Sigmanews- Banyak yang mungkin belum mengenal Rumah adat Tambi. Rumah tambi adalah rumah tradisional yang berada di wilayah Lore, Sulawaesi. Rumah tambi merupakan rumah panggung yang memiki atap sekaligus berguna sebagi dinding. Rumah adat tambi berasal dari dataran Napu, Tanah Lore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Rumah adat ini adalah satu-satunya yang masih tersisa di dataran Napu. Sulawesi Tengah yang dilewati sesar Palu Koro, yang sering terjadi pergeseran lempengan daratan.

Rumah model tambi ini biasa digunakan sebagai rumah kepala adat dengan jumlah anak tangga yang ganjil sedangkan untuk rakyat biasa anak tangganya berjumlah genap. Alas rumah tersebut terdiri dari balok-balok yang disusun, sedangkan pondasinya terdiri dari batu alam. Tangga untuk naik tersebut terbuat dari daun rumbia atau daun bambu yang dibelah dua. Selain itu sebagai penanda antara masyrakat yang dianggap terhormat dan masyarakat biasa saja adalah penggunaan bumbungan atap rumah rumah adat (tambi) yang tinggalin oleh para bangsawan dipasangkan tanduk kerbau, seadangkan rumah adat miliki rakyat biasa menggunakan tanduk kerbau pada bagian atapnya.

Rumah Tambi dipercaya sangat cocok dengan berbagai iklim yang ada Sulawesi karena mampu mengaplikasikan udara yang sesuai antara udara luar dan udara dalam rumah itu sendiri. Rumah Tambi belum mampu memberikan kondisi ruang interior yang senantiasa nyaman bagi penghuninya dalam periode 24 jam. Kondisi interior cenderung mengalami underheating dalam periode yang cukup lama. Ketidaknyamanan termal di dalam bangunan dikarenakan oleh keterbatasan elemen-elemen desain Rumah Tambi dalam memodifikasi iklim luar yang tergolong dingin. Hasil studi lapangan dan studi simulasi juga menunjukkan bahwa kondisi termal di dalam bangunan lebih baik dibandingkan dengan kondisi termal di luar bangunan. Dalam rumah tambi tidak adanya sekat yang memisahkan satu ruangan dengan yang lain dahulu mampu mengeratkan ikatan keluarga. Tergerusnya Tambi dari pemandangan sehari-hari dan digantikan oleh arsitektur bangunan yang modern serta merta membawa dampak perubahan dalam pola hidup kekeluargaan.

Bangunan rumah modern telah terdiri atas sekat-sekat. Orang tua berbeda kamar dengan anak-anak mereka. Dan anak-anak memiliki kamarnya masing-masing. Ruang kehidupan ini secara tidak langsung telah mengakui bahwa setiap orang memiliki wilayah privacy (pribadi) yang tidak boleh dimasuki oleh yang lainnya. Bahkan termasuk orang tuapun tidak boleh mengintervensinya.