SUBANG-Puluhan orang Gabungan LSM, OKP dan Ormas yang tergabung dalam Komunitas Anak Muda Anti Korupsi (Kompak) mengepung Kejaksaan Negeri Subang, Kamis (16/5). menuntut penegakan supremasi hukum di Kabupaten Subang dan penuntasan perkara hukum yang sedang di berjalan di Kejaksaan.

Puluhan massa Kampak mencoba merangsek masuk ke dalam kantor Kejari Subang, namun tertahan di depan pintu gerbang Kejari karena mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Subang.

Kampak mendesak Kejari agar mengusut dugaan korupsi kasus BBWS Pondok Bali, PKBL di PT Syangyang Seri KR 1 Sukamandi, raskin di Desa Gambarsari dan Rutialhu Desa Talagsari. Mereka pun mendesak agar Kejari membuka kembali kasus dugaan korupsi PPIH serta medesak pencopotan Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Subang.

Demo sempat sedikit memas setelah salah seorang pendemo melempar air mineral ke petugas kepolisian sehingga terjadi pengejaran terhadap pelaku.
“Kami mendukung penegakan supremasi hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Subang dan menolak praktik-praktik kotor yang menyebabkan mandulnya proses hukum,” ujar Asep Sumarna Toha, koordinator aksi Kampak.

Ia pun mendesak agar mencabut tahanan kota Usep Ukaryanadan diminta segera memenjarakan dan menyita kekayaan Usep sebagai tersangka PUAP. “Kami sangat menolak adanya praktik-praktik kotor yang menyebabkan mandulnya proses hukum dan merdekanya anjing-anjing koruptor,” teriaknya.

Para pendemo kemudian diterima Kepala Kejari Subang Bambang Surya Irawan SH. Ia menegaskan bahwa proses hukum dugaan korupsi PUAP masih berjalan. Menurutnya, kasus Usep Ukaryana akan segera dilimpahkan ke pengadilan Tipikor. Sedangkan penyebab tidak dilakukan penahanan lanjutnya, berdasarkan surat edaran Jampidsus Kejaksaan Agung yang menyatakan harus mengedepankan upaya pengembalian kerugian negara.

“Kejaksaan tidak pernah mengeluarkan DPO terhadap Usep dan sekarang Kejaksaan telah menyita sejumlah aset milik Usep yang nilainya sampai satu miliar lebih. Sedangkan kerugian negara menurut audit BPKP nilainya Rp500 juta dan setelah sidang hakim yang memutuskan status hukum tanah tersebut,” terangnya.

Aset Usep yang sudah disita oleh Kejaksaan antara lain tanah seluas 4.971 m2, tanah di blok Jenggol seluas 3.410 m2, tanah di Kampung Pabuaran 1.750 m2, tanah di blok Sentul seluas 3.939 m2, tanah di blok Rawa Gintung 1.458m2, tanah di blok Krajan Tengah seluas 540/84 m2 dan jalan desa 420/170 m2 serta telah menyerahkan uang sebesar Rp300 juta. Seluruhnya lebih dari Rp1 miliar.(ded/ygo/man)

http://pasundanekspres.co.id/pasundan/8983-kompak-desak-kejari-penjarakan-usep

Mereka mendesak Kejari segera menuntaskan kasus dugaan korupsi PUAP (Program Usaha Agribisnis Pertanian) yang melibatkan kader PKS Kabupaten Subang, Usep Ukaryana,yang saat ini berstatus tahanan kota.

Tidak hanya itu, massa juga menuding lambatnya penanganan tersangka akibat adanya ‘permainan’ kotor di lembaga penegak hukum tersebut.

“Kami menuntut Kasi Pidsus untuk mundur karena telah membiarkan tersangka berstatus tahanan kota, bukannya menahannya di sel tahanan,” tegas aktivis dari LSM Kompak, Asep Sumarna di sela aksinya. (LIN)

http://fokusjabar.com/2013/05/16/tuntut-penanganan-kasus-korupsi-sejumlah-massa-geruduk-kejari-subang/

Usep Ukaryana semoga sudah sembuh dari sakit jantungnya.