Orgel atau organ pipa adalah salah satu alat musik paling rumit. Di Indonesia, tak diketahui dengan pasti ada berapa jumlah orang yang mampu merawat dan membuat alat musik itu.

Salah satu orang yang diketahui mampu merawat, memperbaiki, bahkan membuat orgel di Indonesia adalah Martino Hidajat (45), lelaki yang tinggal di Perum Griya Raharja 7 Semarang, Jawa Tengah.

Orgel ini banyak dipakai sebagai instrumen di gereja-gereja. Alat musik ini telah ada sejak abad ke-14.

Di Jakarta ada beberapa gereja yang masih mempertahan orgel sebagai instrumen untuk setiap ibadah.

Orgel ini adalah alat musik besar, sehingga membutuhkan ruang besar untuk menempatkannya.

Untuk membunyikan orgel, perlu angin untuk meniup pipa-pipa yang jadi sumber suara.

Di tahun 1800an angin dibuat dengan cara memompa alat berbahan kayu dengan tenaga orang. Namun, kini alat berbahan kayu dipompa menggunakan mesin.

Pipa-pipa di orgel bisa mengeluarkan berbagai macam suara. Terutama suara-suara dari alat musik orkestra. Seperti flute, biola, terompet, saksofon, cello, serta berbagai suara lainnya.

Selain itu, pemain orgel juga dapat memainkan suara-suara itu secara bersamaan dengan mengaktifkan dua ataupun lebih pipa secara bersamaan. Orgel dimainkan dengan menekan tuts seperti piano.

"Makanya, orgel ini sebenarnya sama dengan memindahkan sebuah kelompok orkestra musik ke dalam satu alat saja dan dapat dimainkan oleh satu orang," ujar Martino Hidajat kepada wartakotalive.com, ketika ditemui saat tengah merestorasi Orgel di GPIB Sion akhir tahun 2012 lalu.

Selain itu, Martino menyebut Orgel sebagai rajanya alat musik. Di gereja Orgel digunakan sebagai instrumen utama lantaran suaranya yang khusuk tapi megah.

Martino menambahkan, sebagai sebuah alat musik, orgel terbilang alat musik rumit dari cara kerjanya, terutama orgel kuno.

Di dalam orgel itu ada membran-membran dari kulit domba untuk memampatkan angin. Lalu ada pula selang-selang besi sebagai jalur angin yang apabila bengkok sedikit saja bisa membuat suara berubah.

Martino mengatakan, setiap memperbaiki orgel, dia butuh waktu satu bulan sampai dengan dua bulan. Bahkan, untuk membuat orgel bisa menghabiskan waktu dua tahun lamanya.

Kaskuser yang baik selalu meninggalkan JEJAK