Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di Jeddah, Arab Saudi, mengamuk. Mereka membakar Kantor Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Jeddah yang terletak di Jalan Al Rehab Distrik, Minggu (9/6).
Mereka emosi lantaran telah antre sejak lama namun belum terlayani. Mayoritas TKI bermasalah ini sedang mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk mendapatkan amnesti atau pemutihan. Surat itu dibutuhkan untuk membuat paspor atau izin tinggal.
Video kerusuhan itu pun diunggah ke Youtube oleh Ipank Nawal dengan judul: "KJRI jeddah Dibakar". Video berdurasi 1.23 menit.
Dalam video itu, terlihat asap hitam membumbung tinggi. Kebakaran itu membuat kepanikan para TKI.
"Ya Allah jadi apa ini," kata salah satu TKI yang sedang melihat kericuhan di depan KJRI Jeddah.
Cak Imin sebut insiden KJRI Jeddah hanya plastik yang dibakar
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan, insiden yang terjadi di Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah, Arab Saudi adalah masalah sepele. Namun, berita menjadi hebat karena dibesar-besarkan media.
Ketua Umum PKB ini berpendapat, sebetulnya insiden di Jeddah bukan pembakaran hebat. Melainkan hanya plastik yang dibakar oleh para TKI di Arab Saudi.
"Itu hanya plastik yang dibakar, dilebih-lebihkan saja," jelas pria yang akrab disapa Cak Imin ini sebelum menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (10/6).
Dia menjelaskan, peristiwa berawal dari banyaknya para TKI yang mengantre dan belum dapat dilayani dengan baik. Untuk menanggulangi hal ini, dia mengaku sudah mengirimkan Inspektorat Jendral (Irjen) Kemenakertrans ke Arab Saudi.
"Ya sebetulnya karena terlampau banyak yang antre kemudian terjadi. Kita sudah mengirim Irjen ke sana, dan staf untuk memperkuat penanganan dan pelayanan yang disediakan Kemlu," terangnya.
Cak Imin menambahkan, sampai saat ini tidak ada pemulangan TKI yang dilakukan oleh Kemenakertrans akibat insiden tersebut. "Enggak ada," tandasnya.