bikin sebisa mungkin tidak ada unsur plagiat segala tulisan di thread ini apabila bukan dari buah pikiran ane, akan ane isi dengan kutipan perut, ada daftar pustakanya juga ko, ane pengin bikin thread sesuai kajian ilmiah yang sedang ane pelajaran yaitu menulis skripsi haaaaaa...
Seperti judul thread ini yaitu “APA ITU SKRIPSI”
Jujur mungkin sebuah analisis klise untuk mengatakan penting atau tidaknya sebuah skripsi,belum lagi dengan segala permasalahan tetek bengek yang jadi argumen baik dari kalangan akademisi maaupun praktisi.
Sebelum kita ngebahas lebih jauh mari kita analisa dahulu apa itu skripsi??
Apakah skripsi itu? Dari mana asal usul tradisi ini? Mengapa mahasiswa harus menulisnya? Apa bedanya dengan Thesis dan Disertasi di tingkat pasca sarjana?

Apabila agan adalah seorang mahasiswa program S-1, kemungkinan besar Anda akan diwajibkan untuk menulis skripsi di akhir program studi agan. Skripsi adalah suatu karya tulis yang berbasis penelitian (perpustakaan atau lapangan). Untuk memahami mengapa mahasiswa program S-1 umumnya diwajibkan untuk menulis skripsi, ada baiknya kita melihat asal usul tradisi ini.

Di zaman dulu, di abad pertengahan di Eropa sana, seorang pekerja yang ingin menjadi anggota asosiasi pekerja harus membuktikan keahliannya dengan menghasilkan suatu karya, yang disebut masterpiece. Karya ini kemudian diperiksa oleh para pengurus asosiasi dan, kalau yang bersangkutan dinyatakan lulus, ia diberi gelar Master (ahli) di bidangnya dan diterima menjadi anggota asosiasi.

Ketika perguruan tinggi didirikan, para pengelolanya mengadopsi praktek itu sebagai syarat bagi seseorang yang ingin memperoleh gelar Master atau Doktor. Yang bersangkutan harus terlebih dahulu membuktikan diri mampu melaksanakan penelitian ilmiah dengan baik dan benar. Saat ini, thesis atau disertasi di perguruan tinggi seluruh dunia berfungsi seperti masterpiece para pekerja di zaman abad pertengahan itu, yaitu bukti atas kemampuan atau keahlian mereka untuk melaksanakan tugas tertentu. (furchan, 2009:1)
Jadi menurut tulisan furchan awalnya sebuah skripsi itu yah karena sebagai masterpiece agan agan yang akan dijadikan alat tawar bukti kemampuan agan, contoh gampangnya dari tulisan farchan ini adalah jamn dulu kalo seorang pandai besi pengin ngelamar ke perusahaan baja maka dia gak bawa ijazah tapi dia cuman bawa keris karya dia gitu kira kira gan heeee....
Kita coba lihat yuuuk gan alasan kenapa harus ada skripsi di duia ini, alasan alasan ini menurut pandangan the Australian Vice-Chancellor's Committee's Academic Standards Panel: Economics (Panel Standar Akademik dari Komisi Rektor Australia di bidang Ekonomi) tentang manfaat pokok adanya penulisan skripsi di program S-1 (Honours).
1. Alumni program S-1 (Honours) adalah kelompok elit yang sebagian besar dari mereka akan memasuki dunia kerja profesional yang mandiri. Dengan demikian, kesempatan untuk melakukan penelitian mandiri dalam jangka waktu yang cukup panjang dengan memperoleh bantuan pembimbing merupakan suatu pemagangan yang mungkin akan bermanfaat bagi studi lanjut dan pekerjaan mereka di masa depan.
2. Skripsi, karena besar dan kualitas kemandirian pekerjaan yang diperlukan, serta adanya pembimbingan dosen, itulah yang membedakan antara tahun honours 1(tahun ke empat) dengan tahun-tahun sebelumnya.
3. Skripsi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memadukan berbagai aspek bidang studi mereka yang , dalam tahun-tahun sebelumnya, telah mereka pelajai sebagai mata kuliah yang terpisah-pisah.
4. Skripsi merupakan alat penilaian yang amat bagus karena dapat memberikan lingkungan di mana sifat-sifat unggul dari para lulusan kelompok rangking teratas dapat ditunjukkan, yaitu keorisinilan, penguasaan bidang studi dan suatu rasa bagaimana menggunakannya, serta kreatifitas. Akan jauh lebih sulit untuk mendeteksi adanya sifat-sifat itu melalui ujian atau karya tulis pendek.
5. Skripsi mengembangkan dan menguji kemampuan mahasiswa untuk mengorganisir dan melaksanakan penelitian yang memerlukan waktu panjang dan menyajikan hasil penelitian yang rumit itu dengan baik.
6. Skripsi adalah satu-satunya bagian dari tahun honours (tahun ke empat) yang dapat mereka katakan sebagai karya penting mereka sendiri. Mahasiswa cenderung tidak menganggap transkrip nilai matakuliah mereka seperti ini.

Nah loh gan alesannya banyak banget yah??? Heeee okelah itu emang menurut pandangan mereka. Menurut pandangan agan pasti punya subjektivitasnya masing masing...
Sekarang kita coba buat mencari sebuah pandangan lain mengenai perlu tidaknya skripsi, ane nemuin sebuah tulisan dari Dr. Kholis Abdurachim Audah PhD, Biochemistry (Auburn University, USA) Postdoctoral, Infectious Diseases (Yale University School of Medicine, USA) Current Position: Assistant Professor and Head of Biochemistry Laboratory Department of Biochemistry College of Medicine University of Hail Hail, Saudi Arabia kita simak alasan beliau yuk
Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa penulisan skripsi untuk mahasiswa S1 tidak diperlukan:
1. Menghambat kelulusan
Pada umumnya penulisan skripsi berbobot sekitar 4-6 jam kredit saja. Jika kita bandingkan dengan jumlah keseluruhan kredit yang harus diambil oleh seorang mahasiswa S1 di Indonesia yang berkisar di atas angka 140-an jam kredit, maka angka 4-6 kredit hanya berbobot sekitar 3-4 % saja dari total jam kredit yang harus diambil mahasiswa. Artinya bobot kreditnya hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan kredit yang harus diselesaikan oleh seorang mahasiswa. Bayangkan saja setelah beberapa tahun berjibaku dengan ketatnya perkuliahan dengan berbagai tugas-tugasnya, dan berapa besar biaya yang sudah dikeluarkan, seorang mahasiswa harus melupakan cita-citanya meraih gelar sarjana yang dia dambakan. Apakah kegagalan seseorang menulis skripsi mencerminkan kegagalan dia sebagai seorang mahasiswa yang memiliki potensi yang besar untk maju di bidang yang dia geluti? Lalu apa artinya semua perkuliahan yang sudah ditempuh oleh mahasiswa dengan segala perjuangannya? Apakah semua itu tidak ada artinya sama sekali? Sebagai informasi saja, sebenarnya jumlah kredit yang harus diselesaikan mahasiswa S1 di Indonesia sudah jauh melebihi rata-rata jumlah kredit di berbagai negara lainnya yang hanya di bawah 130 kredit. Parahnya lagi, kegagalan menyelesaikan skripsi ini bukan hanya dikarenakan kesalahan atau keengganan mahasiswa untuk melakukan penelitian atau penulisan skripsi, tetapi juga tidak sedikit yang disebabkan faktor-faktor “non-teknis” seperti hubungan yang kurang harmonis antara si mahasiswa dengan pembimbing dengan berbagai alasannya. Sayangnya penulis belum memiliki data statistik yang jelas berapa jumlah mahasiswa yang harus “dropped-out” hanya karena gagal menyelesaikan skripsi.
2. Ketidakpastian waktu lulus
Efek negative lain yang ditimbulkan oleh kewajiban penulisan skripsi ini adalah tidak adanya kepastian tentang waktu, berapa lama seorang mahasiswa dapat menyelesaikan penulisan skripsinya dengan berbagai permasalahan yang ada. Sebagai contoh, untuk mereka yang menggeluti bidang sains dan teknologi misalnya, banyak sekali kendala-kendala yang harus dihadapi berkaitan dengan proyek penelitian mereka. Sebut saja ketersediaan alat-alat atau bahan-bahan penelitian yang sebagian besar harus didatangkan dari luar negeri. Terkadang diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk itu. Hal ini dialami sendiri oleh penulis ketika melakukan penelitian untuk tugas akhir penulis. Diperlukan beberapa bulan untuk mendapatkan satu jenis bahan penelitian yang dibeli dari luar negeri. “What such a waste of time?” Sebagai alternatifnya adalah, seorang mahasiswa bisa diwajibkan melakukan penelitian hanya jika perguruan tinggi atau lembaga-lembaga penelitian di Indonesia bisa menampung mereka untuk melakukan penelitian tanpa mengeluarkan biaya satu senpun. Jadi mereka hanya diikutsertakan untuk membantu penelitian yang sedang berlangsung dan tugas mereka selesai ketika semester sudah habis. Selanjutnya hasil penelitian mereka bisa dipublikasikan melalui sebuah seminar atau konferensi bersama di perguruan tinggi atau jurusan mereka masing-masing tanpa harus menulis skripsi. Kalau hasil penelitian mereka memiliki kualitas, tentu saja bersama pembimbing mereka, bisa dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional dan untuk kelulusan mereka, mahasiswa tidak harus menunggu sampai hasil penelitian mereka bisa dipublikasikan. Hal ini justru akan memiliki nilai tambah yang lebih besar baik bagi si mahasiswa sendiri maupun untuk dosen pembimbingnya, ketimbang setiap hasil penelitian untuk S1 dibuat dalam skripsi dan selebihnya disimpan di perpustakaan dan sekedar menjadi sejarah saja. Untuk bidang-bidang sosial misalnya, untuk penulisan tugas akhir cukup dosen pembimbing memberikan topik-topik tertentu atau studi kasus yang harus ditulis oleh mahasiswa dalam bentuk essai dan kemudian pada akhir semester dinilai oleh pembimbing mereka masing-masing tanpa harus melalui proses yang panjang seperti penulisan sebuah skripsi. Dan sekali lagi, waktu yang dialokasikan untuk semua tugas akhir ini baik untuk bidang sosial maupun sains dan teknologi, tidak boleh melebihi satu semester. Dengan demikian, setiap mahasiswa bisa mendapatkan kepastian waktu mereka bisa lulus. Kepastian waktu ini sangat penting untuk kelanjutan karir para mahasiswa, baik bagi mereka yang terus ingin bekerja ataupun bagi mereka yang memiliki keinginan untuk melanjutkan perkuliahan mereka. Mereka bisa menyusun rencana-rencana mereka ke depan dengan lebih pasti jauh-jauh hari sebelum waktu kelulusan mereka. Misalkan untuk melakukan persiapan melamar pekerjaan atau menyiapkan diri untuk memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk pendaftaran kuliah di tingkat selanjutnya baik di dalam maupun luar negeri. Sistem pendidikan tinggi kita saat ini tidak memungkinkan seorang mahasiswa tingkat akhir untuk banyak berencana apa selanjutnya dan kapan mereka bisa menyiapkan semua hal itu karena ketidakpastian waktu yang harus mereka jalani dalam menyelesaikan tugas akhir mereka.
3. 3. Biaya Tinggi
Perlu diingat bahwa sebagian mahasiswa Indonesia banyak berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Orang tua mereka sudah bersusah payah membiayai perkuliahan mereka yang sudah berjalan pada umumnya selama sekitar empat tahun. Maka itu pembuatan skripsi yang memerlukan biaya yang tidak sedikit merupakan beban berat tambahan buat mereka karena biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan skripsi ini tidak sedikit. Akhirnya sebagian mahasiswa mengambil jalan pintas bagaimana dapat menyelesaikan skripsi mereka dengan cepat dan murah. Lahirlah cara-cara yang tidak baik yang mereka lakukan sebagai akibat dari rasa frustasi mereka dalam rangka menyelesaikan perkuliahan mereka yang sudah berlangsung cukup lama. Sebut saja plagiarism seperti yang disebutkan di atas atau dengan memanfaatkan jasa pembuatan skripsi yang banyak tumbuh di kota-kota yang banyak terdapat perguruan tinggi, seperti di Bandung misalnya dan kota-kota besar lainnya. Karena melalui jasa ini mereka dapat menyelesaikan penulisan skripsi mereka dengan biaya yang jauh lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat tidak sehat baik bagi dunia pendidikan itu sendiri maupun secara sosial. Untuk bidang sains misalkan, terkadang mahasiswa harus mengeluarkan biaya sendiri untuk melakukan penelitian seperti yang dialami oleh beberapa teman penulis di masa perkuliahan dulu yang tentu saja jumlahnya cukup besar karena sebagian besar bahan kima di Indonesia harganya jauh lebih mahal dibandingkan di luar negeri. Di negara-negara maju, hal seperti ini tidak akan pernah dijumpai, seorang mahasiswa S1 melakukan penelitian untuk tugas akhir mereka dengan mengeluarkan biaya sendiri. Ironis memang, di tengah-tengah kesusahan seorang mahasiswa dengan biaya perkuliahan dan biaya hidup selama menjadi mahasiswa, khususnya di negara kita, dimana banyak mahasiswa dari kalangan tidak mampu, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan yang jumlahnya terkadang tidak sedikit untuk menyelesaikan tugas akhir mereka. Lalu dimana tanggung jawab negara terhadap rakyatnya dalam hal ini. Harapan penulis, tulisan ini dapat sedikit menggugah para pengambil kebijakan di lingkungan pendidikan tinggi, baik di pemerintahan maupun di tingkat perguruan tinggi masing-masing. Bagi perguruan tinggi yang sudah memiliki fikiran kearah sana, apalagi yang sudah mulai menerapkan kebijakan seperti yang penulis paparkan, penulis menyampaikan appresiasi yang setinggi-tingginya. Hal tersebut menandakan bahwa mereka memang mengerti realita yang ada di masyarakat. Menurut hemat penulis, kita sah-sah saja memiliki idealism yang tinggi dalam bidang apapun termasuk pendidikan, namun realita yang dihadapi masyarakat sehari-hari sangat penting untuk terus diperhatikan dan dijadikan bahan pertimbangan. Meskipun sering kali antara idealism dan realita sering kali tidak sejalan, namun pemimpin yang bijak harus mampu memadukan antara keduanya untuk sebaik-baik kepentingan masyarakat. Hal ini berlaku bukan hanya untuk bidang pendidkan dari tingkat dasar sampai tinggi, tetapi berlaku untuk seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Oke gan udah panjang plus lebar belum lagi ane takut pertanyaan dari thread ini malahan gak terjawab so ane kase pandangan subjektif ane yah gan, menurut ane sey apapun itu terutama agan agan yang mahasiswa mesti tetep kudu fight buat nyelesain apa yang udah agan agan mulai yaitu ketika agan agan mulai ngedaftar dulu ke kampus susah payah nempuh SKS plus biaya yg ga sedikit selesain aja script sheet agan eh maap skripsi agan yah....
Mungkin buat agan agan sekalian yang punya tips gmana dlu cara menyelesaikan skripsi silah kan dishare dimari gan, biar kita kita yang mase kudu nyelesain isa cepet slese amieeennn.......
Oke salam damai dari seorang SR n nubie..
Tulisan ini semoga ada manfaatnya kalaupun banyak negatifnya ane mohon maap yang besar
Tidak ada unsur apapun yang pengin ane inginkan dari tulisan ini hanya sebuah manfaat buat agan kaskuser semua...

maap kalo isi threadnya berantakan

emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Kaskus (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Kaskus (S)emoticon-I Love Kaskus (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Kaskus (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Kaskus (S)
0
5.3K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan