Didirikan nya Kaskus
KASKUS didirikan pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat. Mulanya Andrew Darwis, Ronald, dan Budi membuat KASKUS untuk memenuhi tugas kuliah mereka. KASKUS sendiri bertujuan untuk mengobati kerinduan mahasiswa Indonesia di luar negeri akan Indonesia melalui berita-berita Indonesia yang diterjemahkan.
Quote:
Bertahannya Kaskus
Setelah berjalan beberapa lama, Budi dan Ronald mengundurkan diri karena menganggap Kaskus sama sekali tidak menghasilkan keuntungan, hanya menghabiskan waktu yang mereka punya. Hanya Andrew yang kemudian bertahan, namun Kaskus terpaksa vakum selama 8 bulan.
“Lalu Ken datang ke Amerika dan memberitahu saya hal penting,” ujar Andrew. “Dia bilang kalau penggemar Kaskus di Indonesia cukup besar,” lanjutnya. Ken yang juga sepupu dari Andrew memaksanya untuk pulang dan mengaktifkan Kaskus kembali. “Sayang teknologinya sudah ada tapi tidak dipakai,” saran Ken.
Kaskus kemudian diaktifkan kembali dengan konsep berbeda. Situs ini tak lagi diisi oleh berita-berita CNN, melainkan menjadi sebuah forum di mana tulisan-tulisan diposting sendiri oleh para kaskuser (pengguna Kaskus). Konsep tersebut membuat pengunjung Kaskus meningkat. “Orang Indonesia memang dasarnya cerewet makanya ketika konsep diganti menjadi forum online, makin tambah ramai,” ujar Andrew sambil tertawa.
Quote:
Kaskus Kebanjiran Konten-Konten Porno
Dibukanya kebebasan bagi para member untuk memposting tulisan mereka, membuat Kaskus kebanjiran konten-konten porno. Hal ini yang mendorong Andrew untuk menyediakan rubrik khusus berbau seks dengan nama BB-17. “Bila di sejumlah wilayah Indonesia ada wilayah lokalisasi PSK, di situs ini kami juga menyediakan lokalisasi untuk konten-konten porno itu daripada mereka memposting semua konten itu di sembarang tempat (rubrik-red),” ujarnya.
Sejak saat itu diakui Andrew, Kaskus identik dengan situs porno, padahal masih banyak rubrik lain yang bermamfaat. Namun, di tahun 2008 ketika kembali ke Indonesia, pada saat bersamaan terbit UU ITE. Sebagai bentuk kesadaran, Andrew mengambil keputusan untuk menghapuskan BB-17 dan membersihkan Kaskus dari konten porno.
“Anehnya pengunjung Kaskus bukannya berkurang tapi malah bertambah terutama member perempuannya,” tuturnya. Dari sebelumnya hanya 400 ribu pengguna meningkat menjadi 960 ribu pada 2009, di mana 75%-nya adalah pengunjung loyal. Selain itu 95% server yang digunakan Kaskus dipindahkan dari Amerika ke Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas akses pengguna.
Seiring dengan bertambahan jumlah kaskuser, konsep situs Kaskus pun mulai cenderung berubah sebagai market place. Lambat laun banyak yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di Kaskus. “Seorang kaskuser ada yang menjual keripik pisang di Kaskus dan jualannya sangat laku hingga 3.000 order per hari, tak hanya itu ada pula yang kerjaannya menjual kamera di Kaskus dan setiap minggu dia bisa menghasilkan omset hingga 100 juta rupiah,” tutur Andrew.
“Kami senang karena situs yang kami buat ini bisa membantu orang lain dan berperan serta memajukan “ekonomi kerakyatan,” canda Andrew.
Seiring dengan bertambahan jumlah kaskuser, konsep situs Kaskus pun mulai cenderung berubah sebagai market place. Lambat laun banyak yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di Kaskus. “Seorang kaskuser ada yang menjual keripik pisang di Kaskus dan jualannya sangat laku hingga 3.000 order per hari, tak hanya itu ada pula yang kerjaannya menjual kamera di Kaskus dan setiap minggu dia bisa menghasilkan omset hingga 100 juta rupiah,” tutur Andrew.
Quote:
Andrew Dan Para Member Kaskus
Demi mempertahankan member yang sudah ada, Andrew dan Ken memiliki trik tersendiri. Mereka berusaha untuk mendekatkan diri kepada para member dan mau mendengarkan serta merespon keluhan yang mereka sampaikan dengan baik. “Lagipula Andrew gampang dikontak sehingga member memiliki ikatan yang kuat dengan kami,” sahut Ken.
Menurut Ken industri kreatif seperti yang mereka lakukan saat ini memiliki prospek bisnis yang bagus. “Bisnis ini ibarat tanah kosong di Sudirman yang di masa datang, nilainya akan semakin tinggi,” ungkap Ken. Menurutnya dalam bisnis internet, pengusaha bisa melakukan trial and error dengan mudah, sehingga mereka tidak perlu takut gagal karena tidak ada konsekuensi materil yang besar. Namun menurut Ken agar industri seperti ini bisa maju, harus dilakukan oleh banyak pemain secara massal untuk menghasilkan persaingan yang luas dan ketat.
“Harus ada keinginan kuat dari masyarakat Indonesia untuk mengembangkan industri kreatif ini. Sehingga pada saatnya nanti masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mengakses situs buatan luar negeri,” ujar Ken. Bahkan boleh jadi nantinya situs Indonesia pun digemari masyarakat dunia.
Quote:
Keberhasilan Andrew Darwis
Hebatnya, tidak sampai satu tahun, Kaskus sudah banyak dipercaya klien-klien besar. Berkat kepercayaan para klien itulah, maka Kaskus resmi menjadi perusahaan profesional di bawah bendera PT Darta Media Indonesia. Saat ini tercatat Kaskus memiliki 3.730.031 member dan akan terus bertambah tiap detiknya.
Keberhasilan Andrew membangun komunitas online juga dianugerahi berbagai penghargaan. Sebut saja The Best Indonesian Communities for 2005 and 2006 versi Alexa.com dan Wikipedia.
Microsoft dengan nominasi Kaskus Indonesia Innovative Top Web Site di tahun 2008. Indosat dengan nominasi Kaskus The Online Inspiring Award di tahun 2009.
Saat ini, untuk menjalankan Kaskus, Andrew sudah dibantu dengan 30 orang karyawan yang terbagi dalam tim pemasaran, penjualan, IT, dan kreatif.
Pada tahun 2009, penghasilan Andrew dari Kaskus adalah sekitar Rp 600 juta per bulan. Andrew juga mengaku akan terus mengembangkan situsnya dan mulai mengincar pengguna internet luar negeri dalam Kaskus.