- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PEMIMPIN RAKYAT BERJIWA ROCKER


TS
mr.hancock
PEMIMPIN RAKYAT BERJIWA ROCKER
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
mencoba berbagi cerita tentang biografi Pak Joko Widodo
semoga tidak repost
PEMIMPIN RAKYAT BERJIWA ROCKER

Rumah di bantaran kali
Bantaran kali anyar yang berada di utara terminal Tirtonadi
dijantung kota Solo tidak pernah terlupakan Joko, nama kecil dari Ir.H. Joko Widodo, yang juga akrab disapa Jokowi. Di area ini saat ini digunakan sebagai terminal travel daerah Gilingan, Banjarsari yang dulunya lebih dikenal dengan nama Pasar Bambu.
Menempati rumah berukuran tujuh kali tiga puluh meter, berdinding tembok, dengan bagian depan penuh dengan perabot kayu dan bambu serta furniture yang sederhana, jokowi hidup bersama orang tuanya Notomiharja dan Sujiatmi. Masa kecilnya terbilang cukup pahit mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan. Sebelum menikmati rumah yang sepenuhnya menjadi hak milik orang tuanya tersebut. Jokowi bersama keluarga hidup nomaden dengan berpindah dari satu bantaran kali ke bantaran kali lainnya.
Joko Widodo lahir di rumah sakit Brayat Minulyo, Solo pada tanggal 21 Juni 1961. Sejak lahir Jokowi sudah dibawa orang tua dan tiga saudara perempuannya untuk berpindah-pindah tempat tinggal. Tak lama akhirnya Jokowi tinggal dibantaran kali Pepe. Saat Jokowi berusia lima tahun, karena tak memiliki biaya biaya untuk membeli rumah, ayah jokowi terpaksa memboyong istri dan anak-anaknya untuk menetap sebagai penghuni liar di pasar kayu dan bambu Gilingan yang berada di selatan bantaran Kali Anyar. Di sinilah orang tua jokowi memulai usaha berjualan kayu gergajian untuk bahan baku perabot rumah tangga dengan harga yang terjangkau.
Tempaan hidup seperti ini tidak membuat Jokowi muda pesimis menjalaninya. Sebagai anak dari keluarga yang kurang mampu, dia tumbuh dengan sikap sederhana. Kondisi dan tuntutan hidup membuat Jokowi terbiasa dengan masa-masa sulit. “tiyang niku menengen, mboten nate pas-pasan (Jokowi itu orangnya pendiam, tidak pernah meminta apa-apa sama orang tuanya)”, ucap tetangganya .
Alis Hilang
Seperti layaknya anak-anak lain yang tinggal di pinggir kali, Jokowi kecil senang mandi di kali, mincing, mencari ikan cethol di Kali Anyar, mencari telur bebek di pinggir kali, main layang-layang, juga bermain sepak bola. Namanya bocah pastilah memiliki kenakalan yang unik atau sikap yang manja. Contohnya, Jokowi kecil sering menangis bila hanya sendirian di rumah, tidak ada teman seumurannya.
Sikap Jokowi yang glidik juga diakui oleh sang ibu. Suatu hari Jokowi ikut budenya ke Wonogiri dan menangis seharian. Kenapa? Ketika itu Jokowi main Long Bumbung ( meriam bambu ), tiba-tiba saat Jokowi menyulut meriam, apinya menyembul dan mengenai alis dan bulu matanya. Mukanya juga terkena sedikit percikan api.” Nah, gara-gara itu alisnya sempat hilang, karena main-main long bumbum itu,” kenang sang ibu.
Digusur
Saat duduk di kelas IV SD, Jokowi bersama ketiga saudara perempuan dan orang tuanya harus pindah rumah lagi, kali ini bukan karena tidak mampu membayar kontrakan, melainkan rumah Jokowi di gusur oleh pemerintah Surakarta tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Dari yang dia dengar kala itu, pasar kayu Gilingan akan dijadikan terminal oleh pemerintah kta setempat. Pasar kayu Gilingan pun dipindah ke bagian utara bantaran Kali Anyar.
Mereka pindah dan hanya diberikan sepetak tanah di tempat baru itu oleh pemerintah kota tanpa diberikan uang untuk membeli bahan bangunan guna membangun rumah kembali. Dan pada saat itu keluarga Jokowi menumpang dirumah kaka dari garis keturunan ibu Jokowi atau Pakde Jokowi, Wiyono. Disana mereka hanya tinggal kurang dari satu tahun setelah Jokowi menempuh kelas V SD mereka pindah untuk menempati rumah baru disebelah barat Manahan di jalan Ahmad Yani No.331 Solo. Setelah lulus SD tahun 1974 Jokowi melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 1 Surakarta. Tak berubah sejak masa SD Jokowi tetap menjadi Juara kelas.
Mengenal Musik Rock
Sedikit berbeda dengan amsa SD, pada sekolah lanjutan Jokowi lebih rajin belajar di rumah.” Di SD jarang belajar, tapi selalu juara. Tapi kalau SMP jadi lebih rajin dan sering juara keas,” kata Jokowi.
Selama di SMP pulang dan pergi sekolah Jokowi muda kadang berjalan kaki atau berboncengan sepeda dengan temannya. Disaat itulah sepulang sekolah Jokowi selalu melintasi Trencem tempat latihan grup rock terkenal di Solo pada saat itu. Di saat inilah Jokowi mulai terhipnotis dengan dunia musik khususnya musik rock. Karena sudah sangat terhipnotis terkadang Jokowi rela berjam-jam hanya untuk menonton penampilan Setiawan Jodi dan kawan-kawan grup musik rock yang menghipnotisnya.” Itu pertama kalinya saya jatuh cinta dengan musik rock,” tutur jokowi. Baginya mendengarkan musik rock sama halnya dengan membangkitkan motivasi dan spirit kehidupan. Ibunya pun bercerita selain menonton aksi grup musik di Trencem, uang hasil tabungannya pun selalu digunakan untuk membeli kaset grup musik rock. Tak heran koleksi kaset musik rock yang dimiliki Jokowi cukup banyak. Perlu diketahui tape yang digunakan Jokowi pada masa muda adalah hasil uang tabungannya sendiri.
“Musik rock adalah kebebasan. Musik rock itu liriknya liar, tegas semangat, dan mampu mendobrak perubahan,” kata Jokowi. Hingga sekarang dirinya masih menikmati musik rock klasik hingga musik rock yang di idolakan anaknya seperti Lamb Of God.
Bagi Jokowi bukanlah pecinta musik rock sejati jika tidak menggondrongkan rambut. Bahkan dengan penampilan gaya rocket itu dia selalu menjadi juara kelas dan juara umum di SMA Negeri 6 Surakarta.
UGM dan Sang Pacar
Saat berada di kelas 2 SMA, Jokowi mengambil sikap yang berbeda. Dia merasa dendam dan berusaha menunjukan yang terbaik. Hasilnya, pada saat kelulusan Jokowi menjadi juara umum dan menjadi pelajar dengan nilai terbaik. Setelah lulus tahun 1980, dirinya melanjutkan kuliah di jurusan Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM),Yogyakarta. Keputusannya untuk melanjutkan kuliah menjadikan beban tersendiri untuk ayahnya yang hanya bekerja sebagai tukang kayu geergajian yang hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Jokowi termasuk mahasiswa yang rajin kuliah saat itu. Indeks prestasinya pun terhitung lumayan tinggi. Walau punya tampang pas-pasan dengan penampilan lusuh tak terawat sejak semester pertama kuliah, Jokowi sudah punya pacar. Tak Tanggung-tanggung teman adiknya yang dia pacari.” Dia selalu dating ke rumah dengan alas an mencari adik saya”, kata Jokowi. Iriana yang sekarang menjadi istrinya dengan cepat menanggapi,” oh tidak, dia yang ngejar-ngejar saya”, sambar iriana sambil tersenyum.
Selepas kuliah di tahun 1985 Jokowi langsung mendapat pekerjaan dan harus meninggalkan Solo untuk bergabung di PT. Kertas Kraft Aceh di Aceh. Setelah menikah dengan Iriana Jokowi langsung memboyong istrinya tersebut untuk ikut tinggal di Aceh. Namun setelah Iriana hamil Jokowi memutuskan untuk kembali ke Solo.” Bapak feelingnya bagus banges, setiap yang dia lakukan kalau feeling nya bilang jalan pasti berhasil”,tutur iriana. Memang sejak bekerja di Aceh Jokowi berniat untuk membuka usaha sendiri di Solo.
Jatuh Bangun Usaha Mebel
Setengah tahun bekerja di hutan pinus Merkusi dan tinggal bersama istrinya, akhirnya Jokowi memutuskan untuk kembali ke Solo dan bekerja di perusahaan kayu Pakde Wiyono. Di perusahaan Pakde nya tersebut Jokowi bekerja sebagai bagian kepala produksi. Setelah setahun bekerja dan anak pertamanya Gibran Rakabuning lahir pada tahun 1988 Jokowi membulatkan tekad untuk memulai usaha sendiri dengan bekal pengalaman yang ada.
Tanpa modal dan dengan perjuangan serta bantuan beberapa pihak akhirnya Jokowi mendapat kredit sebesar Rp30 Juta dari salah satu bank di Solo untuk memulai usaha mebelnya. Pada lima tahun pertama Jokowi pernah tertipu oleh pembeli yang tidak membayar penjualan mebelnya. Bahkan sekita tahun 1990 Jokowi sempat menganggur selama 8 bulan karena usahanya merugi.
Nama Dari Prancis
Berawal ketika krisis ekonomi di tahun 1998 yang saat itu usaha Jokowi tetap bertahan karena usahanya yang sudah mencapai pasar eskspor. Jaringan ekonomi dan pergaulannya dengan dunia luar pun bertambah. Bahkan nama “Jokowi” didapat dari pelanggannya yang berasal dari Prancis.
Alkisah si pelanggan yang juga teman dekatnya ini merasa nama Joko sudah terlalu banyak hingga si pelanggan ini sering salah mengirim surat. “Mulai saat itu buyerprancis tersebut memanggil saya dengan nama ‘Jokowi’ untuk membedakan dengan Joko yang lainnya”. Dan nama itu pula yang hingga kini terus menempel di baju dinasnya sebagai wali kota. Hingga di kartu nama resminya sebagai wali kota tetap menggunakan nama pemberian temannya tersebut.
Menuju Solo 1
Kesuksesan usaha Jokowi kian naik hingga sampai suatu saat dia bersama rekan-rekan bisnisnya membentuk Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASPINDO) pada Juli 2002. Teman-teman pengusaha mebel pun menunjuk Jokowi sebagai Ketua Komda Solo Raya selama 2 periode yakni 2002-2004 dan 2004-2008. Disinilah karakter kepemimpinan Jokowi yang ngemong dan visioner terlihat. Hingga pada tahun 2005 Jokowi terpaksa melemparkan jabatannya tersebut hanya untuk terjun ke dunia politik untuk mencalonkan diri menjadi Wali Kota Solo. Jangankan membanyangkan menjadi wali kota, terobsesi untuk terjun ke dunia politik pun tidak terlintas di benak Jokowi apalagi untuk memimpin suatu daerah sepopuler Solo.
Permasalahan utamanya kala itu adalah kendaraan politik yang akan digunakan. Karena saat itu Jokowi sama sekali tidak berafiliasi pada partai politik manapun. Untuk menindaklanjutinya akhirnya Jokowi dipertemukan dengan ketua DPC PDI Perjuangan Solo, F.X Hadi Rudyatmo. Setelah proses pinang meminang dan menemukan kecocokan akhirnya Jokowi dan F.X Hadi Rudyatmo maju sebagai calon Ketua dan Wakil Ketua Wali Kota Solo dengan mengusung ekonomi kerakyatan dengan memprioritaskan program untuk kalangan bawah. Dan akhirnya pada pemungutan suara Pilkada Solo tanggal 27 Juni 2005 pasangan Jokowi-F.X Hadi Rudyatmo menang dengan persentase lebih dari 37%.
Menggebrak
Tidak mudah bagi Jokowi ketika pertama kali menjabat sebagai Wali kota Solo. “Banyak orang yang menyampaikan bahwa saya tidak memiliki potongan untuk menjadi Wali Kota. Selain itu, juga banyak yang meragukan karena factor body,” kata Jokowi.
Bukan Jokowi namanya kalau harus menyerah dan pesimis dengan hal baru. Akhirnya beliau membuat satu gebrakan. Gebrakan pertamanya yaitu melakukan pembenahan sistem pembuatan Kartu Tanda Penduduk(KTP) yang tadinya memakan waktu selama 2 pekan diubaha Jokowi menjadi hanya Satu Jam. Jokowi juga melakukan gebrakan pada sektor pelayanan perizinan. Hampir semua pelayanannya di obrak-abrik dan di ubah jadi lebih baik. Jika sebelumnya perizinan memakan waktu 6-8 bulan setelah dirapikan Jokowi hanya menjadi 6 hari. Hal ini dilakukan karenan Jokowi menerapkan layananone-stop service
Keterbukaan
Dalam Negara demokrasi, media massa memiliki posisi strategis dalam masyarakat. Media menjadi salah satu tonggak dari demokratiasasi, sebab media massa yang benar dianggap dapat membangun demokratisasi melalui pemberitaan sehingga mendewasakan masyarakat dalam memandang keberagaman, politik, ekonomi, social,dan budaya.
Di solo media dan wartawan saat ini ternyata mampu berpihak kepada rakyat dan memfuksikan factor ketiga fungsi instrumental media massa. Seperti yang di katakana wartawan senior harian Kedaulatan rakyat, hubungan wali kota Solo dengan wartawan cukup akrab, bahkan dalam 30 tahun terakhir Jokowi merupakan satu-satunya Wali Kota yang menjalin hubungan sangat baik dengan wartawan. Kedekatan ini tidak hanya dari sisi pribadi namun dalam interaksi kerja juga, artinya segala sesuatu yang menyangkut Solo disampaikan secara terbuka tidak ada hal yang di tutupi, kata Hari D. Utomo salah satu wartawan senior di Solo
Kritik
Menurut Pakde Hut, Jokowi juga terbuka dengan masukan dari teman-teman wartawan, bahkan kadang-kadang masukan itu juga untuk kepentingan liputan mereka. Sebagai wartawan senior yang sudah puluhan tahun bertugas di Solo, Pakde Hut pun sempat tercengang saat acara peringatan satu tahun masa jabatan Jokowi-Rudy menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo. Jokowi mengumpulkan berbagai elemen masyarakat mulai dari karyawan kantor Wali kota, pensiunan pejabat PemKot Solo, LSM, dan kelompok masyarakat lainnya untuk melakukan dialog bersama. Namun sebelum dialog dimulai Jokowi mengajukan satu syarat kepada para peserta, yakni tidak diperbolehkan menyampaikan pujian terhadap dirinya. Kritikan dan masukanlah yang wajib disampaikan dalam acara dialog bersama tersebut. Dengan kritikan tersebut, akan diketahui di mana letak kekurangan maupun kesalahannya dalam satu tahun memimpin kota Solo.
(Bersambung)
mencoba berbagi cerita tentang biografi Pak Joko Widodo
semoga tidak repost
Spoiler for no repost:
PEMIMPIN RAKYAT BERJIWA ROCKER
Spoiler for Biodata Joko Widodo:

JOKOWI
PEMIMPIN RAKYAT BERJIWA ROCKER
BAB 1
MASA KECIL HINGGA KULIAH
PEMIMPIN RAKYAT BERJIWA ROCKER
BAB 1
MASA KECIL HINGGA KULIAH
Rumah di bantaran kali
Bantaran kali anyar yang berada di utara terminal Tirtonadi
dijantung kota Solo tidak pernah terlupakan Joko, nama kecil dari Ir.H. Joko Widodo, yang juga akrab disapa Jokowi. Di area ini saat ini digunakan sebagai terminal travel daerah Gilingan, Banjarsari yang dulunya lebih dikenal dengan nama Pasar Bambu.
Menempati rumah berukuran tujuh kali tiga puluh meter, berdinding tembok, dengan bagian depan penuh dengan perabot kayu dan bambu serta furniture yang sederhana, jokowi hidup bersama orang tuanya Notomiharja dan Sujiatmi. Masa kecilnya terbilang cukup pahit mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan. Sebelum menikmati rumah yang sepenuhnya menjadi hak milik orang tuanya tersebut. Jokowi bersama keluarga hidup nomaden dengan berpindah dari satu bantaran kali ke bantaran kali lainnya.
Joko Widodo lahir di rumah sakit Brayat Minulyo, Solo pada tanggal 21 Juni 1961. Sejak lahir Jokowi sudah dibawa orang tua dan tiga saudara perempuannya untuk berpindah-pindah tempat tinggal. Tak lama akhirnya Jokowi tinggal dibantaran kali Pepe. Saat Jokowi berusia lima tahun, karena tak memiliki biaya biaya untuk membeli rumah, ayah jokowi terpaksa memboyong istri dan anak-anaknya untuk menetap sebagai penghuni liar di pasar kayu dan bambu Gilingan yang berada di selatan bantaran Kali Anyar. Di sinilah orang tua jokowi memulai usaha berjualan kayu gergajian untuk bahan baku perabot rumah tangga dengan harga yang terjangkau.
Tempaan hidup seperti ini tidak membuat Jokowi muda pesimis menjalaninya. Sebagai anak dari keluarga yang kurang mampu, dia tumbuh dengan sikap sederhana. Kondisi dan tuntutan hidup membuat Jokowi terbiasa dengan masa-masa sulit. “tiyang niku menengen, mboten nate pas-pasan (Jokowi itu orangnya pendiam, tidak pernah meminta apa-apa sama orang tuanya)”, ucap tetangganya .
Alis Hilang
Seperti layaknya anak-anak lain yang tinggal di pinggir kali, Jokowi kecil senang mandi di kali, mincing, mencari ikan cethol di Kali Anyar, mencari telur bebek di pinggir kali, main layang-layang, juga bermain sepak bola. Namanya bocah pastilah memiliki kenakalan yang unik atau sikap yang manja. Contohnya, Jokowi kecil sering menangis bila hanya sendirian di rumah, tidak ada teman seumurannya.
Sikap Jokowi yang glidik juga diakui oleh sang ibu. Suatu hari Jokowi ikut budenya ke Wonogiri dan menangis seharian. Kenapa? Ketika itu Jokowi main Long Bumbung ( meriam bambu ), tiba-tiba saat Jokowi menyulut meriam, apinya menyembul dan mengenai alis dan bulu matanya. Mukanya juga terkena sedikit percikan api.” Nah, gara-gara itu alisnya sempat hilang, karena main-main long bumbum itu,” kenang sang ibu.
Digusur
Saat duduk di kelas IV SD, Jokowi bersama ketiga saudara perempuan dan orang tuanya harus pindah rumah lagi, kali ini bukan karena tidak mampu membayar kontrakan, melainkan rumah Jokowi di gusur oleh pemerintah Surakarta tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Dari yang dia dengar kala itu, pasar kayu Gilingan akan dijadikan terminal oleh pemerintah kta setempat. Pasar kayu Gilingan pun dipindah ke bagian utara bantaran Kali Anyar.
Mereka pindah dan hanya diberikan sepetak tanah di tempat baru itu oleh pemerintah kota tanpa diberikan uang untuk membeli bahan bangunan guna membangun rumah kembali. Dan pada saat itu keluarga Jokowi menumpang dirumah kaka dari garis keturunan ibu Jokowi atau Pakde Jokowi, Wiyono. Disana mereka hanya tinggal kurang dari satu tahun setelah Jokowi menempuh kelas V SD mereka pindah untuk menempati rumah baru disebelah barat Manahan di jalan Ahmad Yani No.331 Solo. Setelah lulus SD tahun 1974 Jokowi melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 1 Surakarta. Tak berubah sejak masa SD Jokowi tetap menjadi Juara kelas.
Mengenal Musik Rock
Sedikit berbeda dengan amsa SD, pada sekolah lanjutan Jokowi lebih rajin belajar di rumah.” Di SD jarang belajar, tapi selalu juara. Tapi kalau SMP jadi lebih rajin dan sering juara keas,” kata Jokowi.
Selama di SMP pulang dan pergi sekolah Jokowi muda kadang berjalan kaki atau berboncengan sepeda dengan temannya. Disaat itulah sepulang sekolah Jokowi selalu melintasi Trencem tempat latihan grup rock terkenal di Solo pada saat itu. Di saat inilah Jokowi mulai terhipnotis dengan dunia musik khususnya musik rock. Karena sudah sangat terhipnotis terkadang Jokowi rela berjam-jam hanya untuk menonton penampilan Setiawan Jodi dan kawan-kawan grup musik rock yang menghipnotisnya.” Itu pertama kalinya saya jatuh cinta dengan musik rock,” tutur jokowi. Baginya mendengarkan musik rock sama halnya dengan membangkitkan motivasi dan spirit kehidupan. Ibunya pun bercerita selain menonton aksi grup musik di Trencem, uang hasil tabungannya pun selalu digunakan untuk membeli kaset grup musik rock. Tak heran koleksi kaset musik rock yang dimiliki Jokowi cukup banyak. Perlu diketahui tape yang digunakan Jokowi pada masa muda adalah hasil uang tabungannya sendiri.
“Musik rock adalah kebebasan. Musik rock itu liriknya liar, tegas semangat, dan mampu mendobrak perubahan,” kata Jokowi. Hingga sekarang dirinya masih menikmati musik rock klasik hingga musik rock yang di idolakan anaknya seperti Lamb Of God.
Bagi Jokowi bukanlah pecinta musik rock sejati jika tidak menggondrongkan rambut. Bahkan dengan penampilan gaya rocket itu dia selalu menjadi juara kelas dan juara umum di SMA Negeri 6 Surakarta.
UGM dan Sang Pacar
Saat berada di kelas 2 SMA, Jokowi mengambil sikap yang berbeda. Dia merasa dendam dan berusaha menunjukan yang terbaik. Hasilnya, pada saat kelulusan Jokowi menjadi juara umum dan menjadi pelajar dengan nilai terbaik. Setelah lulus tahun 1980, dirinya melanjutkan kuliah di jurusan Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM),Yogyakarta. Keputusannya untuk melanjutkan kuliah menjadikan beban tersendiri untuk ayahnya yang hanya bekerja sebagai tukang kayu geergajian yang hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Jokowi termasuk mahasiswa yang rajin kuliah saat itu. Indeks prestasinya pun terhitung lumayan tinggi. Walau punya tampang pas-pasan dengan penampilan lusuh tak terawat sejak semester pertama kuliah, Jokowi sudah punya pacar. Tak Tanggung-tanggung teman adiknya yang dia pacari.” Dia selalu dating ke rumah dengan alas an mencari adik saya”, kata Jokowi. Iriana yang sekarang menjadi istrinya dengan cepat menanggapi,” oh tidak, dia yang ngejar-ngejar saya”, sambar iriana sambil tersenyum.
Selepas kuliah di tahun 1985 Jokowi langsung mendapat pekerjaan dan harus meninggalkan Solo untuk bergabung di PT. Kertas Kraft Aceh di Aceh. Setelah menikah dengan Iriana Jokowi langsung memboyong istrinya tersebut untuk ikut tinggal di Aceh. Namun setelah Iriana hamil Jokowi memutuskan untuk kembali ke Solo.” Bapak feelingnya bagus banges, setiap yang dia lakukan kalau feeling nya bilang jalan pasti berhasil”,tutur iriana. Memang sejak bekerja di Aceh Jokowi berniat untuk membuka usaha sendiri di Solo.
BAB II
Dari Tukang Kayu Menjadi Wali kota
Dari Tukang Kayu Menjadi Wali kota
Jatuh Bangun Usaha Mebel
Setengah tahun bekerja di hutan pinus Merkusi dan tinggal bersama istrinya, akhirnya Jokowi memutuskan untuk kembali ke Solo dan bekerja di perusahaan kayu Pakde Wiyono. Di perusahaan Pakde nya tersebut Jokowi bekerja sebagai bagian kepala produksi. Setelah setahun bekerja dan anak pertamanya Gibran Rakabuning lahir pada tahun 1988 Jokowi membulatkan tekad untuk memulai usaha sendiri dengan bekal pengalaman yang ada.
Tanpa modal dan dengan perjuangan serta bantuan beberapa pihak akhirnya Jokowi mendapat kredit sebesar Rp30 Juta dari salah satu bank di Solo untuk memulai usaha mebelnya. Pada lima tahun pertama Jokowi pernah tertipu oleh pembeli yang tidak membayar penjualan mebelnya. Bahkan sekita tahun 1990 Jokowi sempat menganggur selama 8 bulan karena usahanya merugi.
Nama Dari Prancis
Berawal ketika krisis ekonomi di tahun 1998 yang saat itu usaha Jokowi tetap bertahan karena usahanya yang sudah mencapai pasar eskspor. Jaringan ekonomi dan pergaulannya dengan dunia luar pun bertambah. Bahkan nama “Jokowi” didapat dari pelanggannya yang berasal dari Prancis.
Alkisah si pelanggan yang juga teman dekatnya ini merasa nama Joko sudah terlalu banyak hingga si pelanggan ini sering salah mengirim surat. “Mulai saat itu buyerprancis tersebut memanggil saya dengan nama ‘Jokowi’ untuk membedakan dengan Joko yang lainnya”. Dan nama itu pula yang hingga kini terus menempel di baju dinasnya sebagai wali kota. Hingga di kartu nama resminya sebagai wali kota tetap menggunakan nama pemberian temannya tersebut.
Menuju Solo 1
Kesuksesan usaha Jokowi kian naik hingga sampai suatu saat dia bersama rekan-rekan bisnisnya membentuk Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASPINDO) pada Juli 2002. Teman-teman pengusaha mebel pun menunjuk Jokowi sebagai Ketua Komda Solo Raya selama 2 periode yakni 2002-2004 dan 2004-2008. Disinilah karakter kepemimpinan Jokowi yang ngemong dan visioner terlihat. Hingga pada tahun 2005 Jokowi terpaksa melemparkan jabatannya tersebut hanya untuk terjun ke dunia politik untuk mencalonkan diri menjadi Wali Kota Solo. Jangankan membanyangkan menjadi wali kota, terobsesi untuk terjun ke dunia politik pun tidak terlintas di benak Jokowi apalagi untuk memimpin suatu daerah sepopuler Solo.
Permasalahan utamanya kala itu adalah kendaraan politik yang akan digunakan. Karena saat itu Jokowi sama sekali tidak berafiliasi pada partai politik manapun. Untuk menindaklanjutinya akhirnya Jokowi dipertemukan dengan ketua DPC PDI Perjuangan Solo, F.X Hadi Rudyatmo. Setelah proses pinang meminang dan menemukan kecocokan akhirnya Jokowi dan F.X Hadi Rudyatmo maju sebagai calon Ketua dan Wakil Ketua Wali Kota Solo dengan mengusung ekonomi kerakyatan dengan memprioritaskan program untuk kalangan bawah. Dan akhirnya pada pemungutan suara Pilkada Solo tanggal 27 Juni 2005 pasangan Jokowi-F.X Hadi Rudyatmo menang dengan persentase lebih dari 37%.
Menggebrak
Tidak mudah bagi Jokowi ketika pertama kali menjabat sebagai Wali kota Solo. “Banyak orang yang menyampaikan bahwa saya tidak memiliki potongan untuk menjadi Wali Kota. Selain itu, juga banyak yang meragukan karena factor body,” kata Jokowi.
Bukan Jokowi namanya kalau harus menyerah dan pesimis dengan hal baru. Akhirnya beliau membuat satu gebrakan. Gebrakan pertamanya yaitu melakukan pembenahan sistem pembuatan Kartu Tanda Penduduk(KTP) yang tadinya memakan waktu selama 2 pekan diubaha Jokowi menjadi hanya Satu Jam. Jokowi juga melakukan gebrakan pada sektor pelayanan perizinan. Hampir semua pelayanannya di obrak-abrik dan di ubah jadi lebih baik. Jika sebelumnya perizinan memakan waktu 6-8 bulan setelah dirapikan Jokowi hanya menjadi 6 hari. Hal ini dilakukan karenan Jokowi menerapkan layananone-stop service
BAB III
Jokowi, Media, dan Wartawan
Jokowi, Media, dan Wartawan
Keterbukaan
Dalam Negara demokrasi, media massa memiliki posisi strategis dalam masyarakat. Media menjadi salah satu tonggak dari demokratiasasi, sebab media massa yang benar dianggap dapat membangun demokratisasi melalui pemberitaan sehingga mendewasakan masyarakat dalam memandang keberagaman, politik, ekonomi, social,dan budaya.
Di solo media dan wartawan saat ini ternyata mampu berpihak kepada rakyat dan memfuksikan factor ketiga fungsi instrumental media massa. Seperti yang di katakana wartawan senior harian Kedaulatan rakyat, hubungan wali kota Solo dengan wartawan cukup akrab, bahkan dalam 30 tahun terakhir Jokowi merupakan satu-satunya Wali Kota yang menjalin hubungan sangat baik dengan wartawan. Kedekatan ini tidak hanya dari sisi pribadi namun dalam interaksi kerja juga, artinya segala sesuatu yang menyangkut Solo disampaikan secara terbuka tidak ada hal yang di tutupi, kata Hari D. Utomo salah satu wartawan senior di Solo
Kritik
Menurut Pakde Hut, Jokowi juga terbuka dengan masukan dari teman-teman wartawan, bahkan kadang-kadang masukan itu juga untuk kepentingan liputan mereka. Sebagai wartawan senior yang sudah puluhan tahun bertugas di Solo, Pakde Hut pun sempat tercengang saat acara peringatan satu tahun masa jabatan Jokowi-Rudy menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo. Jokowi mengumpulkan berbagai elemen masyarakat mulai dari karyawan kantor Wali kota, pensiunan pejabat PemKot Solo, LSM, dan kelompok masyarakat lainnya untuk melakukan dialog bersama. Namun sebelum dialog dimulai Jokowi mengajukan satu syarat kepada para peserta, yakni tidak diperbolehkan menyampaikan pujian terhadap dirinya. Kritikan dan masukanlah yang wajib disampaikan dalam acara dialog bersama tersebut. Dengan kritikan tersebut, akan diketahui di mana letak kekurangan maupun kesalahannya dalam satu tahun memimpin kota Solo.
(Bersambung)
0
3.3K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan