- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Manfaat sakit bagi muslim


TS
error.611
Manfaat sakit bagi muslim
Mendengar kata sakit pasti pada tidak mau kan? tetapi tunggu dulu berikut manfaat sakit.
Allah swt dengan sifat hikmah dan keadilan-Nya
menimpakan berbagai ujian dan cobaan kepada
hamba-hamba-Nya yang beriman pada
khususnya, dan seluruh makhluk pada umumnya.
Di antara bentuk ujian dan cobaan itu adalah
adanya berbagai jenis penyakit di zaman ini,
karena kemaksiatan dan kedurhakaan umat
terhadap Allah swt dan Rasul-Nya saw. “Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Rum: 41)
Islam adalah agama yang sempurna, yang
menuntut seorang muslim agar tetap menjaga
keimanannya dan status dirinya sebagai hamba
Allah swt.
Seorang muslim akan memandang berbagai
penyakit itu sebagai:
1. Ujian dan cobaan dari Allah swt.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” (Al-Mulk: 2) dan “Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan
hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Al-
Anbiya`: 35).
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata dalam tafsirnya
tentang ayat ini: “Kami menguji kalian, terkadang
dengan berbagai musibah dan terkadang dengan
berbagai kenikmatan. Maka Kami akan melihat
siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur
(terhadap nikmat Allah swt), siapa yang sabar
dan siapa yang putus asa (dari rahmat-Nya).
Sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma: ‘Kami akan
menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan,
maksudnya yaitu dengan kesempitan dan
kelapangan hidup, dengan kesehatan dan sakit,
dengan kekayaan dan kemiskinan, dengan halal
dan haram, dengan ketaatan dan kemaksiatan,
dengan petunjuk dan kesesatan; kemudian Kami
akan membalas amalan-amalan kalian’.” Ujian
dan cobaan akan datang silih berganti hingga
datangnya kematian.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu?” (Al-Baqarah: 214)
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “(Ujian yang
akan datang adalah) berbagai penyakit, sakit,
musibah, dan cobaan-cobaan lainnya.”
Bila demikian, maka sikap seorang muslim tatkala
menghadapi berbagai ujian dan cobaan adalah
senantiasa berusaha sabar, ikhlas, mengharapkan
pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, terus-
menerus memohon pertolongan Allah Subhanahuwa Ta’ala sehingga tidak marah dan murka
terhadap taqdir yang menimpa dirinya, tidak pula
putus asa dari rahmat-Nya.
2. Penghapus dosa.
Seandainya setiap dosa dan kesalahan yang kita
lakukan mesti dibalas tanpa ada maghfirah
(ampunan)-Nya ataupun penghapus dosa yang
lain, maka siapakah di antara kita yang selamat
dari kemurkaan Allah swt? Sehingga, termasuk
hikmah dan keadilan Allah swt bahwa Dia
menjadikan berbagai ujian dan cobaan itu sebagai
penghapus dosa-dosa kita.
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan
yang buruk.” (Hud: 114)
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi saw
beliau bersabda: “Tidaklah menimpa seorang
muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan,gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus
dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata
dalam Syarh Riyadhish Shalihin (1/94): “Apabila
engkau ditimpa musibah maka janganlah engkau
berkeyakinan bahwa kesedihan atau rasa sakit
yang menimpamu, sampai pun duri yang
mengenai dirimu, akan berlalu tanpa arti. Bahkan
Allah swt akan menggantikan dengan yang lebih
baik (pahala) dan menghapuskan dosa-dosamu
dengan sebab itu. Sebagaimana pohon
menggugurkan daun-daunnya. Ini merupakan
nikmat Allah swt. Sehingga, bila musibah itu
terjadi dan orang yang tertimpa musibah itu:
a. mengingat pahala dan mengharapkannya,
maka dia akan mendapatkan dua balasan, yaitu
menghapus dosa dan tambahan kebaikan (sabar
dan ridha terhadap musibah).
b. lupa (akan janji Allah swt), maka akan
sesaklah dadanya sekaligus menjadikannya lupa
terhadap niat mendapatkan pahala dari Allah swt.
Dari penjelasan ini, ada dua pilihan bagi
seseorang yang tertimpa musibah: beruntung
dengan mendapatkan penghapus dosa dan
tambahan kebaikan, atau merugi, tidak
mendapatkan kebaikan bahkan mendapatkan
murka Allah swt karena dia marah dan tidak
sabar atas taqdir tersebut.”
3. Kesehatan adalah nikmat Allah swt yang
banyak dilupakan .
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
Rasulullah saw bersabda: “Dua kenikmatan yang
kebanyakan orang terlupa darinya, yaitu
kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)
Betapa banyak orang yang menyadari keberadaan
nikmat kesehatan ini, setelah dia jatuh sakit.
Sehingga musibah sakit ini menjadi peringatan
yang berharga baginya. Setelah itu dia banyak
bersyukur atas nikmat Allah swt tersebut. Itulah
golongan yang beruntung. Jadi sebaiknya kita
selalu menjaga kesehatan dan bersyukur kepada
Allah swt sehingga tidak lupa akan nikmat ini.
Nabi saw bersabda: “jaga lima sebelum datang
yang lima”, salah satunya yaitu sakit. Dan juga
waktu luang yang diberikan Allah swt sebaiknya
digunakan kepada jalan yang benar dan
bermanfaat, jangan dihabiskan kepada yang buruk dan membawa mudharat baik bagi kita sendiri maupun orang lain. Wallahualam
yang suka boleh minta
dong
atau bantu 
jangan
ane ya, cuma mau bagi inpo
Allah swt dengan sifat hikmah dan keadilan-Nya
menimpakan berbagai ujian dan cobaan kepada
hamba-hamba-Nya yang beriman pada
khususnya, dan seluruh makhluk pada umumnya.
Di antara bentuk ujian dan cobaan itu adalah
adanya berbagai jenis penyakit di zaman ini,
karena kemaksiatan dan kedurhakaan umat
terhadap Allah swt dan Rasul-Nya saw. “Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Rum: 41)
Islam adalah agama yang sempurna, yang
menuntut seorang muslim agar tetap menjaga
keimanannya dan status dirinya sebagai hamba
Allah swt.
Seorang muslim akan memandang berbagai
penyakit itu sebagai:
1. Ujian dan cobaan dari Allah swt.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” (Al-Mulk: 2) dan “Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan
hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Al-
Anbiya`: 35).
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata dalam tafsirnya
tentang ayat ini: “Kami menguji kalian, terkadang
dengan berbagai musibah dan terkadang dengan
berbagai kenikmatan. Maka Kami akan melihat
siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur
(terhadap nikmat Allah swt), siapa yang sabar
dan siapa yang putus asa (dari rahmat-Nya).
Sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma: ‘Kami akan
menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan,
maksudnya yaitu dengan kesempitan dan
kelapangan hidup, dengan kesehatan dan sakit,
dengan kekayaan dan kemiskinan, dengan halal
dan haram, dengan ketaatan dan kemaksiatan,
dengan petunjuk dan kesesatan; kemudian Kami
akan membalas amalan-amalan kalian’.” Ujian
dan cobaan akan datang silih berganti hingga
datangnya kematian.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu?” (Al-Baqarah: 214)
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “(Ujian yang
akan datang adalah) berbagai penyakit, sakit,
musibah, dan cobaan-cobaan lainnya.”
Bila demikian, maka sikap seorang muslim tatkala
menghadapi berbagai ujian dan cobaan adalah
senantiasa berusaha sabar, ikhlas, mengharapkan
pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, terus-
menerus memohon pertolongan Allah Subhanahuwa Ta’ala sehingga tidak marah dan murka
terhadap taqdir yang menimpa dirinya, tidak pula
putus asa dari rahmat-Nya.
2. Penghapus dosa.
Seandainya setiap dosa dan kesalahan yang kita
lakukan mesti dibalas tanpa ada maghfirah
(ampunan)-Nya ataupun penghapus dosa yang
lain, maka siapakah di antara kita yang selamat
dari kemurkaan Allah swt? Sehingga, termasuk
hikmah dan keadilan Allah swt bahwa Dia
menjadikan berbagai ujian dan cobaan itu sebagai
penghapus dosa-dosa kita.
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan
yang buruk.” (Hud: 114)
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi saw
beliau bersabda: “Tidaklah menimpa seorang
muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan,gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus
dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata
dalam Syarh Riyadhish Shalihin (1/94): “Apabila
engkau ditimpa musibah maka janganlah engkau
berkeyakinan bahwa kesedihan atau rasa sakit
yang menimpamu, sampai pun duri yang
mengenai dirimu, akan berlalu tanpa arti. Bahkan
Allah swt akan menggantikan dengan yang lebih
baik (pahala) dan menghapuskan dosa-dosamu
dengan sebab itu. Sebagaimana pohon
menggugurkan daun-daunnya. Ini merupakan
nikmat Allah swt. Sehingga, bila musibah itu
terjadi dan orang yang tertimpa musibah itu:
a. mengingat pahala dan mengharapkannya,
maka dia akan mendapatkan dua balasan, yaitu
menghapus dosa dan tambahan kebaikan (sabar
dan ridha terhadap musibah).
b. lupa (akan janji Allah swt), maka akan
sesaklah dadanya sekaligus menjadikannya lupa
terhadap niat mendapatkan pahala dari Allah swt.
Dari penjelasan ini, ada dua pilihan bagi
seseorang yang tertimpa musibah: beruntung
dengan mendapatkan penghapus dosa dan
tambahan kebaikan, atau merugi, tidak
mendapatkan kebaikan bahkan mendapatkan
murka Allah swt karena dia marah dan tidak
sabar atas taqdir tersebut.”
3. Kesehatan adalah nikmat Allah swt yang
banyak dilupakan .
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
Rasulullah saw bersabda: “Dua kenikmatan yang
kebanyakan orang terlupa darinya, yaitu
kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)
Betapa banyak orang yang menyadari keberadaan
nikmat kesehatan ini, setelah dia jatuh sakit.
Sehingga musibah sakit ini menjadi peringatan
yang berharga baginya. Setelah itu dia banyak
bersyukur atas nikmat Allah swt tersebut. Itulah
golongan yang beruntung. Jadi sebaiknya kita
selalu menjaga kesehatan dan bersyukur kepada
Allah swt sehingga tidak lupa akan nikmat ini.
Nabi saw bersabda: “jaga lima sebelum datang
yang lima”, salah satunya yaitu sakit. Dan juga
waktu luang yang diberikan Allah swt sebaiknya
digunakan kepada jalan yang benar dan
bermanfaat, jangan dihabiskan kepada yang buruk dan membawa mudharat baik bagi kita sendiri maupun orang lain. Wallahualam
yang suka boleh minta



jangan

Diubah oleh error.611 09-06-2013 16:08
0
1.7K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan