SuicideSilenceAvatar border
TS
SuicideSilence
Pahami Untung-Rugi Menjalankan Bisnis Dropship
Netpreneur.co.id - Berbisnis online memungkinkan adanya transaksi antara penjual dan pembeli, meski tanpa bertatap muka secara langsung. Yang dibutuhkan pembeli saat bertransaksi online adalah informasi produk dan adanya kepastian bahwa pesanannya akan diterima sesuai permintaan. Pembeli tidak butuh informasi mengenai siapa penjual dan dari mana produk yang dipesannya berasal.
Fenomena keanoniman penjual online ini kemudian berkembang menjadi sebuah tren bisnis yang dikenal dengan nama dropshipping. Apa yang dimaksud dengan fenomena dropshipping?
Dropshipping mirip dengan metode penjualan eceran. Uniknya, si pengecer tidak perlu menyimpan atau memiliki produk secara fisik. Pengecer menjalin kerjasama bisnis dengan perorangan atau perusahaan grosir (wholesaler), yang merupakan pemasok dari produk yang dijual oleh si pengecer. Misalnya anda memiliki toko Jual Beli Laptop , Seluruh permintaan produk yang didapat dari pembeli diteruskan kepada perusahaan grosir. Pihak perusahaan grosir inilah yang nantinya akan mengirimkan pesanan kepada pembeli, yaitu laptop yang anda ingin dropship ke pembeli melalui grosiran.
Yang menarik dari tren dropshipping ini adalah ketidaktahuan calon pembeli bahwa ia sedang bertransaksi online dengan pengecer yang sebenarnya tidak memegang produk secara fisik. Transaksi semacam ini hanya mungkin terjadi di bisnis dunia maya.
Yang dilakukan seorang dropshipper alias pelaku bisnis dropshipping hanyalah menyebarluaskan informasi produk kepada sebanyak-banyaknya orang. Ketika dropshipper mendapatkan pembeli, ia akan meneruskan pesanan kepada wholesaler. Dropshipper hanya menawarkan produk kepada pembeli, tanpa perlu perlu menyetok produk sama sekali.
Di satu sisi, menjadi dropshipper adalah cara yang paling praktis untuk memulai bisnis tanpa perencanaan yang bertele-tele. Kemudian muncul pertanyaan, besarkah keuntungan yang diperoleh dropshipper dari penjualan sebuah produk? Apakah seorang dropshipper memperoleh profit yang signifikan alias patut diperhitungkan?
Pihak yang terlibat dalam bisnis dropship mendapatkan keuntungan maupun kerugian tersendiri. Mengutip situs Shopify, seorang dropshipper merasakan beberapa keuntungan berikut.
1. Modal minim. Nilai lebih dari berbisnis dropship adalah sedikitnya modal yang dibutuhkan. Bahkan, sangat mungkin untuk menjadi dropshipper tanpa modal sama sekali. Tidak menyimpan produk secara langsung artinya dropshipper tidak perlu membeli dari wholesaler. Hal ini tidak dirasakan oleh para reseller. Meskipun konsep bisnisnya mirip, reseller masih harus memiliki modal untuk membeli produk agar bisa mengisi stok barang.
2. Praktis. Karena tidak perlu memiliki produk secara fisik, dropshipper tidak perlu bersinggungan dengan perencanaan bisnis yang kompleks dan memakan waktu serta tenaga. Dropshipper tidak direpotkan dengan masalah penyimpanan, pengepakan, dan pengiriman produk.
3. Tidak perlu biaya operasional. Semua pemilik bisnis pasti harus menanggung biaya operasional. Hal ini tidak dirasakan oleh dropshipper. Ia tidak perlu menanggung biaya operasional agar bisnisnya bisa berjalan, misalnya biaya listrik, biaya sewa gedung, atau gaji pegawai.
4. Anytime, anywhere. Dropshipper bisa menjalankan bisnisnya di manapun dan kapanpun, asalkan koneksi internet tersedia. Komunikasi dengan pemasok dan pembeli dapat tetap terjalin, meskipun dropshipper bekerja secara mobile.
5. Jenis produk beragam. Karena tidak perlu membeli produk untuk dijadikan stok, dropshipper bisa menawarkan berbagai jenis produk kepada pembeli. Dropshipper bisa menjalin bisnis dengan beragam wholesaler, meskipun jenis produk yang didagangkan para wholesaler tersebut berbeda-beda.
Di sisi lain, tak dapat dipungkiri bahwa menjalankan bisnis dropship memiliki beberapa kekurangan dibanding bisnis online pada umumnya.

1. Profit sedikit.
Dropshipper hanya akan mendapatkan untung yang kecil dari penjualan sebuah produk. Karena wholesaler juga memasarkan produknya kepada pembeli secara langsung, dropshipper tidak bisa menetapkan harga jual yang terlalu jauh dari harga jual yang dipatok wholesaler.

2. Info stok barang tidak di-update.
Karena dropshipper tidak memegang produk yang ditawarkannya, informasi mengenai ketersediaan produk tidak dapat dipantau secara intens. Ada kalanya produk yang ditawarkan dropshipper ternyata sudah terjual lewat dropshipper lain. Sulit untuk melakukan sinkronisasi data ketersediaan produk.

3. Kesulitan menjual produk yang belum pernah dilihat.
Kendala teknik dropshipping muncul ketika calon pembeli menanyakan detail dan spesifikasi produk yang dijual dropshipper. Kebanyakan dropshipper hanya tahu memasarkan, tanpa tahu banyak mengenai seluk beluk produk yang dijualnya. Ketidakmampuan dropshipper untuk menjawab pertanyaan tentang produk akan mengurangi keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.

4. Menjadi ‘tameng’ bagi pemasok.
Dropshipper harus bertanggung jawab terhadap kesalahan yang tidak ia perbuat, misalnya di saat wholesaler mengirimkan barang cacat, tidak sesuai keinginan pembeli, atau terlambat mengirimkan barang kepada pembeli. Satu-satunya penghubung bagi pembeli adalah dropshipper. Jika pembeli tidak puas atas layanan wholesaler, dropshipper-lah yang harus menanggung keluhan pembeli.

sumber
------------------------------------------------------
ditunggu komentarnya bro emoticon-Big Grin
0
3.3K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan