Obrolan dari seorang pemuda, sebut saja namanya Bangkit & Nurani
Quote:
Bangkit: Hari apa sih ini? Jalanan kok rame banget, banyak yang upacara lagi?
Nurani: Payah nih orang kalo SD cuman numpang lewat. Ini kan hari Kebangkitan Nasional. Hari bangkitnya kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Hari lahirnya Boedi Oetomo 20 Mei 1908 yang didirikan Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA yang sekarang adalah fakultas kedokteran UI itu.
Bangkit: Oh iya. Tapi terus terang saja, tiap tahun diperingati kira-kira ada pengaruhnya nggak ya bagi bangsa ini? Kan rasanya kita sudah menganggap upacara itu sebagai formalitas saja, yang terkadang malah terasa mengganggu.
Nurani: Emang sih. Tapi tujuannya sih pasti baik, biar bangsa ini belajar dari sejarah gitu. JASMERAH. Kalo dihubung-hubungkan dengan kondisi saat ini sih, seharusnya momen ini dipakai sebagai peringatan bahwa setiap tahun harus bangkit kesadaran baru di bangsa ini.
Bangkit: Contohnya?
Nurani: Contohnya bahwa bangsa ini harus bangkit kesadarannya agar tidak menjadi bangsa pemalas lagi. Jangan mengharapkan kekayaan yang bukan hasil dari kerja keras sendiri. Banyak yang ingin kaya tanpa kerja keras, dan ini jelas tidak baik. Dan cenderung menjadi tindakan kriminal.
Bangkit: Maksudnya para koruptor dan perempuan-perempuan di sekitarnya itu ya? Tapi kalo seperti aku ini gimana? Aku kan orangnya memang suka santai, dan nggak tertarik untuk bekerja terlalu keras.
Nurani: Ya nggak papa sih. Jadi pemalas itu juga hak asasi. Cuman ya harus seimbang dan tahu diri. Kalau memang pemalas ya nggak usah ngotot ingin kaya, apalagi sampai berbuat kriminal. Ya hidup santai saja apa adanya.
Bangkit: Ngutang-ngutang dikit boleh nggak Laper nih belum sarapan.
Nurani: Puasa saja sekalian.
Sekian