.: Puthut EA :. Tidak Mewakili Siapa-siapa selain Dirinya Sendiri
TS
gadismiskin
.: Puthut EA :. Tidak Mewakili Siapa-siapa selain Dirinya Sendiri
Mari saling berbagi mengenai penulis yang hebat ini.:
Spoiler for Tentang penulis:
Sekilas tentang Puthut EA:
ada tetapi tidak sedang di sini
Saya: Puthut EA. Tidak mewakili siapa-siapa, selain diri saya sendiri. Saya takut naik pesawat terbang, susah tidur malam, tidak menyukai kerumunan manusia, dan saya punya selera yang buruk tentang musik, senirupa dan bahkan sastra. Saya tergolong pelupa yang akut, terutama untuk mengingat nama-nama, nomor telepon, nama jalan, alamat surat elektronik, istilah-istilah, rumus-rumus, termasuk kutipan-kutipan di dalam buku-buku dan kitab-kitab suci. Pengetahuan saya buruk sekali menyangkut otomotif dan komputer.
***
Saya suka membaca buku, dan suka menulis. Buku-buku yang saya sukai adalah buku-buku sejarah, termasuk biografi, dan buku-buku ekonomi-politik. Saya menulis beragam tema, bahkan tema-tema yang tidak saya ketahui, sebab di proses itulah saya bisa belajar. Seorang penulis yang baik, menurut saya, adalah seorang pekerja keras dan mau belajar, terutama belajar mengenal dirinya sendiri dan batas-batas kemampuannya. Jika mengerjakan proyek penulisan, saya suka tenggat yang mepet. Di saat seperti itulah, di dalam tekanan waktu dan tanggungjawab, saya merasa menemukan diri saya dan kekuatan-kekuatan yang saya miliki, yang kerap kali tidak saya sadari. Saya tidak suka proyek-proyek jangka panjang, karena kadang-kadang saya gila kerja, dan tidak punya cukup kesabaran untuk mengikuti itu semua.Saya bukan jenis orang yang bisa melakukan sesuatu dengan serbaserempak. Saya tidak bisa makan sambil membaca koran atau menonton televisi. Bahkan saya tidak bisa menulis sambil mendengarkan musik atau membaca sambil mendengarkan musik.Saya penikmat kopi, terutama kopi hasil racikan saya sendiri. Saya suka memasak apalagi jika berbahan ikan laut. Tempat favorit saya adalah kamar saya sendiri dan stasiun kereta api. Saya tahan berminggu-minggu berada di dalam kamar, sendirian. Saya juga sangat menikmati kesendirian di stasiun kereta api, bisa sampai beberapa hari, terutama di stasiun kereta api Gubeng, Surabaya.Saya gampang sekali suntuk. Jika sudah seperti itu, paling-paling yang bisa saya kerjakan hanyalah menonton televisi dan film di dalam kamar, atau pergi ke toko buku, berkeliling dari satu rak ke rak yang lain, berbelanja buku sebanyak-banyaknya, capek, lalu pulang.Saya menyukai perjalanan, terutama dengan menggunakan moda transportasi darat dan laut. Saya suka naik kereta api dan kapal laut. Di dalam hal ini, saya suka kelambatan, saya menikmati perjalanan itu sendiri dan bukan tujuan, peristiwa-peristiwa di sekitar, dan momen-momen yang bergerak lambat.Untuk menjaga kesehatan, saya hanya melakukan dua hal: rajin minum air putih dan rajin melakukan yoga.
Tentu saja, dua hal itu kadang tidak cukup untuk menghadang datangnya penyakit ke tubuh saya. Sejak kecil, saya selalu terobsesi kepada orang-orang yang sedang merokok, dan dalam usia yang relatif muda saya sudah menghisap kretek. Sampai sekarang saya masih merokok, dan tidak pernah punya sedikit pun keinginan untuk berhenti melakukannya.Saya penggemar tontonan sepakbola yang saya nikmati lewat layar kaca. Dan saya punya hubungan emosional yang kuat dengan kesebelasan AS Roma, Italia. Jika AS Roma berlaga, perasaan saya berkecamuk. Dan jika AS Roma memenangi pertandingan, saya merasa hidup saya luar biasa, sebaliknya jika kalah, saya merasa hidup ini menyedihkan.
Saya percaya kepada pengaruh energi positif, kebaikan manusia dan solidaritas sosial demi masa depan kehidupan yang lebih baik, juga kebalikannya. Saya percaya kepada karma, dan kadang-kadang saya percaya kepada reinkarnasi. Saya suka berkenalan dan bekerjasama dengan orang, terutama yang merasa punya tanggungjawab dan agenda sosial. Saya suka berkenalan dengan orang-orang baru yang berenergi positif, sekaligus saya tidak pernah menyesal untuk meninggalkan orang-orang lama yang saya anggap berenergi negatif dalam hidup saya. Di dalam hidup ini, saya berusaha menjaga sikap optimistis sekalipun saya kerap didera pesimistis.
Sejak kecil sampai sekarang, entah kenapa, saya selalu menyimpan sejenis cita-cita untuk menjadi seorang detektif sekaligus seorang pembunuh bayaran.
karya-karya Puthut EA yang jadi favorit ane:
> Cinta Tak Pernah Tepat Waktu (dalam cetakan sebelumnya berjudul "Berani Beli Cinta dalam Karung?")
> Sarapan Pagi Penuh Dusta
> Isyarat Cinta yang Keras Kepala
> Dua Tangisan Pada Satu Malam
> Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali
> Makelar Politik
Quote:
Sebagai perkenalan buat agan and sistah yang ingin tau lebih banyak tentang penulis: Puthut EA(lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Maret 1977) adalah sastrawan sekaligus peneliti asli Indonesia. Sejak SMP sampai awal kuliah, ia rajin menulis geguritan (puisi di dalam bahasa Jawa) di majalah Penyebar Semangat dan Jayabaya.
Bersama sahabatnya, Coki Nasution, ia membuat buletin sastra Ajaib. Ketika kemudian Coki hijrah ke Timor Leste untuk ikut membantu kawan-kawannya di sana mengisi proses kemerdekaan, Puthut kemudian bergabung ke dalam Akademi Kebudayaan Yogyakarta (AKY) yang merupakan salah satu lembaga di bawah naungan Insist Press. Peristiwa itu terjadi pada tahun 2001. Selama di AKY, bersama teman-temannya, Puthut membuat jaringan penulis dan komunitas kreatif di berbagai daerah, membuat media alternatif ON/OFF, membuat berbagai proyek penelitian dan penerbitan buku. Di keluarga Insist itulah, Puthut terlibat berbagai proyek penelitian dan belajar menjadi pemandu berbagai pelatihan. Pada tahun 2006, ia mundur dari AKY kemudian ikut menginisiasi pembuatan komunitas Tandabaca. Sekarang aktif di LSM Indonesia Berdikari.
Selain menulis cerita pendek dan novel, ia juga menulis naskah drama. Karya dramanya berjudul Orang-orang yang Bergegas, dipentaskan di enam kota di Pulau Jawa dengan sutradara Landung Simatupang dan Puthut Buchori. Ia juga membuat prosalirik dengan judul Tanpa Tanda Seru, yang dibacakan oleh Landung Simatupang dengan direktur artistik Ong Harry Wahyu, pembacaan karya tersebut dilakukan di Jakarta. Pada tahun 2007, sebuah naskah dramanya berjudul Jam Sembilan Kita Bertemu dipentaskan di Lembaga Indonesia Perancis, Yogyakarta, oleh Teater Gardanalla dengan sutradara Joned Suryatmoko. Lewat tangan dingin Joned pula, satu naskahnya dipentaskan di gedung Societet Yogyakarta pada tanggal 6-7 Agustus 2008 dengan judul Deleilah: Tak Ingin Pulang dari Pesta. Pementasan karya tersebut atas dukungan sepenuhnya oleh panitia Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Beberapa naskah dramanya yang lain, dipentaskan secara mandiri oleh beberapa kelompok teater di berbagai tempat. Selain itu, Puthut juga pernah menulis naskah film pendek dengan judul Sinengker, yang diproduksi oleh Syarikat. Film ini telah diputar di berbagai forum di dalam dan di luar negeri.
Quote:
Sesungguhnya, aku hanya ingin kebahagiaan yang sederhana. Sesederhana membangunkan seseorang dari tidurnya di pagi hari, dan kemudian bercinta… (hal. 18)
sebagai manusia, pastinya "cinta" ga pernah lepas dari keseharian, apalagi "cinta" yang mengekori diri dari masa lalu, kenangan, yang selalu ga bisa dikendalikan.
setelah sekian lama saya hobi baca prosa, novel karya Puthut EA ini adalah novel FAVORIT pertama saya. begitu saya membacanya, saya langsung disuguhi dengan sebuah prolog yang begitu menarik, sederhana, sekaligus mengena.
novel ini yang mengantar saya pada sebuah "jalan" yang kurang lebih sama dengan sajian cerita-ceritanya.
Nah, tujuan saya membuat thread ini bukanlah sebagai review atas novel tersebut, tapi lebih mengkhususkan pada efek-efek perasaan yang datang setelah membacanya.
bagi agan and sistah silakan share juga pengalaman dan kesan-kesan yang didapat setelah membaca karya-karya penulis. ga harus novel yang ini aja loh, yang penting karyanya Puthut EA.
semoga thread ini bisa menjadi ruang diskusi bagi para pecintanya.