Ilmuwan Ciptakan Tinja Palsu untuk Sembuhkan Infeksi Diare Parah
TS
faqihdaendels
Ilmuwan Ciptakan Tinja Palsu untuk Sembuhkan Infeksi Diare Parah
Spoiler for "sebelumnya":
Spoiler for "semoga":
gak
Spoiler for "langsung gan":
Jakarta - Mungkin tak banyak yang tahu apa itu infeksi Clostridium difficile.
Bakteri ini mampu menghasilkan senyawa beracun yang dapat menyebabkan diare parah hingga tubuh si penderita sangat lemas.
Karena bersifat kambuhan, tim peneliti dari Kanada pun berupaya menciptakan tinja sintetis untuk mengobati infeksi tersebut.
Tinja palsu yang diberi nama 'RePOOPulate' ini didesain khusus agar dapat menggantikan tinja manusia yang dipergunakan untuk transplantasi tinja, sebuah pengobatan terobosan baru yang berhasil mengatasi infeksi Clostridium difficile yang membandel.
Bakteri Clostridium difficile bisa masuk ke dalam tubuh ketika si pasien terpapar bakteri ini sembari mengonsumsi antibiotik tertentu untuk mengobati infeksi lain.
Masalahnya karena obat- obatan itu menghancurkan bakteri pelindung yang sehat di dalam usus, Clostridium difficile pun bisa berkembang biak secara berlebihan di dalam usus besar.
Lagipula meski Clostridium difficile dapat diobati dengan jenis antibiotik yang berbeda namun infeksi yang diakibatkan bakteri ini dapat kambuh kembali ketika pengobatannya dihentikan.
Padahal infeksi ini dapat berujung pada peradangan usus parah yang mematikan. Selama ini transplantasi tinja telah berhasil melumpuhkan C. difficile dengan cara mengembangbiakkan bakteri sehat hasil donasi di dalam usus pasien, hanya saja hingga kini pasien masih merasa jijik dan sulit menerima jenis pengobatan ini.
"Masalahnya, transplantasi tinja itu masih dianggap primitif dan menjijikkan. Banyak pasien yang tidak menyukai prosedur ini, bahkan biasanya pasien baru mau menggunakannya ketika sudah putus asa, begitu pula dengan donornya, tak banyak yang benar- benar bersemangat melakukannya," papar Emma Allen-Vercoe, seorang pakar mikrobiologi dari University of Guelph yang mengembangkan tinja sintetis ini.
Tinja buatan ini sendiri terdiri atas 33 strain bakteri berbeda yang diambil langsung dari tinja pendonor lalu dikembangkan di dalam Robo-gut, sebuah sistem laboratorium yang dirancang khusus oleh Allen-Vercoe untuk menirukan kondisi sebenarnya dari usus besar manusia.
Transplantasi tinja seringkali dikenal pula dengan bacteriotherapy, yaitu dengan mentransfer bekteri ‘sehat’ dengan probiotik ke dalam usus.
"Bentuknya seperti milkshake vanila dan harus saya katakan bahwa baunya tak seburuk tinja yang sebenarnya," tukasnya tentang preparasi materi 'tinja' berisi bakteri yang berada di dalam larutan garam tebal seperti dikutip dari huffingtonpost , Jumat (11/1/2013).
Ketika digunakan, tinja sintetis tersebut akan dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui prosedur kolonoskopi (colonoscopy) seperti halnya transplantasi tinja biasa.
Bedanya, tinja ini tak perlu dipindai terlebih dulu untuk mengetahui adanya penyakit menular atau tidak di dalamnya sehingga terhitung lebih aman, pungkas Allen-Vercoe.