Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eCIPUTRA.comAvatar border
TS
eCIPUTRA.com
Batuscen, Baterai Ramah Lingkungan
Batuscen, Baterai Ramah Lingkungan

"Batuscen " alias Baterai Kaktus Centong adalah nama yang diberikan untuk baterai ramah lingkungan hasil temuan tiga mahasiswa Universitas Brawijaya: Riska Amalia, Susilowati, dan Windy Antika.

Riska mengungkapkan, batuscen terinspirasi dari banyaknya kaktus centong yang tumbuh di tempat tinggalnya Magetan namun tidak pernah dimanfaatkan. Di sisi lain, selama ini baterai yang beredar di masyarakat terbuat dari bahan kimia yang limbahnya mencemari lingkungan.

"Karena terbuat dari tumbuhan, limbah batuscen tidak mencemari lingkungan," kata Riska.

Selain itu, menurutnya batuscen juga tahan lama. Jika baterai 1.5-3 volt di pasaran bisa tahan dua hari untuk lampu yang menyala terus menerus, maka batuscen bisa bertahan hingga tiga bulan.

Batuscen dibuat dengan memarut kaktus centong hingga menjadi partikel yang lebih kecil, kemudian dimasukkan ke wadah aki bekas motor. Katoda batuscen dibuat dari tembaga sementara anodanya dari seng dan ditancapkan ke masing-masing sel aki yang telah diisi parutan kaktus centong. Dengan memakai rangkaian seri untuk setiap selnya, dua buah aki batuscen diparalelkan.

Tegangan yang dihasilkan batuscen pada tiap-tiap sel mencapai 1.6 volt. Untuk dua aki batuscen yang dibuat Riska dan timnya, dapat menghasilkan tegangan listrik hingga 19.2 volt. Ini setara dengan tegangan untuk menyalakan 25 lampu LED, 1 jam digital, 1 kalkulator digital dan 1 jam dinding.

Untuk membuat dua batuscen, menurut Riska membutuhkan sekitar 12 kaktus centong. Dalam pengerjaan tersebut ia pun berbagi dengan partnernya. Susilowati dari Teknik Kimia meneliti kandungan dan potensi aliran listrik dalam kaktus. Sementara Windy dari Statistika merekapitulasi data hasil penelitian seperti data tegangan, populasi, sampel dan variablenya. Riska sendiri, kebagian menentukan jenis rangkaian listrik dan membuat purwarupa batuscen.

Pemilihan kaktus centong didasarkan pada penelitiannya terdahulu yang membandingkan kaktus centong dengan kaktus hias dan kaktus bintang. Dibanding kedua varian kaktus tersebut, menurutnya kaktus centong menghasilkan voltase paling besar. Selain itu, ia juga membandingkan hasil penelitiannya ini dengan penelitian sebelumnya, dimana baterai dibuat dari kulit pisang dan belimbing. Dibanding kedua bahan tersebut, diketahui bahwa kaktus centong memiliki kandungan kation penghasil listrik yang paling tinggi.

Karena berbagai kelebihannya, batuscen telah mengantarkan Riska dan timnya meraih juara II dalam Innovative Material Engineering Competition (IMEC). IMEC adalah kompetisi di bidang inovasi penemuan sumber energi baru yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Atas prestasi tersebut, Riska dan rekannya tidak lantas berpuas diri. Ia masih berharap dapat memperbaiki kemasan batuscen yang semula dari aki motor bekas menjadi kemasan yang lebih berestetika, lebih ramah lingkungan dan praktis. (as)

Selengkapnya
Diubah oleh eCIPUTRA.com 29-05-2013 07:56
0
880
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan