- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hot++ Gemulai tubuhnya bikin ente klepek-klepek............


TS
celeng.boneng
Hot++ Gemulai tubuhnya bikin ente klepek-klepek............
Quote:
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.

Mari melestarikan budaya bangsa dengan mengenal para maestro tari Indonesia:
Spoiler for MAESTRO TARI:

Theodora Retna Maruti
Theodora Retno Maruti (lahir di Solo, Jawa Tengah, 8 Maret 1947; umur 66 tahun) adalah seorang seniman tari dan maestro tari Jawa klasik gaya Surakarta. Retno Maruti juga seorang koreografer yang mengembangkan tari Jawa klasik yang dianggap kuno menjadi memukau selera penonton modern dalam beberapa pagelaran monumental. Selain mampu menampilkan seni tradisi dengan suatu kedalaman rasa secara kreatif, Retno Maruti juga berhasil melahirkan seniman dan penari klasik muda.
Retno Maruti menikah dengan Arcadilus Sbaik Sudiharto yang juga merupakan seorang penari. Keduanya sanggar tari Padnecwara tahun 1976. Di bawah panji Padnecwara, Retno telah melakukan berbagai pagelaran hampir setiap tahun.
Pada tahun 2005, Akademi Jakarta memberikan penghargaan Life Achievement kepada Retno Maruti yang dianggap sebagai seniman/budayawan yang telah memenuhi syarat dalam kualitas tinggi, kontinyuitas dalam berkarya, serta pengabdian di bidang seni dan budaya.
Spoiler for MAESTRO TARI:


Nungki Kusumastuti
Siti Nurchaerani Kusumastuti atau lebih dikenal dengan nama Nungki Kusumastuti (lahir di Banda Aceh, Aceh, 29 Desember 1958; umur 54 tahun) adalah seorang penari dan pemeran wanita asal Indonesia. Pada awalnya ia dikenal luas sebagai penari di istana negara. Selain itu, ia juga bekerja sebagai dosen di Institut Kesenian Jakarta.
Spoiler for MAESTRO TARI:

Theresia Suharti
Theresia Suharti adalah putri kedua dari seniman karawitan Sastrapustaka. Lahir di Yogyakarta 59 tahun yang lalu. Alumni Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta ini adalah dosen senior di Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta. Sejak muda sudah jatuh cinta kepada dunia tari terlebih tari klasik gaya Yogyakarta. Tercatat beberapa gurunya yang andil dalam mengajar tari antara lain Jaya Mangkurejuna, BRAY. Yudonegoro, KRT. Sasmintadipura, Soedarso Pringgobroto, dan GBPH Suryobrongto. Gaya tari dari berbagai daerah juga dipelajarinya antara lain belajar tari gaya Surakarta kepada Ibu Joko Suharjo, RT. Koesoemokesowo, dan S. Ngaliman. Enoch Atmadibrata dan Sutarya adalah gurunya tari gaya Sunda, sedangkan I Gusti Ngurah Suparta, I Gusti Ayu Kadek Adri dan I Ketut Sunaka adalah guru Suharti dalam bidang Tari Bali. Suharti tidak hanya belajar tari tardisional dari berbagai gaya, tetapi juga pernah belajar Modern Dance kepada Sheryl Cuttler. Suharti juga belajar tembang Jawa antara lain kepada RL. Pustakamardawa, KRT. Madukusuma, KPH. Natapraja, Pudjowijono, Hadi Sukatno, C. Hardjo Soebroto, Satro Wiryono, Praptodiharjo, Banjaransari dan Basoeki Koeswaraga.
Spoiler for MAESTRO TARI:

Didik Nini Thowok
Didik Hadiprayitno, SST (dengan nama lahir Kwee Tjoen Lian, lalu Kwee Tjoen An) yang lebih dikenal sebagai Didik Nini Thowok (lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 13 November 1954; umur 58 tahun) adalah penari, koreografer, komedian, pemain pantomim, penyanyi, dan pengajar.
Beberapa bulan setelah mulai kuliah, Didik menerima tawaran dari kakak angkatannya, Bekti Budi Hastuti (Tutik) untuk membantu dalam fragmen tari Nini Thowok bersama Sunaryo. Nini Thowok atau Nini Thowong adalah semacam permainan jailangkung yang biasa dimainkan masyarakat Jawa tradisional. Pementasan ini sangat sukses. Kesuksesannya membawa trio tersebut pentas diberbagai acara. Merekapun mengemas pertunjukan mereka dengan konsep yang lebih matang. Saat Sunaryo mengundurkan diri, posisinya digantikan Bambang Leksono Setyo Aji, teman sekos Didik. Mereka lantas menyebut kelompok mereka sebagai Bengkel Nini Thowok. Dan di belakang nama mereka melekat nama tambahan Nini Thowok (berarti: "nenek yang menyeramkan"). Setelah itu, karier Didik Nini Thowok sebagai penari terus berlanjut, bahkan Didik sering muncul di televisi.
Didik terus mengembangkan kemampuan tarinya dengan berguru ke mana-mana. Didik berguru langsung pada maestro tari Bali, I Gusti Gde Raka, di Gianyar. Ia juga mempelajari tari klasik Sunda dari Endo Suanda; Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan yang dipelajarinya dari tokoh besar Topeng Cirebon, Ibu Suji. Saat pergi ke Jepang, Didik mempelajari tari klasik Noh (Hagoromo), di Spanyol, ia pun belajar tari Flamenco.
Spoiler for MAESTRO TARI:

Sardono Waluyo Kusumo
Sardono Waluyo Kusumo (lahir di Solo, 6 Maret 1945; umur 68 tahun) adalah seorang penari, koreografer, dan sutradara film asal Indonesia. Ia adalah salah seorang tokoh tari kontemporer Indonesia.
Sardono pertama kali belajar menari tarian klasik Jawa 'alusan' pada R.T. Kusumo Kesowo (master tari kraton Surakarta). Pada tahun 1961, R.T. Kusumo Kesowo menciptakan sendratari kolosal Ramayana yang dipentaskan di Candi Prambanan. Tari kolosal ini melibatkan 250 penari dengan dua set orkestra gamelan. Sardono diserahi tugas untuk menarikan tokoh Hanoman - meskipun ia terlatih sebagai penari 'alusan' bukan 'gagahan'. Pada awalnya ia kecewa, namun tugas ini memberinya inspirasi untuk mengadaptasi gerakan Hanoman di tari Jawa dengan silat yang ia pelajari sejak umur 8 tahun setelah ia melihat komik Tarzan.
Pada tahun 1968 ia menjadi anggota termuda IKJ pada usia 23 tahun. Pada tahun 1970-an ia mendirikan Sardono Dance Theatre. Sardono pernah mendapatkan penghargaan Prince Claus Awards dari Kerajaan Belanda pada tahun 1997. Sejak 14 Januari 2004 ia adalah Guru Besar Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Spoiler for MAESTRO TARI:

Mimi Rasinah
Rasinah yang akrab dipanggil Mimi Rasinah (lahir di Indramayu, 3 Februari 1930 – meninggal di Indramayu, 7 Agustus 2010 pada umur 80 tahun) adalah seorang empu tari topeng Cirebon, satu-satunya yang tersisa sejak wafatnya Sawitri, penari topeng Cirebon asal Losari pada 1999.
Dari kecil Mimi sudah menggeluti tari topeng yang diajarkan ayahnya. Pada umur 5 tahun ia sudah diajarkan menari oleh ayahnya yang berprofesi sebagai dalang dan ibunya yang berprofesi sebagai dalang ronggeng. Menginjak Mimi Rasinah berusia 7 tahun, ia mulai berkeliling untuk bebarangan atau mengamen tari topeng. Ketika bangsa Jepang sampai ke Indramayu, rombongan topeng ayahnya dituduh oleh Jepang sebagai mata-mata, sehingga semua aksesori tari topeng dimusnahkan oleh bangsa Jepang hingga hanya satu topeng saja. Pada agresi yang kedua dengan tuduhan yang sama, ayahnya tewas ditembak oleh Belanda.
Sepeninggal ayahnya, rombongan tari topeng Rasinah dipimpin suaminya, seorang dalang wayang. Sampai tragedi G 30 S, mereka dilarang untuk manggung, karena tariannya yang membangkitkan membangkitkan syahwat dan abangan. Tak cukup badai Gestapu, pada tahun 1970-an kelompok tari topeng Rasinah semakin sepi tanggapan, pentas tarling, dangdut,dan sandiwara yang menggantikannya. Suami Rasinah akhirnya menjual seluruh topeng dan aksesoris tari sebagai modal mendirikan grup sandiwara. Rasinah berhenti menari topeng selama 20 tahun lebih, hanya menabuh gamelan saja untuk sandiwara.
Baru pada 1994, Endo Suanda dan seorang rekannya sesama dosen di STSI Bandung, Toto Amsar Suanda, "menemukan kembali" Rasinah. tarian topeng Kelana yang dipertunjukkan Rasinah membuat keduanya terpesona. Aura magis yang ada, serta karakter yang berubah-ubah sesuai dengan karakter 8 topeng yang ada, dari mulai topeng panji sampai kelana, membuatnya terpesona. Seketika itu juga semangat Rasinah untuk menari kembali bangkit, dan Rasinah mulai kembali berpentas baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian ini dibuktikan dengan mempertahankan tradisi tari ini, sehingga banyak yang menyebutnya klasik. Mimi Rasinah juga aktif mengajarkan tari topeng ke sekolah-sekolah yang ada di Indramayu.
Spoiler for MAESTRO TARI:

Mimi Sutini
Mimi Sutini lahir di Kalianyar Cirebon pada bulan Desember 1939. Darah seni mengalir dalam dirinya dari nenek dan ibunya yaitu sebagai dalang topeng. Bahkan nenek buyutnya adalah seorang penari umbul yaitu jenis kesenian Rudat yang dibawakan oleh perempuan. Ketertarikannya belajar topeng atau nopeng sudah ditekuninya sejak kecil. Tarian dan suara gamelan menjadi santapan sehari-harinya sejak masa kanak-kanak. Bermacam karakter topeng yang paling disukai adalah karakter topeng Rahwana. Sutini selain menari topeng juga menekuni jenis kesenian tayub dan juga piawai sebagai Sinden wayang. Dari kemampuannya itu Sutini sering ditanggap masyarakat yang membutuhkan. Daerah Indramayu, Cirebon dan Majalengka adalah daerah dimana Sutini menunjukkan kemampuan bakat seninya yang juga adalah pilihan hidupnya.
Spoiler for MAESTRO TARI:

Ida Bagus Oka Wirjana
Namanya adalah Ida Bagus Oka Wirjana, lahir di Blangsinga 77 tahun yang lalu. Sejak kecil belajar menari pada pamannya sendiri yaitu Ida Bagus Kompyang. Semasa kecil dia melihat Bapak Mariya menari Kebyar Duduk, di Tabanan. Sejak itu dia terdorong untuk mempelajari tarian tersebut. Beberapa gurunya antara lain, Anak Agung Gede, Cokorde Oka, Geriya, dan Keredek. Kemampuan tarinya membuat namanya dikenal dan mendapat julukan Ida Bagus Blangsinga. Kepiawaiannya menari terbukti dengan sering diundangnya dia menari di Istana Negara untuk menghibur tamu-tamu negara. Tak hanya unjuk kebolehan di dalam negeri tetapi di luar negeripun pernah dikelilinginya antara lain ke Pakistan, Belanda, Cina, India, Chekoslovakia, Singapura, Tokyo, Osaka, Hongkong, Swedia dan Hawai.
Spoiler for MAESTRO TARI:

Ni Ketut Cenik
Ni Ketut Cenik adalah seorang maestro Tari Pingit dan Legong Playon yang berasal dari pulau Dewata, Bali. Ni Ketut Cenik lahir pada tahun 1922 di Desa Batuan, Gianyar, Bali. Dia lahir di kalangan keluarga yang sangat sederhana. Ibunya memberi nama Cenik sesuai dengan tubuh mungil Ni Ketut Cenik saat lahir. Sejak bocah, Cenik sudah menunjukkan kegemarannya untuk menari. Di pojok bale banjar, di halaman depan pura, bahkan di tegalan sawah saat dia menggembala selalu saja Cenik sempatkan untuk menari. Tiap dia menari, mulutnya mengumandangkan tiruan bunyi gamelan.
Sebagai penari joget, ia selalu menari berteman kipas. Jika penari lain memainkan kipas dengan halus, Cenik memainkannya dengan sentakan-sentakan kuat. Tarian Cenik adalah gerakan yang sangat energik, ekspresif, mengesankan tarian yang kasar, diletupkan sepenuh tenaga sepanjang pertunjukan. Gaya dan gerakannya di pentas hanya menjadi miliknya. Tak seorang pun sanggup meniru, apalagi menyamai gerakan itu.
Ni Ketut Cenik memiliki semangat hidup, keanggunan dan pesona yang membuat semua orang seakan tersihir saat melihatnya menari. Dia juga seorang guru yang dihormati oleh seluruh muridnya baik yang berada di dalam maupun luar negeri.
Spoiler for MAESTRO TARI MASA DEPAN:


Sandrina Azzahra
Sandrina Mazaya Azzahra adalah gadis kecil kelahiran Bogor, 8 Juli 2001. Penampilannya yang menakjubkan dengan membawakan tari-tari tradisional telah mengantarnya menjadi Juara 1 Indonesia Mencari Bakat 3. Anak ajaib ini tinggal menunggu waktu untuk menjadi maestro tari Indonesia generasi selanjutnya.
Diubah oleh celeng.boneng 24-05-2013 18:14
0
6.4K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan