- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Amerika Serikat kecam pernyataan Wali Kota Osaka


TS
riyodj
Amerika Serikat kecam pernyataan Wali Kota Osaka
Quote:
Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat, Kamis, mengecam komentar seorang wali kota Jepang, yang menyebut keberadaan "jugun ianfu" yang dipaksa untuk memberikan layanan seks dalam Perang Dunia II adalah suatu kebutuhan militer, sebagai suatu hal yang "keterlaluan".
Wali Kota Osaka Toru Hashimoto, yang komentarnya telah memicu kecaman, Kamis, menawarkan untuk bertemu dengan para mantan budak seks di masa perang untuk meminta maaf atas penderitaan mereka.
Tapi ia kembali menegaskan jika tentara Jepang bukan satu-satunya pasukan yang telah melakukan tindakan brutal pada perempuan, demikian laporan AFP.
"Komentar Wali Kota Hashimoto itu keterlaluan dan menyinggung," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki kepada wartawan.
"Sebagaimana Amerika Serikat telah nyatakan sebelumnya, apa yang terjadi di era itu pada para perempuan yang diperdagangkan untuk tujuan seksual adalah tercela dan jelas merupakan pelanggaran hak asasi manusia berat, yang sangat besar."
Washington kembali mengirim "simpati tulus dan mendalam kepada para korban, dan kami harap Jepang akan terus bekerja dengan negara-negara tetangganya untuk mengatasi ini dan masalah lain yang timbul dari masa lalu," tambah Psaki.
Sekitar 200 ribu "jugun ianfu" dari Korea, Cina, Filipina dan sejumlah negara lain dipaksa untuk bekerja di rumah bordil untuk melayani militer Jepang selama Perang Dunia II, menurut banyak sejarawan arus utama.
Penerjemah: GNC Aryani
Editor: Heppy Ratna
Wali Kota Osaka Toru Hashimoto, yang komentarnya telah memicu kecaman, Kamis, menawarkan untuk bertemu dengan para mantan budak seks di masa perang untuk meminta maaf atas penderitaan mereka.
Tapi ia kembali menegaskan jika tentara Jepang bukan satu-satunya pasukan yang telah melakukan tindakan brutal pada perempuan, demikian laporan AFP.
"Komentar Wali Kota Hashimoto itu keterlaluan dan menyinggung," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki kepada wartawan.
"Sebagaimana Amerika Serikat telah nyatakan sebelumnya, apa yang terjadi di era itu pada para perempuan yang diperdagangkan untuk tujuan seksual adalah tercela dan jelas merupakan pelanggaran hak asasi manusia berat, yang sangat besar."
Washington kembali mengirim "simpati tulus dan mendalam kepada para korban, dan kami harap Jepang akan terus bekerja dengan negara-negara tetangganya untuk mengatasi ini dan masalah lain yang timbul dari masa lalu," tambah Psaki.
Sekitar 200 ribu "jugun ianfu" dari Korea, Cina, Filipina dan sejumlah negara lain dipaksa untuk bekerja di rumah bordil untuk melayani militer Jepang selama Perang Dunia II, menurut banyak sejarawan arus utama.
Penerjemah: GNC Aryani
Editor: Heppy Ratna
Kecaman di atas dikarenakan berita ini gan.
Walikota Osaka Singgung Pelecehan Seks Pasukan AS Saat Menjajah Jepang
Quote:
Tokyo - Dikritik oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) karena pernyataannya terkait wanita penghibur saat era peperangan, Walikota Osaka Toru Hashimoto langsung memberi tanggapan. Hashimoto balik menyebut, tentara AS justru kerap melecehkan perempuan saat menduduki Jepang selama 7 tahun.
Dalam beberapa minggu terakhir, Hashimoto menjadi pusat pemberitaan karena pernyataannya yang kontroversial soal wanita penghibur saat zaman perang. Hashimoto menyebut keberadaan wanita penghibur sangat diperlukan bagi para tentara Jepang saat zaman Perang Dunia II.
Pernyataan Hashimoto tersebut menuai kritikan dari Kementerian Luar Negeri AS. Jubir Kemenlu AS, Jen Psaki menyebut pernyataan Hashimoto tersebut sangatlah keterlaluan dan menyinggung perasaan.
Namun dengan cepat, seperti dilansir AFP, Jumat (17/5/2013), Hashimoto langsung memberikan tanggapan atas kritikan AS tersebut. Melalui akun Twitternya, Hashimoto menyebut tentara AS juga menggunakan jasa para wanita penghibur Jepang.
"Biarkan saya luruskan masalah ini. Ketika Amerika menjajah Jepang, apakah mereka tidak menggunakan jasa wanita Jepang?" sebut Hashimoto kepada jutaan follower-nya.
"Saya tidak bisa diam saja, saya merasa perlu menunjukkan ketidakadilan yang dilakukan Amerika dengan mengkritik Jepang, dan mengabaikan tindakannya sendiri. Mereka (AS) harus mengakui bahwa militer AS juga melakukan hal yang sama terhadap wanita setempat, khususnya wanita-wanita Okinawa ketika mereka menjajah Jepang," imbuhnya.
Pada era Perang Dunia II, Jepang memaksa sekitar 200.000 perempuan di berbagai negara mulai dari China, Korea Selatan, Filipina, Indonesia, dan Taiwan untuk menjadi wanita penghibur bagi para tentara. Pemerintah Jepang, yang pada tahun 1993 secara resmi menyampaikan permohonan maaf atas perbuatan tersebut, sampai saat ini masih belum memberikan komentar atas pernyataan Hashimoto ini.
(nvc/ita)
Dalam beberapa minggu terakhir, Hashimoto menjadi pusat pemberitaan karena pernyataannya yang kontroversial soal wanita penghibur saat zaman perang. Hashimoto menyebut keberadaan wanita penghibur sangat diperlukan bagi para tentara Jepang saat zaman Perang Dunia II.
Pernyataan Hashimoto tersebut menuai kritikan dari Kementerian Luar Negeri AS. Jubir Kemenlu AS, Jen Psaki menyebut pernyataan Hashimoto tersebut sangatlah keterlaluan dan menyinggung perasaan.
Namun dengan cepat, seperti dilansir AFP, Jumat (17/5/2013), Hashimoto langsung memberikan tanggapan atas kritikan AS tersebut. Melalui akun Twitternya, Hashimoto menyebut tentara AS juga menggunakan jasa para wanita penghibur Jepang.
"Biarkan saya luruskan masalah ini. Ketika Amerika menjajah Jepang, apakah mereka tidak menggunakan jasa wanita Jepang?" sebut Hashimoto kepada jutaan follower-nya.
"Saya tidak bisa diam saja, saya merasa perlu menunjukkan ketidakadilan yang dilakukan Amerika dengan mengkritik Jepang, dan mengabaikan tindakannya sendiri. Mereka (AS) harus mengakui bahwa militer AS juga melakukan hal yang sama terhadap wanita setempat, khususnya wanita-wanita Okinawa ketika mereka menjajah Jepang," imbuhnya.
Pada era Perang Dunia II, Jepang memaksa sekitar 200.000 perempuan di berbagai negara mulai dari China, Korea Selatan, Filipina, Indonesia, dan Taiwan untuk menjadi wanita penghibur bagi para tentara. Pemerintah Jepang, yang pada tahun 1993 secara resmi menyampaikan permohonan maaf atas perbuatan tersebut, sampai saat ini masih belum memberikan komentar atas pernyataan Hashimoto ini.
(nvc/ita)
Sumber
Quote:
Tanda-tanda Awal mulanya peperangan antara Timur dan Barat Gan..
Spoiler for ?:
Jangan lupa comment dan kasih rating ya gan..

Diubah oleh riyodj 18-05-2013 10:39
0
1.5K
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan