Miris gan... Remaja Bergizi Buruk, Tetangga Ketua DPRD Blitar
TS
dalbhoe
Miris gan... Remaja Bergizi Buruk, Tetangga Ketua DPRD Blitar
Quote:
BLITAR - Sungguh kasihan nasib Muhammad Nur Baiturrozak (13), warga Dusun Tambakboyo RT 04/RW 06, Desa Sumber, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar ini.
Di saat anak sebayanya lagi senang-senangnya bermain dengan teman-teman, ia justru harus berperang dengan penyakitnya, untuk bisa bertahan hidup.
Jangankan bermain, sekadar menggerakkan tubuhnya saja ia tak mampu. Akibatnya,segala aktivitasnya harus dibantu orangtuanya, Muhammad Taukid (53) dan Siti
Maisaroh (40), karena kini sudah tak bisa jalan lagi. Itu terjadi tatkala ia berusia 3 tahun dulu atau tahun 2003 lalu.
Kata dokter, yang menanganinya dulu, ia dikatakan menderita
gizi buruk. Karena tak punya biaya sehingga dibiarkan tanpa dengan tanpa penanganan medis.
Akibatnya, berat badannya terus menurun hingga kini tinggal 16 kg atau sebaya anak berusia 7 tahun.
Padahal, dengan usianya sekarang 13 tahun, semestinya berat normalnya berkisar antara 22 sampai 25 kg. Kalau panjangnya normal yakni 129 cm.
"Kalau dulu atau masih berusia 3 tahun, ia sempat bisa jalan. Namun, kini ia sudah tak bisa apa-apa. Sekadar bangun tidur saja harus dibantu dan kalau duduk harus bersandar," tutur ibunya.
Tak hanya badannya kian kurus, namun kian lama, perkembangan fisiknya terganggu.
Kini selain tak bisa menggerakkan tubuhnya juga tak bisa bicara lancar.
Padahal sebelum mengalami penyakit ini, ia bisa bicara apa saja, termasuk bisa memanggil nama kedua orangtuanya.
Namun kini ia cuma bisa mengucapkan kata "maim". Akibatnya, sejak kecil sampai kini, ia belum pernah mengenyam dunia pendidikan.
Di rumahnya, ia tinggal berdua dengan orangtuanya. Sebab, kakaknya sejak kecil dipelihara familinya dan disekolahkan. Ia bersama orangtuanya tinggal di rumah yang sederhana. Seukuran rumah di desa, rumah korban tak begitu luas, yakni hanya berukuran 6 x 12 m2.
Meski rumah korban di desa namun ia bertetangga dengan pejabat penting di Kabupaten Blitar. Yakni, Guntur Wahono, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, yang rumahnya hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban. Namun anehnya, penderitaan korban itu tak ada yang mendengarnya.
"Nggak ada pertolongan dari siapa-siapa pak. Sejak 2005 lalu, anak saya nggak pernah saya bawa ke dokter atau rumah sakit saja karena tak punya biaya buat berobat," akunya, melas.
Diceritakannya, awal mula penyakit yang diderita anaknya itu terjadi saat anaknya berusia 3 tahun atau 2003 lalu.Itu bermula dari anaknya menderita sakit panas dan tak sembuh-sembuh.
Selain tubuhnya panas juga disertai kejang-kejang. Karena tak punya biaya, hanya dibawa ke puskesmas setempat. Oleh puskesmas, diberi obat, yang katanya penurun panas.
Namun, panasnya juga tak menurun, justru kian parah. Tak tega melihat keluhan anaknya, meski tak punya biaya, buruh tani ini nekat membawa anaknya ke rumah sakit dan sampai akhirnya ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Hasil medisnya, anaknya menderita gizi buruk dan epilepsi sehingga harus opname. Namun, lagi-lagi karena terbentur biaya sehingga minta anaknya hanya rawat jalan. Itu pun tak bisa rutin karena menunggu sambil mengumpulkan uang.
Tiga bulan kemudian atau saat usia anaknya 3 tahun 3 bulan, baik fisik dan organ lainnya mulai tak berfungsi, di antaranya, tak bisa jalan dan bicaranya tak lancar.
Namun, karena terbentur biaya, akhirnya sejak tahun 2005 lalu dan sampai sekarang, korban hanya dibiarkan di rumah tanpa pernah lagi tersentuh dokter.
"Padahal saat lahir dulu, kondisinya normal sampai usia 3 tahun. Namun, beberapa bulan kemudian, seiring dengan perkembangan tubuhnya yang tambah kurus, ia mulai tak bisa jalan dan bicara," ungkapnya.
Mengapa tak memanfaatkan berobat gratis, ia mengaku baru dua bulan lalu mendapatkan kartu jamkesmas sehingga belum pernah dipakai.
Guntur Wahono, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, yang sekaligus tetangga korban mengaku kaget kalau tetangganya ada yang menderita gizi buruk.
Ia menyesalkan, mengapa nggak laporan ke perangkat desa. "Minimal kan lapor ke rt biar dilanjutkan ke desa sehingga kepala desa bisa memberi tahu saya. Terus terang saya kaget karena memang tak tahu," tuturnya.
Guntur berencana hari ini akan minta dinkes agar mengecek ke rumah korban dan membawanya ke RS. Sebab, di dinkes ada anggaran berobat buat orang miskin.
"Besuk (hari ini), kami tak koordinasi dengan dinkes biar diceknya apa yang dialami sebenarnya," tegas politisi PDIP ini.
Rupanya tak hanya Guntur yang tak tahu soal penyakit korban namun dinkes juga demikian. Siwi Lestari STp, Kasi Gizi Dinkes Kabupaten Blitar, mengatakan pihaknya belum tahu kalau ada warganya yang menderita gizi buruk. Rencananya, ia akan mengeceknya.
"Kami akan mengeceknya apa yang diderita korban. Tim akan
menanganinya atau bisa langsung dibawa ke RS," paparnya.
pertanyaanya mengapa selalu terlambat mereka mengetahui hal ini ya gan... setelah diberitakan dimedia baru kalang kabut... ck..ck... dimana rasa kemanusiaan mereka..??? miris banget ane bacanya gan... semoga kejadian ini bisa menjadi cambuk buat para anggota dewan lainnya untuk lebih terketuk hatinya membantu rakyat yang tidak mampu... dan semoga Muhammad Nur Baiturrozak cepat ditangani dan dapat dipulihkan dari sakitnya....
Diubah oleh dalbhoe 21-05-2013 10:09
0
2.3K
Kutip
25
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru